Mendag Sebut Pernyataan Proton Hanya Kesalahpahaman
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel menilai, pernyataan Proton Holding Berhad yang mengatakan kerja samanya dengan PT Adiperkasa Citra Lestari untuk mengembangkan mobil nasional (mobnas) Indonesia hanya bentuk kesalahpahaman bahasa.
Dia menuturkan, kesalahpahaman muncul lantaran perbedaan bahasa antara bahasa Indonesia dan bahasa Melayu dalam mengartikan pernyataan "Indonesia National Car" yang ditulis Proton. Berikut pernyataan Proton dalam memorandum of understanding (MoU) tersebut:
"Proton Holdings Bhd (Proton) today announced the signing of a Memorandum of Understanding (MoU) with PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) to establish cooperation ties between Malaysia and Indonesia (Parties) in relation to the development and manufacturing of Indonesia National Car".
"Mungkin bahasa Melayu dan bahasa Indonesia beda. Dibilang apa, makanya dibilang mobil nasional. Ada kesalahpahaman," ungkap Rachmat seraya tertawa di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/2/2015).
Menurutnya, proses kerja sama yang terjalin antara anak usaha Lotus Cars Inggris dengan Adiperkasa pun masih terbilang lama. Sebab, saat ini Proton masih harus menjalankan uji kelayakan (feasibility study/FS).
"Itu baru ceremonial, masih bikin FS. Emang tadi kata-kata namanya national car di belakang kali. Perkara beda bahasa Melayu dengan Indonesia saja, serupa tapi tak sama. Dia pengertiannya beda, Melayu ke bahasa Indonesia, kadang-kadang kan beda. Kita saja suka beda," jelas dia.
Bos Panasonic ini pun mengaku siap menerima ejekan (bullying) dari masyarakat akibat pernyataannya soal kesalahpahaman bahasa tersebut. "Habis ini gue kena bully lagi dah," selorohnya.
Dia menuturkan, kesalahpahaman muncul lantaran perbedaan bahasa antara bahasa Indonesia dan bahasa Melayu dalam mengartikan pernyataan "Indonesia National Car" yang ditulis Proton. Berikut pernyataan Proton dalam memorandum of understanding (MoU) tersebut:
"Proton Holdings Bhd (Proton) today announced the signing of a Memorandum of Understanding (MoU) with PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) to establish cooperation ties between Malaysia and Indonesia (Parties) in relation to the development and manufacturing of Indonesia National Car".
"Mungkin bahasa Melayu dan bahasa Indonesia beda. Dibilang apa, makanya dibilang mobil nasional. Ada kesalahpahaman," ungkap Rachmat seraya tertawa di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/2/2015).
Menurutnya, proses kerja sama yang terjalin antara anak usaha Lotus Cars Inggris dengan Adiperkasa pun masih terbilang lama. Sebab, saat ini Proton masih harus menjalankan uji kelayakan (feasibility study/FS).
"Itu baru ceremonial, masih bikin FS. Emang tadi kata-kata namanya national car di belakang kali. Perkara beda bahasa Melayu dengan Indonesia saja, serupa tapi tak sama. Dia pengertiannya beda, Melayu ke bahasa Indonesia, kadang-kadang kan beda. Kita saja suka beda," jelas dia.
Bos Panasonic ini pun mengaku siap menerima ejekan (bullying) dari masyarakat akibat pernyataannya soal kesalahpahaman bahasa tersebut. "Habis ini gue kena bully lagi dah," selorohnya.
(izz)