Proyek NASA Mendesain Robot Stasiun Luar Angkasa
A
A
A
JAKARTA - Center of Excellence for Collaborative Innovation (CoECI) dari NASA, melalui NASA Tournament Lab (NTL), bekerjasama dengan Freelancer.com mendesain konsep-konsep tangan robotik bagi robot Astrobee yang akan sukses di International Space Station (ISS) dengan melakukan crowdsourcing pada lebih dari 17 juta talenta freelancer di seluruh dunia.
Konsep tangan robotik sebagai bagian dari robot generasi berikutnya yang sedang di kembangkan NASA, merupakan pengembangan robot SPHERES di Stasiun-Luar-Angkasa-Internasional (ISS). Robot Astrobee akan memiliki kemampuan bergerak dengan sendirinya di dalam stasiun luar-angkasa tanpa mengganggu sistem atau obyek di sekitarnya.
Robot tipe ini juga bervisi untuk dapat melakukan sejumlah pekerjaan yang rutin, berulang-ulang, atau sederhana tapi dalam jangka waktu lama seperti survei dan inspeksi, memberi pelayanan sebagai platform sensor yang mobile, bahkan sebagai kamera mobile untuk memfilmkan aktivitas khusus seperti astronot yang berbicara kepada anak-anak sekolah misalnya.
Astrobee akan memiliki banyak kemampuan, tapi salah satu tambahan utama adalah tangan robotik kecil dan ringan yang akan digunakan untuk hinggap dan berinteraksi dengan obyek-obyek kecil.
Dalam keterangan resminya Rabu (20/1/2015), proyek ini akan di bagi menjadi tiga fase dalam beberapa bulan kedepan:
Fase 1, mulai 14 Januari, merupakan proses registrasi yang akan membuat NASA bisa menyeleksi 30 freelancer terbaik yang akan masuk tahap pertama dari kompetisi ini
Fase 2 akan mensyaratkan setiap orang dari 30 freelancer untuk memberikan perincian bagi arsitektur sistem yang akan membuat sebuah produk lebih lengkap. NASA ingin para freelancer membantu mereka menemukan pendekatan berbeda dalam menciptakan arsitektur penguraian /pendetailan tadi dari sebuah sistem yang kompleks.
Fase 3 akan melihat NASA men-crowdsouce-kan desain secara detail terhadap banyak sub-komponen berdasarkan spesifikasi yang diciptakan 30 freelancer bersama dengan tim dari NASA yang menggunakan kumpulan talenta berjumlah lebih dari 17 juta freelancer di Freelancer.com.
“NASA dan kami telah mencapai kesuksesan dengan metode crowdsourcing sebelumnya di Freelancer.com dalam membangun model CAD untuk membantu mentraining sistem pengenalan gambar bagi astronot robotik Robonaut-2," ujar CEO dari Freelancer.com, Matt Barrie.
Matt menambahkan pihaknya sangat bersemangat untuk memasuki kumpulan talenta kolektif dari 17 juta freelancer dalam mendesain tangan robotik yang mungkin saja dapat digunakan penerus robot SPHERES di Stasiun Luar-Angkasa Internasional (ISS).
Kolaborasi baru yang ambisius ini dibangun sebagai lanjutan kolaborasi sebelumnya yang juga meng-crowdsource-kan desain Smartwatch app, dimana sangat mungkin dipergunakan para astronot dimasa depan.
Lebih dari seribu designer di bidang UX, grafik dan industri dari berbagai belahan dunia telah ambil bagian dalam tantangan-tantangan tersebut serta membantu NASA mendorong batasan-batasan imaginasi manusia serta inovasi.
"Kami percaya bahwa kompetisi NASA kali ini akan membuat para freelancer Indonesia dapat menunjukan talenta mereka kepada dunia. Ini menjadi cara menunjukan keahlian profesional Indonesia, yang kami koneksikan secara agresif dengan berbagai pemilik bisnis di berbagai belahan dunia,” kata Indonesia Country Manager dari Freelancer.com, Helma Kusuma.
Konsep tangan robotik sebagai bagian dari robot generasi berikutnya yang sedang di kembangkan NASA, merupakan pengembangan robot SPHERES di Stasiun-Luar-Angkasa-Internasional (ISS). Robot Astrobee akan memiliki kemampuan bergerak dengan sendirinya di dalam stasiun luar-angkasa tanpa mengganggu sistem atau obyek di sekitarnya.
Robot tipe ini juga bervisi untuk dapat melakukan sejumlah pekerjaan yang rutin, berulang-ulang, atau sederhana tapi dalam jangka waktu lama seperti survei dan inspeksi, memberi pelayanan sebagai platform sensor yang mobile, bahkan sebagai kamera mobile untuk memfilmkan aktivitas khusus seperti astronot yang berbicara kepada anak-anak sekolah misalnya.
Astrobee akan memiliki banyak kemampuan, tapi salah satu tambahan utama adalah tangan robotik kecil dan ringan yang akan digunakan untuk hinggap dan berinteraksi dengan obyek-obyek kecil.
Dalam keterangan resminya Rabu (20/1/2015), proyek ini akan di bagi menjadi tiga fase dalam beberapa bulan kedepan:
Fase 1, mulai 14 Januari, merupakan proses registrasi yang akan membuat NASA bisa menyeleksi 30 freelancer terbaik yang akan masuk tahap pertama dari kompetisi ini
Fase 2 akan mensyaratkan setiap orang dari 30 freelancer untuk memberikan perincian bagi arsitektur sistem yang akan membuat sebuah produk lebih lengkap. NASA ingin para freelancer membantu mereka menemukan pendekatan berbeda dalam menciptakan arsitektur penguraian /pendetailan tadi dari sebuah sistem yang kompleks.
Fase 3 akan melihat NASA men-crowdsouce-kan desain secara detail terhadap banyak sub-komponen berdasarkan spesifikasi yang diciptakan 30 freelancer bersama dengan tim dari NASA yang menggunakan kumpulan talenta berjumlah lebih dari 17 juta freelancer di Freelancer.com.
“NASA dan kami telah mencapai kesuksesan dengan metode crowdsourcing sebelumnya di Freelancer.com dalam membangun model CAD untuk membantu mentraining sistem pengenalan gambar bagi astronot robotik Robonaut-2," ujar CEO dari Freelancer.com, Matt Barrie.
Matt menambahkan pihaknya sangat bersemangat untuk memasuki kumpulan talenta kolektif dari 17 juta freelancer dalam mendesain tangan robotik yang mungkin saja dapat digunakan penerus robot SPHERES di Stasiun Luar-Angkasa Internasional (ISS).
Kolaborasi baru yang ambisius ini dibangun sebagai lanjutan kolaborasi sebelumnya yang juga meng-crowdsource-kan desain Smartwatch app, dimana sangat mungkin dipergunakan para astronot dimasa depan.
Lebih dari seribu designer di bidang UX, grafik dan industri dari berbagai belahan dunia telah ambil bagian dalam tantangan-tantangan tersebut serta membantu NASA mendorong batasan-batasan imaginasi manusia serta inovasi.
"Kami percaya bahwa kompetisi NASA kali ini akan membuat para freelancer Indonesia dapat menunjukan talenta mereka kepada dunia. Ini menjadi cara menunjukan keahlian profesional Indonesia, yang kami koneksikan secara agresif dengan berbagai pemilik bisnis di berbagai belahan dunia,” kata Indonesia Country Manager dari Freelancer.com, Helma Kusuma.
(dol)