Cara Nyetir Mobil di Jalan Beton saat Mudik Lebaran
Kamis, 27 Maret 2025 - 13:31 WIB
Cara Nyetir Mobil di Jalan Beton. FOTO/ DAILY
JAKARTA - Dalam perjalanan mudik Lebaran lewat melalui jalan tol. Sejumlah ruas jalan tol menggunakan beton sebagai material utama untuk permukaan jalan.
Penggunaan beton untuk material jalan didasarkan fakta bahwa tingkat durabilitasnya lebih tinggi dibandingkan aspal yang butuh pelapisan ulang secara berkala.
Pemilihan beton sebagai material pembangunan jalan juga didasarkan pada kemampuan material ini dalam menahan rembesan air yang keluar dari permukaan tanah sehingga tidak mudah lapuk dibandingkan jalan aspal.
Karakter ini sangat menguntungkan mengingat cuaca di Indonesia yang curah hujannya tinggi disertai tingkat kelembaban tinggi dengan risiko membuat aspal lebih cepat rusak. Apalagi jika ternyata sistem drainase jalan tidak optimal sehingga mengakibatkan genangan air.
Banyak pengemudi mobil beranggapan jalan beton kurang nyaman untuk dilintasi karena traksi yang diberikan tidak seoptimal bahan aspal.
Sehingga, pengemudi cukup kesulitan merasakan grip ban ke permukaan beton sekaligus lebih sulit dikendalikan.
Tidak kalah penting, muncul anggapan bahwa jalan beton bisa menyebabkan ban mobil lebih cepat aus. Khususnya pada jalan beton yang alur pembuangan air hujannya melintang (cross) alias memotong arah laju kendaraan. Meskipun diyakini tidak signifikan, tapi etap harus waspada.
Selain itu, tingkat kebisingannya terdengar lebih tinggi saat berkendara. Jelas sangat mengganggu dalam perjalanan mudik. Ada pula anggapan jalan beton lebih panas ketimbang aspal. Tapi faktanya, baik jalan aspal maupun jalan beton sama-sama menyimpan panas di tengah cuaca siang hari yang terik.
Penggunaan beton untuk material jalan didasarkan fakta bahwa tingkat durabilitasnya lebih tinggi dibandingkan aspal yang butuh pelapisan ulang secara berkala.
Pemilihan beton sebagai material pembangunan jalan juga didasarkan pada kemampuan material ini dalam menahan rembesan air yang keluar dari permukaan tanah sehingga tidak mudah lapuk dibandingkan jalan aspal.
Karakter ini sangat menguntungkan mengingat cuaca di Indonesia yang curah hujannya tinggi disertai tingkat kelembaban tinggi dengan risiko membuat aspal lebih cepat rusak. Apalagi jika ternyata sistem drainase jalan tidak optimal sehingga mengakibatkan genangan air.
Banyak pengemudi mobil beranggapan jalan beton kurang nyaman untuk dilintasi karena traksi yang diberikan tidak seoptimal bahan aspal.
Sehingga, pengemudi cukup kesulitan merasakan grip ban ke permukaan beton sekaligus lebih sulit dikendalikan.
Tidak kalah penting, muncul anggapan bahwa jalan beton bisa menyebabkan ban mobil lebih cepat aus. Khususnya pada jalan beton yang alur pembuangan air hujannya melintang (cross) alias memotong arah laju kendaraan. Meskipun diyakini tidak signifikan, tapi etap harus waspada.
Selain itu, tingkat kebisingannya terdengar lebih tinggi saat berkendara. Jelas sangat mengganggu dalam perjalanan mudik. Ada pula anggapan jalan beton lebih panas ketimbang aspal. Tapi faktanya, baik jalan aspal maupun jalan beton sama-sama menyimpan panas di tengah cuaca siang hari yang terik.
Lihat Juga :
tulis komentar anda