Bukan Jarak, Amerika Justru Khawatir dengan Harga Mobil Listrik
Rabu, 14 April 2021 - 10:00 WIB
AMERIKA SERIKAT - Jarak tempuh mobil listrik ternyata bukan hal yang paling ditakuti oleh masyarakat Amerika saat ini. Alih-alih jarak mereka justru merasa khawatir dengan harga mobil listrik yang kini makin mahal dan irasional. Bahkan harga mobil listrik saat ini bisa lebih mahal dibandingkan mobil konvensional yang mereka gunakan sehari-hari.
Hal itu terungkap dalam survei yang digelar OC&C Consultant baru-baru ini. Dalam laporan itu OC&C mengatakan harga yang mahal terjadi karena semakin mahalnya produksi baterai sebagai inti dari mobil listrik. Di saat yang bersamaan, produsen mobil listrik justru membebankan mahalnya pembuatan baterai ke dalam harga mobil listrik.
Sebanyak 7.500 responden yang disurvei mengatakan untuk menekan harga mobil listrik perlu adanya intervensi dari pemerintah. Salah satu bentuk intervensi adalah insentif berupa pengurangan harga buat masyarakat yang membeli mobil listrik.
Jarak memang bukan jadi masalah lagi buat mobil-mobil listrik terbaru. Pasalnya jarak tempuh mereka sudah bisa mencapai 500 kilometer dalam kondisi baterai terisi penuh. Hal itu ditunjukkan oleh Porsche Taycan dan Tesla Model S Plaid serta Tesla Model X Plaid.
Saat ini Presiden Amerika Serikat Joe Biden memang berencana untuk memberikan subsidi pembelian mobil listrik. Hanya saja saat ini belum ada satu pun yang direalisasikan oleh pemerintahan Joe Biden.
Joe Biden diketahui memang menginginkan agar Amerika Serikat bisa memproduksi baterai untuk mobil listrik. Ia ingin supaya Amerika Serikat menjadi sumber persediaan baterai listrik dunia sesuai visi ekonomi Build Back Better.
Pernyataan itu diucapkan Joe Biden usai Perwakilan Dagang AS, Katherine Tai, berhasil mendamaikan LG dan SK Innovation tentang sengketa baterai mobil listrik.
"Bagian kunci dari rencana Build Back Better saya adalah supaya kendaraan listrik dan baterai-baterai untuk masa depan dibangun di sini di Amerika, di seluruh Amerika, oleh pekerja Amerika," ujar Joe Biden.
Hal itu terungkap dalam survei yang digelar OC&C Consultant baru-baru ini. Dalam laporan itu OC&C mengatakan harga yang mahal terjadi karena semakin mahalnya produksi baterai sebagai inti dari mobil listrik. Di saat yang bersamaan, produsen mobil listrik justru membebankan mahalnya pembuatan baterai ke dalam harga mobil listrik.
Sebanyak 7.500 responden yang disurvei mengatakan untuk menekan harga mobil listrik perlu adanya intervensi dari pemerintah. Salah satu bentuk intervensi adalah insentif berupa pengurangan harga buat masyarakat yang membeli mobil listrik.
Jarak memang bukan jadi masalah lagi buat mobil-mobil listrik terbaru. Pasalnya jarak tempuh mereka sudah bisa mencapai 500 kilometer dalam kondisi baterai terisi penuh. Hal itu ditunjukkan oleh Porsche Taycan dan Tesla Model S Plaid serta Tesla Model X Plaid.
Saat ini Presiden Amerika Serikat Joe Biden memang berencana untuk memberikan subsidi pembelian mobil listrik. Hanya saja saat ini belum ada satu pun yang direalisasikan oleh pemerintahan Joe Biden.
Joe Biden diketahui memang menginginkan agar Amerika Serikat bisa memproduksi baterai untuk mobil listrik. Ia ingin supaya Amerika Serikat menjadi sumber persediaan baterai listrik dunia sesuai visi ekonomi Build Back Better.
Pernyataan itu diucapkan Joe Biden usai Perwakilan Dagang AS, Katherine Tai, berhasil mendamaikan LG dan SK Innovation tentang sengketa baterai mobil listrik.
"Bagian kunci dari rencana Build Back Better saya adalah supaya kendaraan listrik dan baterai-baterai untuk masa depan dibangun di sini di Amerika, di seluruh Amerika, oleh pekerja Amerika," ujar Joe Biden.
(wsb)
tulis komentar anda