Jumlah Tenaga Kerja Industri Automotif Tembus 2,5 Juta Jiwa
Rabu, 02 November 2016 - 13:47 WIB

Jumlah Tenaga Kerja Industri Automotif Tembus 2,5 Juta Jiwa
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengungkapkan, jumlah tenaga kerja di industri automotif cukup banyak mencapai 2,5 juta jiwa. Sehingga, keberadaan industri ini sudah terbilang kokoh di Indonesia.
Menurutnya, tidak ada wilayah di Tanah Air yang tidak memiliki bengkel kendaraan roda dua maupun empat. Efek industri ini semakin meluas tidak hanya di pabrik.
"Dengan demikian, kita mempunyai industri kokoh kalau lihat jumlah tenaga kerja besar, 2,5 juta terutama motor karena tidak ada satu desa enggak ada bengkelnya. Sehingga, bisa jadi basis kegiatan masyarakat," ujarnya di Jakarta, Rabu (2/11/2016).
Tak hanya bengkel, Airlangga juga mengatakan, dealer sepeda motor juga sudah sampai ke kecamatan di desa-desa. Tingginya kebutuhan tersebut mau tidak mau harus ada peningkatan dari pendidikan teknik.
"Motor ini sampai ke kecamatan dealer ada, membantu pemerintah mendorong masyarakat lebih terampil. Pemerintah mendorong pendidikan menengah, 60% kejuruan, 40% SMA biasa," kata dia.
Di sisi lain, terus meningkatnya produksi automotif di dalam negeri membuat pelaku industri melakukan ekspor. Pemerintah menargetkan ekspor automotif dapat meningkat menjadi 20%.
"Antisipasi itu, industri ini buka pasar ekspor walaupun naik 800%, ini masih 300 ribu unit dibanding market Indonesia 6 juta unit, pernah 7 juta, 5% masih kecil. Targetnya 20% ekuivalen 2 juta unit," pungkasnya.
Menurutnya, tidak ada wilayah di Tanah Air yang tidak memiliki bengkel kendaraan roda dua maupun empat. Efek industri ini semakin meluas tidak hanya di pabrik.
"Dengan demikian, kita mempunyai industri kokoh kalau lihat jumlah tenaga kerja besar, 2,5 juta terutama motor karena tidak ada satu desa enggak ada bengkelnya. Sehingga, bisa jadi basis kegiatan masyarakat," ujarnya di Jakarta, Rabu (2/11/2016).
Tak hanya bengkel, Airlangga juga mengatakan, dealer sepeda motor juga sudah sampai ke kecamatan di desa-desa. Tingginya kebutuhan tersebut mau tidak mau harus ada peningkatan dari pendidikan teknik.
"Motor ini sampai ke kecamatan dealer ada, membantu pemerintah mendorong masyarakat lebih terampil. Pemerintah mendorong pendidikan menengah, 60% kejuruan, 40% SMA biasa," kata dia.
Di sisi lain, terus meningkatnya produksi automotif di dalam negeri membuat pelaku industri melakukan ekspor. Pemerintah menargetkan ekspor automotif dapat meningkat menjadi 20%.
"Antisipasi itu, industri ini buka pasar ekspor walaupun naik 800%, ini masih 300 ribu unit dibanding market Indonesia 6 juta unit, pernah 7 juta, 5% masih kecil. Targetnya 20% ekuivalen 2 juta unit," pungkasnya.
(izz)