Industri Motor Global Ikut Keok Berhadapan dengan Corona
A
A
A
CALIFORNIA - Seperti diketahui, pandemi COVID-19 membuat bisnis berbagai industri anjlok, termasuk industri automotif. Tetapi tidak hanya kendaraan roda empat, kendaraan roda dua juga terkena imbasnya.
Banyak produsen motor yang menghentikan sementara produksinya atau penjualannya. Sementara konsumen juga tentu belum terpikirkan untuk membeli kendaraan baru di tengah situasi seperti ini.
Misalnya di Italia, menjadi salah satu negara terparah di Eropa yang terkena wabah virus corona. Di sisi lain, Negeri Pizza juga dikenal sebagai produsen motor-motor gede (moge). Beberapa pabrik dan merek motor berkapasitas besar berasal dari sana.
Sebut saja Ducati yang telah resmi menutup sementara pabriknya. Sementara MV Agusta dan Grup Piaggio, yang menaungi merek Moto Guzzi, Aprilia, dan Vespa, telah berupaya untuk menjaga pabrik mereka tetap buka.
Namun, karena panjangnya masa karantina serta aturan-aturan lain dari pemerintah setempat, pabrik-pabrik tersebut akhirnya terpaksa harus mengunci pintunya.
Melansir dari RideApart, Kamis (2/4/2020), menurunnya bisnis sepeda motor juga dirasakan di China. Bahkan, pabrik-pabrik di Negeri Tirai Bambu tidak hanya merakit motor, tetapi juga suku cadang yang menjadi penopang industri ini di seluruh dunia.
Hal serupa juga dirasakan oleh Amerika Serikat. Terlebih, setelah salah satu karyawan Harley-Davidsondi pabrik Milwaukee dinyatakan positif COVID-19. Produsen moge andalan AS itu langsung menutup pabrik mereka.
Sementara di Vietnam, meski industri motornya naik 11% pada awal 2020, diperkirakan angka ini tidak akan terlalu membantu karena dampak corona yang panjang dan belum dapat dipastikan kapan akan usai.
Industri motor di Thailand juga diperkirakan akan kehilangan 20% penjualannya dibandingkan 2019. Kemudian di India, pabrik-pabrik di sana juga melakukan penutupan. Ditambah keputusan lockdown pemerintah setempat.
Banyak produsen motor yang menghentikan sementara produksinya atau penjualannya. Sementara konsumen juga tentu belum terpikirkan untuk membeli kendaraan baru di tengah situasi seperti ini.
Misalnya di Italia, menjadi salah satu negara terparah di Eropa yang terkena wabah virus corona. Di sisi lain, Negeri Pizza juga dikenal sebagai produsen motor-motor gede (moge). Beberapa pabrik dan merek motor berkapasitas besar berasal dari sana.
Sebut saja Ducati yang telah resmi menutup sementara pabriknya. Sementara MV Agusta dan Grup Piaggio, yang menaungi merek Moto Guzzi, Aprilia, dan Vespa, telah berupaya untuk menjaga pabrik mereka tetap buka.
Namun, karena panjangnya masa karantina serta aturan-aturan lain dari pemerintah setempat, pabrik-pabrik tersebut akhirnya terpaksa harus mengunci pintunya.
Melansir dari RideApart, Kamis (2/4/2020), menurunnya bisnis sepeda motor juga dirasakan di China. Bahkan, pabrik-pabrik di Negeri Tirai Bambu tidak hanya merakit motor, tetapi juga suku cadang yang menjadi penopang industri ini di seluruh dunia.
Hal serupa juga dirasakan oleh Amerika Serikat. Terlebih, setelah salah satu karyawan Harley-Davidsondi pabrik Milwaukee dinyatakan positif COVID-19. Produsen moge andalan AS itu langsung menutup pabrik mereka.
Sementara di Vietnam, meski industri motornya naik 11% pada awal 2020, diperkirakan angka ini tidak akan terlalu membantu karena dampak corona yang panjang dan belum dapat dipastikan kapan akan usai.
Industri motor di Thailand juga diperkirakan akan kehilangan 20% penjualannya dibandingkan 2019. Kemudian di India, pabrik-pabrik di sana juga melakukan penutupan. Ditambah keputusan lockdown pemerintah setempat.
(wbs)