Taiwan Bawa Teknologi Pertanian Baru di Asian Agricultural and Food Forum
A
A
A
JAKARTA - Asian Agricultural and Food Forum yang berlangsung di Plenary Hall, JCC, Jakarta menjadi peluang bagi produsen Indonesia untuk menjadi penyuplai, sekaligus mengembangkan bisnisnya. Karena dalam pameran yang digelar setiap dua tahun itu, hadir perwakilan dagang dan industri dari.mancanegara yang mencari mitra.
Salah satunya adalah Taiwan Development Institute (TDI). Salah satu lembaga think-tank terkemuka di Asia yang berdiri sejak 1992 ini memiliki visi menghimpun ahli dan peneliti serta tim riset terbaik dalam satu atap untuk menghasilkan studi dan riset. Hasil riset nantinya akan terus menjadi bahan studi terbaik bagi masyarakat Asia dan dunia.
Sebagai sebuah organisasi nirlaba yang berada di bawah Kementerian Pendidikan Taiwan, TDI memiliki misi menghasilkan riset, perencanaan dan desain, evaluasi, manajemen dan pelayanan promosi yang terkait konsultasi yang meliputi 16 sektor. Mulai dari kajian kebijakan publik, pembangunan regional, preservasi lingkungan, hingga manajemen bisnis dan studi humanitarian.
Selain TDI, Kim Chan Place International Co. Ltd juga hadir dan membuka booth. Perusahaan yang berkonsentrasi pada produksi minyak Citronella ini merupakan salah satu peserta forum yang sangat membuka diri dan peluang untuk dapat berkontribusi lebih luas bagi pertanian dan industri agrikultur di Indonesia. Produk berbahan dasar serai yang banyak tumbuh di berbagai wilayah ini tentunya akan dapat memberi banyak nilai tambah bagi tumbuhan yang secara tradisi ditanam di Indonesia.
Menurut Shan Shan, Ketua International Business Association (IBA), ada 15 produk asal Taiwan yang ikut pameran Asian Argiculture and Food Forum. “Selain memperkenalkan produk, mereka juga ingin mencari partner dalam penyediaan bahan-bahan untuk produk mereka, seperti jahe, teh, dan lainnya. Oleh sebab itu, keberadaan peserta pameran dari Taiwan harus dimanfaatkan para petani atau produsen bahan-bahan pokok kita sehingga bisa punya pasar yang mendunia,” harapnya.
Selain citronela oil, stan khusus Taiwan juga menampilkan Huang Ting Natural Good Food Workship Co yang menyediakan mesin pembuat selai dari bahan kacang-kacangan yang praktis. Sebab setiap gram kacang yang dimasulkan ke mesin tersebut, langsung diproses menjadi selai yang siap dikonsumsi untuk dioleskan ke roti.
Mereka juga menghadirkan produk Qlife Water Purifier. Ini adalah alat penyaring air berkualitas tinggi yang mampu menetralisir segala jenis bakteria dan virus. “Harus diakui, teknologi pangan dan pendukungnya di Taiwan sudah sangat maju sehingga sangat cocok untuk mendapatkan mitra dari Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Saya percaya, kerja sama antara Indonesia dan Taiwan di bidang pertanian akan makin berkembang di masa mendatang,” cetus Vivien Huang, Wakil President dan CEO Taiwan Development Institute.
Salah satunya adalah Taiwan Development Institute (TDI). Salah satu lembaga think-tank terkemuka di Asia yang berdiri sejak 1992 ini memiliki visi menghimpun ahli dan peneliti serta tim riset terbaik dalam satu atap untuk menghasilkan studi dan riset. Hasil riset nantinya akan terus menjadi bahan studi terbaik bagi masyarakat Asia dan dunia.
Sebagai sebuah organisasi nirlaba yang berada di bawah Kementerian Pendidikan Taiwan, TDI memiliki misi menghasilkan riset, perencanaan dan desain, evaluasi, manajemen dan pelayanan promosi yang terkait konsultasi yang meliputi 16 sektor. Mulai dari kajian kebijakan publik, pembangunan regional, preservasi lingkungan, hingga manajemen bisnis dan studi humanitarian.
Selain TDI, Kim Chan Place International Co. Ltd juga hadir dan membuka booth. Perusahaan yang berkonsentrasi pada produksi minyak Citronella ini merupakan salah satu peserta forum yang sangat membuka diri dan peluang untuk dapat berkontribusi lebih luas bagi pertanian dan industri agrikultur di Indonesia. Produk berbahan dasar serai yang banyak tumbuh di berbagai wilayah ini tentunya akan dapat memberi banyak nilai tambah bagi tumbuhan yang secara tradisi ditanam di Indonesia.
Menurut Shan Shan, Ketua International Business Association (IBA), ada 15 produk asal Taiwan yang ikut pameran Asian Argiculture and Food Forum. “Selain memperkenalkan produk, mereka juga ingin mencari partner dalam penyediaan bahan-bahan untuk produk mereka, seperti jahe, teh, dan lainnya. Oleh sebab itu, keberadaan peserta pameran dari Taiwan harus dimanfaatkan para petani atau produsen bahan-bahan pokok kita sehingga bisa punya pasar yang mendunia,” harapnya.
Selain citronela oil, stan khusus Taiwan juga menampilkan Huang Ting Natural Good Food Workship Co yang menyediakan mesin pembuat selai dari bahan kacang-kacangan yang praktis. Sebab setiap gram kacang yang dimasulkan ke mesin tersebut, langsung diproses menjadi selai yang siap dikonsumsi untuk dioleskan ke roti.
Mereka juga menghadirkan produk Qlife Water Purifier. Ini adalah alat penyaring air berkualitas tinggi yang mampu menetralisir segala jenis bakteria dan virus. “Harus diakui, teknologi pangan dan pendukungnya di Taiwan sudah sangat maju sehingga sangat cocok untuk mendapatkan mitra dari Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Saya percaya, kerja sama antara Indonesia dan Taiwan di bidang pertanian akan makin berkembang di masa mendatang,” cetus Vivien Huang, Wakil President dan CEO Taiwan Development Institute.
(mim)