Perusahaan Ini Patuhi Larangan Trump, Huawei Ucapkan Goodbye Chip Kirin

Kamis, 23 Mei 2019 - 12:00 WIB
Perusahaan Ini Patuhi Larangan Trump, Huawei Ucapkan Goodbye Chip Kirin
Perusahaan Ini Patuhi Larangan Trump, Huawei Ucapkan Goodbye Chip Kirin
A A A
LONDON - Berita demi berita yang muncul pascasanksi baru dari Kementerian Perdagangan AS membuat masa depan Huawei semakin gelap.

Larangan AS tidak hanya berdampak pada pasar AS, tapi juga berisiko membahayakan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Bahkan perusahaan-perusahaan Eropa tampaknya bersedia boyongan pindah dari Huawei, dan ini dimulai dengan ARM. Jika ini dikonfirmasi, produksi chipset oleh HiSilicon bisa tiba-tiba dihentikan.

ARM Holdings adalah perusahaan Inggris yang berbasis di Cambridge. Mereka merupakan perusahaan dibalik pembuatan chipset dengan arsitektur ARM. Arsitektur di mana hampir semua SoC seluler berbasis, termasuk yang dimiliki oleh Huawei.Menurut BBC, sebuah pernyataan beredar di perusahaan untuk memperingatkan semua karyawan "mengganggu semua kontrak aktif, hak dukungan, dan komitmen luar biasa", baik dengan Huawei dan anak perusahaannya.
Laman Phone Arena menyebutkan, alasannya produk ARM menggunakan teknologi yang dikembangkan oleh AS. Akibatnya, segala sesuatu yang dapat dihubungkan ke AS tidak dapat lagi dikaitkan dengan Huawei. Dan menurut analis, langkah ini merupakan pukulan “yang tidak dapat diatasi” untuk bisnis Huawei.

Saat ini, chipset Kirin, meskipun diproduksi sendiri melalui HiSilicon, didasarkan pada arsitektur ARM, di mana lisensi dibayar. Akibatnya, Huawei harus merancang ulang semuanya tentunya dengan upaya sangat besar. Saat ini, juru bicara Huawei ingin menghindari membuat pernyataan tentang hal itu.

Perlu disebutkan, setelah pengumuman oleh Pemerintah Amerika Serikat, termasuk masuknya Huawei dalam "daftar entitas", beberapa produsen berbasis di AS telah mulai mematuhi larangan. Hal iIni mengganggu kerja sama mereka dengan raksasa telekomunikasi China tersebut.

Namun, pemerintah AS kini telah memberi Huawei lisensi tiga bulan sementara untuk terus mendorong pembaruan Android. Hal ini untuk memungkinkan pabrikan China dan mitranya "memiliki waktu" untuk memelihara jaringan dan perangkat yang ada, termasuk pembaruan dan tambalan perangkat lunak, untuk mematuhi perjanjian yang mengikat secara hukum ditandatangani pada atau sebelum 16 Mei 2019.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2814 seconds (0.1#10.140)