Cara AHM Kenalkan Budaya Batik pada Generasi Muda
A
A
A
JAKARTA - PT Astra Honda Motor (AHM) mengajak 200 Sahabat Satu Hati melakukan rangkaian kegiatan edukatif dan kreatif dalam “Satu Hati Membatik Negeri“. Kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi AHM untuk menumbuhkan rasa bangga terhadap batik bagi generasi muda.
Adapun kegiatan tersebut berupa lomba mendesain motif batik Jakarta Utara, lomba kreasi fashion batik, lomba cerdas cermat pengetahuan batik, fashion show batik, pelatihan membatik bersama, hingga lomba foto kegiatan membatik lewat Instagram Sahabat Satu Hati . Para pemenang berkesempatan mendapatkan medali dan uang pembinaan.
Kegiatan ini dipusatkan di SMA Negeri 75 Jakarta dengan melibatkan siswa dari berbagai sekolah di Jakarta, seperti SMA Negeri 13, SMA Negeri 40, SMA Negeri 41, SMA Negeri 52, SMA Negeri 72, SMA Negeri 75, SMA Negeri 80, SMA Negeri 110, SMA Negeri 115, SMK Hang Tuah I, dan SMP Hang Tuah 3 (6/10).
Deputy Head of Corporate Communication AHM Ahmad Muhibbuddin mengatakan generasi muda merupakan penerus bangsa yang akan menjaga kelestarian budaya Indonesia, salah satunya batik. Oleh karena itu, gerakan membatik untuk anak muda yang tergabung dalam Sahabat Satu Hati ini diharapkan dapat semakin menumbuhkan kebanggaan akan batik yang dimiliki bangsa ini.
“Dengan pendekatan yang kreatif pada program “Satu Hati Membatik Negeri” ini, kami berharap generasi muda kita semakin mencintai warisan budaya batik. Besar harapan kami, di masa depan batik semakin mendunia dengan sentuhan tangan generasi muda yang aktif mempelajari dan melestarikannya di masa kini,” ujarnya dalam keterangan resminya Jumat (7/10/2016).
Untuk semakin mendalami seluk beluk tentang batik, diadakan lomba cerdas cermat pengetahun batik. Satu tim sekolah yang masing-masing terdiri dari 3 orang diuji pengetahuannya dari sejarah, filosofi motif, dan fakta-fakta menarik seputar batik.
Kegiatan “Satu Hati Membatik Negeri” semakin meriah dengan kehadiran Kojek, seorang rapper yang memasukkan unsur budaya Betawi ke dalam karya musik rap dan hip-hopnya. Kojek yang sajian liriknya berbahasa Betawi bisa menjadi inspirasi Sahabat Satu Hati bahwa budaya juga bisa berkembang dengan pendekatan kreatifitas termasuk dalam hal pelestarian batik.
Adapun kegiatan tersebut berupa lomba mendesain motif batik Jakarta Utara, lomba kreasi fashion batik, lomba cerdas cermat pengetahuan batik, fashion show batik, pelatihan membatik bersama, hingga lomba foto kegiatan membatik lewat Instagram Sahabat Satu Hati . Para pemenang berkesempatan mendapatkan medali dan uang pembinaan.
Kegiatan ini dipusatkan di SMA Negeri 75 Jakarta dengan melibatkan siswa dari berbagai sekolah di Jakarta, seperti SMA Negeri 13, SMA Negeri 40, SMA Negeri 41, SMA Negeri 52, SMA Negeri 72, SMA Negeri 75, SMA Negeri 80, SMA Negeri 110, SMA Negeri 115, SMK Hang Tuah I, dan SMP Hang Tuah 3 (6/10).
Deputy Head of Corporate Communication AHM Ahmad Muhibbuddin mengatakan generasi muda merupakan penerus bangsa yang akan menjaga kelestarian budaya Indonesia, salah satunya batik. Oleh karena itu, gerakan membatik untuk anak muda yang tergabung dalam Sahabat Satu Hati ini diharapkan dapat semakin menumbuhkan kebanggaan akan batik yang dimiliki bangsa ini.
“Dengan pendekatan yang kreatif pada program “Satu Hati Membatik Negeri” ini, kami berharap generasi muda kita semakin mencintai warisan budaya batik. Besar harapan kami, di masa depan batik semakin mendunia dengan sentuhan tangan generasi muda yang aktif mempelajari dan melestarikannya di masa kini,” ujarnya dalam keterangan resminya Jumat (7/10/2016).
Untuk semakin mendalami seluk beluk tentang batik, diadakan lomba cerdas cermat pengetahun batik. Satu tim sekolah yang masing-masing terdiri dari 3 orang diuji pengetahuannya dari sejarah, filosofi motif, dan fakta-fakta menarik seputar batik.
Kegiatan “Satu Hati Membatik Negeri” semakin meriah dengan kehadiran Kojek, seorang rapper yang memasukkan unsur budaya Betawi ke dalam karya musik rap dan hip-hopnya. Kojek yang sajian liriknya berbahasa Betawi bisa menjadi inspirasi Sahabat Satu Hati bahwa budaya juga bisa berkembang dengan pendekatan kreatifitas termasuk dalam hal pelestarian batik.
(dol)