Lewat Teknologi Blockchain Masyarakat Diajak Perangi Global Warming

Jum'at, 17 Agustus 2018 - 15:26 WIB
Lewat Teknologi Blockchain...
Lewat Teknologi Blockchain Masyarakat Diajak Perangi Global Warming
A A A
JAKARTA - Laporan cuaca di berbagai belahan dunia di tahun ini tercatat telah memecahkan rekor di seluruh dunia. Di Jepang, 15 orang tewas karena serangan gelombang panas yang terjadi selama dua minggu, sementara puluhan ribu orang lainnya mendapat perawatan medis karena ​heat stroke​.

Di benua Afrika, suhu di Negeria meningkat hingga 51,3 derajat Celcius, Chicago 48,9 derajat Celcius, dan Gurun Death Valley mencapai 52 derajat Celcius. Fenomena ini tidak hanya menjadi masalah di area tertentu tapi di seluruh dunia. Pemanasan yang terjadi pada tingkat yang mengerikan disebabkan oleh gas rumah kaca seperti karbondioksida yang dibuat manusia.

Eco Energy Group SEED (Sino Eco Energy Development) pun mulai menggaungkan tagline "Sekarang waktunya untuk melawan pemanasan global (​global warming​). Bukan hanya pemerintah tapi seluruh umat manusia".

Berpusat di Singapura, SEED adalah perusahaan yang menjalankan bisnis energi ramah lingkungan berbasis teknologi blockchain. Perusahaan skala global itu didirikan oleh sekumpulan orang yang terlibat dalam bisnis CDM dengan memperoleh pengurangan emisi yang bersertifikat.

SEED telah mengaplikasikan teknologi ​blockchain ​sehingga setiap orang bisa dengan mudah berpartisipasi dalam melindungi bumi dari pemanasan global. Saat ini SEED fokus pada bisnis produksi energi ramah lingkungan, seperti tenaga surya, tenaga angin, pembangkit listrik tenaga air kecil, penghijauan, pengembangan sumber daya makanan, serta project ​Waste to Energy ​(WTE). Cukup sulit bagi masyarakat umum untuk berpartisipasi dalam bisnis ini karena dibutuhkan pengetahuan spesialis, izin yang kompleks, dan investasi skala besar.

Namun, melalui teknologi blockchain, SEED mengembangkan platform ​crowdfunding ​di mana individu maupun institusi seluruh dunia bisa berpartisipasi dalam bisnis market carbon. Bergerak melewati konsep simpel dari ​cryptocurrency ​sebelumnya, SEED telah menciptakan platform yang mengintegrasi ekonomi real dengan model penjualan pendapatan.

"Siapapun bisa menyelamatkan bumi melalui perhitungan ramah lingkungan yang mengurangi emisi karbon. Namun, jika tidak mendapat keuntungan finansial, orang-orang tidak akan memperhatikan. SEED, melalui ​reward​-nya yang sesuai dan platform bisnis yang menjamin keuntungan, memandu banyak orang untuk berpartisipasi dalam tindakan ramah lingkungan," kata co-CEO SEED, Young-geun, Shin, yang menjelaskan tentang visi platform bisnis ramah lingkungan SEED.

Individu maupun organisasi bisa berinvestasi dalam bisnis yang dilakukan oleh SEED berkaitan dengan pengurangan emisi, energi hijau, dan CDM yang bersertifikat, dengan berpartisipasi dalam "​Farming​". Mereka bisa mendapatkan pengembalian tetap dalam investasi yang bisa dicairkan di bursa, tergantung project yang diambil.

Project Farming SEED yang pertama adalah SEED Blockchain Center, bangunan landmark 55 lantai di lahan seluas 16.600 meter persegi yang berfungsi sebagai kantor pusat SEED di daerah Sudirman, Jakarta, Indonesia. Bangunan tersebut merupakan kompleks besar yang terdiri dari banyak kantor, pusat perbelanjaan, tempat tinggal, serta hotel dengan total investasi sebesar USD700 juta. Pembangunan akan dimulai pada 2019 dan akan diselesaikan pada 2023. Untuk informasi dan dokumen tambahan seperti analisis ​real estate​, sertifikat tanah, dan semua tanda terima bisa dilihat secara umum di​ www.seedfoundation.

Visi dan filosofi perusahaan SEED, serta teknologinya, telah menarik minat dari seluruh dunia. Project blockchain ramah lingkungan SEED telah terpilih untuk mengintegrasi teknologi blockchain ​dengan smart city baru di Myanmar, Mandalay, sebuah kota penghubung dengan transportasi regional dan internasional yang akan menjadi pusat ekonomi dan budaya.

Rencananya adalah membangun resort dengan hotel, ​theme park​, fasilitas game, dan kereta berkecepatan tinggi untuk mengubahnya menjadi kota finansial internasional seperti Singapura. Nota kesepakatan telah disetujui oleh Pemerintah Myanmar yang mengkonfirmasi bahwa teknologi ​blockchain ​SEED akan menangani project inovatif tersebut.

Co-CEO SEED, Shin, juga mengundang Anda pada project SEED. "Individu pun bisa berpartisipasi dalam project energi terbarukan di lokasi yang diinginkan melalui platform SEED. Tidak seperti sebelumnya, di mana profit didistribusikan setelah institusi mengumpulkan investasi dan profit, sekarang Anda bisa berpartisipasi secara langsung dan menerima profit besar sebagai return dari berpartisipasi pada project SEED," katanya.

Dikatakannya, visi SEED ialah agar individu bisa berpartisipasi. "Walau pun dalam jumlah kecil pada project berskala besar agar bisa membuat dampak pada perubahan iklim. Dengan SEED, siapapun dapat berperan aktif perangi global Warming," pungkasnya.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.9036 seconds (0.1#10.140)