FaceApp Bisa Timbulkan Kesadaran Warga AS untuk Merawat Orang Tua

Minggu, 15 September 2019 - 14:00 WIB
FaceApp Bisa Timbulkan Kesadaran Warga AS untuk Merawat Orang Tua
FaceApp Bisa Timbulkan Kesadaran Warga AS untuk Merawat Orang Tua
A A A
LONDON - Popularitas aplikasi FaceApp dapat membantu meningkatkan empati untuk orang tua. Ini dikarenakan para penggunanya dapat mengasumsikan dirinya ketika menua.

FaceApp memberikan kepada pengguna kesempatan untuk melihat diri mereka menua melalui algoritmanya. Ada 12,7 juta orang —sekitar tiga juta lebih banyak daripada populasi Kota New York— dilaporkan mengunduhnya dalam periode tujuh hari pada bulan lalu.

Meskipun aplikasi Rusia telah dikenal karena viralitasnya dan juga masalah privasinya, pelajaran yang lebih menarik dari FaceApp adalah dampak sosialnya. Laman Scientific American, mengutarakan, kini mereka tertarik pada penuaan yang tanpa disadari. Penelitu terkejut dengan temuan ini dan Kebanyakan orang muda menyangkal usia tua, hampir tidak melakukan apa pun untuk mempersiapkannya.Orang Amerika menghabiskan usia 20-an untuk bersosialisasi dan usia 30-an dan 40-an untuk bekerja. Mereka jarang memiliki kesempatan untuk merencanakan masa depan, dengan meningkatnya waktu dan tekanan keuangan.
Tekanan-tekanan itu membawa pengorbanan yang mungkin tidak selalu ingin kita lakukan. Yakni, tidak lagi mampu menghabiskan waktu atau uang yang dibutuhkan untuk merawat orang tua.

Peneliti kecewa karena orang tua semakin terisolasi dan kesepian di Inggris. Sedangkan di Asia, Timur Tengah atau bahkan lebih dekat ke rumah di Eropa, kita sering melihat tiga generasi dari keluarga yang sama makan bersama (atau bahkan hidup bersama). Namun di AS atau Inggris, hal itu jarang terjadi.Orang Amerika memiliki budaya yang berkembang dengan baik dalam menyatukan masyarakat dalam hal etnis, agama dan bahkan kelas. Sebaliknya, pembagian generasi sudah tertanam dalam cara hidupnya sekarang.
Sebagai dokter keluarga, peneliti bisa melihat epidemi kesepian berkembang. Pasien usia lanjut datang menemuinya tanpa penyakit tertentu, tidak ada masalah medis yang jelas. Setelah beberapa menit konsultasi, dia mengerti mengapa. Mereka tidak sakit dan seringkali mereka tidak merasa sakit. Para orang tua ini hanya membutuhkan seseorang —siapa saja— untuk diajak bicara.

Sekalipun mereka tidak perlu bermanifestasi sebagai penyakit mental atau fisik tertentu, tantangan-tantangan ini serius. Dalam Layanan Kesehatan Nasional sudah terlalu padat, yang sebagian besar dibentuk untuk membantu dengan kondisi kesehatan akut atau kronis, ada krisis kesehatan baru yang muncul: kesepian populasi yang menua.

Meskipun kesepian tidak memiliki klasifikasi medis, dampak kesehatannya nyata. Hasil dari kesepian dan isolasi dapat membahayakan kesehatan, kita seperti merokok 15 batang sehari. Bahkan lebih merusak daripada obesitas, tapi kesepian tidak datang dengan peringatan kesehatan yang cukup.

Dalam jangka panjang, satu-satunya cara untuk benar-benar membantu anggota tertua masyarakat adalah dengan kembali ke nilai-nilai tradisional dari kerja sama antargenerasi —seringkali di bawah atap yang sama. Pada akhirnya, kita perlu berevolusi menuju budaya di mana pengasuhan orang tua diperlakukan sama dengan pengasuhan anak. Yakni pemberi kerja mengakui kewajiban seseorang dengan orang tua lanjut usia dengan cara yang sama mereka mengenali kewajiban seseorang terhadap anak yang baru lahir.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8547 seconds (0.1#10.140)