Investasi Automotif Hijau Digalakkan Sejak Tahun Ini
Investasi Automotif Hijau Digalakkan Sejak Tahun Ini
A
A
A
JAKARTA - Industri automotif Indonesia digalakkan menggunakan invetasi "hijau" (ramah lingkungan) sejak tahun ini. Hal tersebut ditekankan Menteri Perindustrian Saleh Husin.
"Investasi hijau di bidang transportasi dan TIK sangat dibutuhkan untuk mendukung terwujudnya infrastruktur hijau di Indonesia," ucapnya dalam keterangan tertulis, Rabu (10/6/2015).
Pada 2015, industri nasional difokuskan kepada pengembangan multi purpose vehicle (MPV), truk dengan kapasitas hingga 24 ton, sport utility vehicle (SUV) dan sedan kecil. Semua model ini mengarah pada ramah lingkungan dan hemat BBM.
Seluruhnya juga didukung oleh industri mesin dan komponen domestik. Untuk itu, diperlukan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak.
Sementara itu, World Bank Group Managing Director Sri Mulyani Indrawati menegaskan, pertumbuhan harus bersifat inklusif dan ramah lingkungan secara berkelanjutan. Merujuk Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), antara 2010-2014, total investasi PMA yang termajuk kelompok usaha "hijau sebesar USD26,81 miliar atau sekitar Rp357,64 triliun dan PMDN Rp139 triliun.
"Investasi hijau di bidang transportasi dan TIK sangat dibutuhkan untuk mendukung terwujudnya infrastruktur hijau di Indonesia," ucapnya dalam keterangan tertulis, Rabu (10/6/2015).
Pada 2015, industri nasional difokuskan kepada pengembangan multi purpose vehicle (MPV), truk dengan kapasitas hingga 24 ton, sport utility vehicle (SUV) dan sedan kecil. Semua model ini mengarah pada ramah lingkungan dan hemat BBM.
Seluruhnya juga didukung oleh industri mesin dan komponen domestik. Untuk itu, diperlukan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak.
Sementara itu, World Bank Group Managing Director Sri Mulyani Indrawati menegaskan, pertumbuhan harus bersifat inklusif dan ramah lingkungan secara berkelanjutan. Merujuk Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), antara 2010-2014, total investasi PMA yang termajuk kelompok usaha "hijau sebesar USD26,81 miliar atau sekitar Rp357,64 triliun dan PMDN Rp139 triliun.
(dyt)
Explore More