Disokong Teknologi, Mowilex Indonesia Umumkan Inisiatif Keberlanjutan
A
A
A
JAKARTA - Didukung teknologi tepat guna, PT Mowilex Indonesia (Mowilex) mengumumkan inisiatif keberlanjutan yang didukung perusahaan induknya di Singapura, Asia Coatings Enterprises, Pte. Ltd. (ACE).
Inisiatif keberlanjutan Mowilex berfokus pada pengurangan emisi karbon, pengurangan plastik, dan konservasi laut. Pekan lalu, mereka mengumumkan telah menjadi perusahaan manufaktur pertama di Indonesia dan mengklaim satu-satunya produsen cat nasional yang memiliki sertifikasi karbon netral.
SCS Global Services, sebuah badan sertifikasi yang diakui secara internasional, melakukan
evaluasi melalui pihak ketiga untuk menghitung emisi yang dihasilkan oleh Mowilex. Ini tentunya mencakup semua lokasi dan operasi perusahaan.
Mowilex mengimbangi jejak karbonnya berdasarkan CarbonNeutral Protocol yang dikembangkan oleh Natural Capital Partners, pemimpin global yang mempelopori proses sertifikasi. Mereka sendiri mulai mengembangkan protokol ini pada 2002 lalu.
Mowilex juga telah berkomitmen untuk mengurangi bahan kemasan plastik baru sebesar 80% dalam kurun waktu delapan tahun. Untuk mencapai hal ini, perusahaan akan berupaya untuk kembali ke kemasan kaleng timah yang dapat didaur ulang, material plastik dengan konten daur ulang, dan bekerja sama dengan pemasok serta perusahaan pengelolaan limbah untuk mengeksplorasi alternatif pengemasan dan pengumpulan limbah sampah.
“Ada banyak batasan yang ditempatkan pada entitas di Indonesia yang ingin mendukung LSM internasional, jadi kami membantu mereka mencapai tujuan konservasi laut mereka," kata Imelda Sasmito, Managing Director ACE.
Mewakili Mowilex, ACE telah mendanai program Konservasi Internasional yang akan terus melindungi Teluk Saleh, yang memiliki luas 1.500 kilometer persegi di Sumbawa, NTB selama lima tahun ke depan. Program ini akan memelihara dan melindungi habitat penting bagi hiu paus yang terancam punah, serta mendukung masyarakat setempat untuk mengembangkan ekowisata yang berkelanjutan.
"Mowilex telah melewati tonggak penting di negara ini, dimana konsumen mencari sosok
pemimpin dan perusahaan yang bertanggung jawab," timpal Nicole Munoz, Direktur Pelaksana, Layanan Sertifikasi Lingkungan di SCS Global Services.
Sementara Niko Safavi, CEO Mowilex, mengutarakan, menjadi pemimpin industri bukan berarti hanya memproduksi cat dan pelapis berkualitas tinggi kepada konsumen. Tetapi juga bertanggung jawab atas emisi karbon yang dihasilkan dari operasi perusahaan.Menjadi karbon netral adalah proses yang mahal dan ini akan memaksa pihaknya untuk menjadi lebih hemat energi. "Inisiatif ini cukup terhubung dengan baik dalam pandangan kami," kata Tania Ariningtyas, Manajer Urusan Lingkungan Mowilex. "Indonesia adalah salah satu penyumbang polusi plastik teratas, yang mempengaruhi kehidupan laut. Indonesia juga merupakan penghasil emisi CO2 terbesar ke-15. Inisiatif kami berupaya menanggulangi ketiga hal tersebut, tetapi upaya kami saja tidak cukup."
Arningtyas menambahkan, pihaknya juga berhenti mengonsumsi air kemasan plastik dan beralih dengan berinvestasi menggunakan sistem filtrasi. Ini akan menghilangkan lebih dari 12.000 air kemasan plastik.
Inisiatif keberlanjutan Mowilex berfokus pada pengurangan emisi karbon, pengurangan plastik, dan konservasi laut. Pekan lalu, mereka mengumumkan telah menjadi perusahaan manufaktur pertama di Indonesia dan mengklaim satu-satunya produsen cat nasional yang memiliki sertifikasi karbon netral.
SCS Global Services, sebuah badan sertifikasi yang diakui secara internasional, melakukan
evaluasi melalui pihak ketiga untuk menghitung emisi yang dihasilkan oleh Mowilex. Ini tentunya mencakup semua lokasi dan operasi perusahaan.
Mowilex mengimbangi jejak karbonnya berdasarkan CarbonNeutral Protocol yang dikembangkan oleh Natural Capital Partners, pemimpin global yang mempelopori proses sertifikasi. Mereka sendiri mulai mengembangkan protokol ini pada 2002 lalu.
Mowilex juga telah berkomitmen untuk mengurangi bahan kemasan plastik baru sebesar 80% dalam kurun waktu delapan tahun. Untuk mencapai hal ini, perusahaan akan berupaya untuk kembali ke kemasan kaleng timah yang dapat didaur ulang, material plastik dengan konten daur ulang, dan bekerja sama dengan pemasok serta perusahaan pengelolaan limbah untuk mengeksplorasi alternatif pengemasan dan pengumpulan limbah sampah.
“Ada banyak batasan yang ditempatkan pada entitas di Indonesia yang ingin mendukung LSM internasional, jadi kami membantu mereka mencapai tujuan konservasi laut mereka," kata Imelda Sasmito, Managing Director ACE.
Mewakili Mowilex, ACE telah mendanai program Konservasi Internasional yang akan terus melindungi Teluk Saleh, yang memiliki luas 1.500 kilometer persegi di Sumbawa, NTB selama lima tahun ke depan. Program ini akan memelihara dan melindungi habitat penting bagi hiu paus yang terancam punah, serta mendukung masyarakat setempat untuk mengembangkan ekowisata yang berkelanjutan.
"Mowilex telah melewati tonggak penting di negara ini, dimana konsumen mencari sosok
pemimpin dan perusahaan yang bertanggung jawab," timpal Nicole Munoz, Direktur Pelaksana, Layanan Sertifikasi Lingkungan di SCS Global Services.
Sementara Niko Safavi, CEO Mowilex, mengutarakan, menjadi pemimpin industri bukan berarti hanya memproduksi cat dan pelapis berkualitas tinggi kepada konsumen. Tetapi juga bertanggung jawab atas emisi karbon yang dihasilkan dari operasi perusahaan.Menjadi karbon netral adalah proses yang mahal dan ini akan memaksa pihaknya untuk menjadi lebih hemat energi. "Inisiatif ini cukup terhubung dengan baik dalam pandangan kami," kata Tania Ariningtyas, Manajer Urusan Lingkungan Mowilex. "Indonesia adalah salah satu penyumbang polusi plastik teratas, yang mempengaruhi kehidupan laut. Indonesia juga merupakan penghasil emisi CO2 terbesar ke-15. Inisiatif kami berupaya menanggulangi ketiga hal tersebut, tetapi upaya kami saja tidak cukup."
Arningtyas menambahkan, pihaknya juga berhenti mengonsumsi air kemasan plastik dan beralih dengan berinvestasi menggunakan sistem filtrasi. Ini akan menghilangkan lebih dari 12.000 air kemasan plastik.
(mim)