Ayala Corporation Siap Berkecimpung di Industri Automoif ASEAN
Ayala Corporation Siap Berkecimpung di Industri Automoif ASEAN
A
A
A
KUALALUMPUR - Perusahaan besar asal Filipina, Ayala Corporation yang bergerak dalaam AC Industrial Technology Holdings (ACITH), siap mengembangkan pusat produksi mobil bagi Asia Tenggara.
Kepala ACITH, Arthur Tan, dalam wawancara dengan menuturkan mereka siap berinvestasi hingga USD 100 juta untuk berbisnis automotif di ASEAN. Perusahaan ini kini sedang mengadakan pembicaraan dengan "lebih dari tiga" perusahaan kendaraan asing untuk kerjasama dengan berbagi saham sebanyak 50% bersama AC Industrial. Tanpa menyebut setiap nama yang terlibat dengan diskusi bersama ACITH,
" Dengan Volkswagen yang berlangsung sejak tahun 2013 masih berjalan sampai sekarang," tutur Tan seperti dilansir, Nikkei Asian Review Kamis (25/8/2016).
Bahkan ia juga mengatakan, kerjasama (JV) ini bertujuan untuk mengembangkan mobil buatan sendiri, dan berharap ia akan termasuk dengan topik diskusi tersebut dan persiapan bagi proyek yang rencananya akan dimulai dalam waktu tiga tahun mendatang.
Tan juga mengatakan, JV ini tidak akan mengembangkan 'mobil konvensional', karena pasar telah dimonopoli oleh Thailand, Indonesia dan Malaysia.
"Kita melihat peluang di mana industri otomotif sendiri telah banyak terganggu. Jadi fasilitas pembangunan yang ada tidak akan memproduksi kendaraan seperti ini untuk generasi mendatang, "ujarnya.
Ayala Corporation turut memiliki Integrated Micro-Electronics (IM), unit bisnis yang membuat produk elektronik untuk industri automotif global, termasuk kamera untuk mobil.
Kepala ACITH, Arthur Tan, dalam wawancara dengan menuturkan mereka siap berinvestasi hingga USD 100 juta untuk berbisnis automotif di ASEAN. Perusahaan ini kini sedang mengadakan pembicaraan dengan "lebih dari tiga" perusahaan kendaraan asing untuk kerjasama dengan berbagi saham sebanyak 50% bersama AC Industrial. Tanpa menyebut setiap nama yang terlibat dengan diskusi bersama ACITH,
" Dengan Volkswagen yang berlangsung sejak tahun 2013 masih berjalan sampai sekarang," tutur Tan seperti dilansir, Nikkei Asian Review Kamis (25/8/2016).
Bahkan ia juga mengatakan, kerjasama (JV) ini bertujuan untuk mengembangkan mobil buatan sendiri, dan berharap ia akan termasuk dengan topik diskusi tersebut dan persiapan bagi proyek yang rencananya akan dimulai dalam waktu tiga tahun mendatang.
Tan juga mengatakan, JV ini tidak akan mengembangkan 'mobil konvensional', karena pasar telah dimonopoli oleh Thailand, Indonesia dan Malaysia.
"Kita melihat peluang di mana industri otomotif sendiri telah banyak terganggu. Jadi fasilitas pembangunan yang ada tidak akan memproduksi kendaraan seperti ini untuk generasi mendatang, "ujarnya.
Ayala Corporation turut memiliki Integrated Micro-Electronics (IM), unit bisnis yang membuat produk elektronik untuk industri automotif global, termasuk kamera untuk mobil.
(wbs)
Explore More