Membirukan Langit Kota dengan Motor Listrik ALVA

JAKARTA - Andry Bandaso, pemilik baru motor listrik ALVA Cervo , hampir setiap hari memutar otak bagaimana caranya agar motor listrik kesayangannya itu bisa benar-benar bersahabat dengan baterai yang ada di motor listrik itu.

Bagi Andry Bandaso, tiada hari terlewat tanpa mengulik gaya berkendara yang dia gunakan. Setiap hari matanya selalu awas melihat aplikasi My ALVA yang ada di ponsel kesayangannya.

Lewat aplikasi itu Andry Bandaso bisa mengakses fitur Trip History. Di fitur itu dia akan mendapatkan banyak informasi penting dari motor listrik ALVA.

Termasuk salah satunya adalah tingkat konsumsi baterai yang dibandingkan dengan jarak tempuh harian. Hingga pada akhirnya di satu titik, Andry Bandaso puas luar biasa ketika berhasil mencetak konsumsi baterai sebesar 16 persen dengan jarak tempuh 21,51 kilometer.

Dari situ dia juga tahu hanya menghabiskan uang sebesar Rp824 untuk total jarak yang ditempuh. Sebuah capaian yang akan sangat sulit dilakukan oleh motor konvensional yang ada saat ini.

"Sudah mulai paham menggunakan motor listrik. Nyampur mode ECO dan URBAN, tarik gas seperlunya saja. Kalau ada kesempatan gunakan regeneratif brake," ungkap Andry Bandaso.





Pengalaman yang nyaris sama juga dialami Padma Putra. Warga Bali itu baru saja membeli motor listrik ALVA Cervo dan langsung keranjingan fitur Trip History yang ada di aplikasi My ALVA.

Dia bahkan tertantang mencoba gaya mengendarai motor yang jauh lebih hemat baterai lagi. "Setiap hari saya coba cuma memang masih belum memuaskan saya," jelasnya.

Andry Bandaso dan Putra Padma saat ini memang punya banyak kesamaan. Keduanya sama-sama punya ALVA Cervo dan sama-sama berlomba jadi paling yang irit mengonsumsi baterai motor listrik.

Uniknya mereka justru tidak pernah terpikir melakukan semua itu untuk berkontribusi pada lingkungan. Toh awalnya mereka terbius oleh ALVA Cervo karena desainnya yang futuristis, biaya penggunaan yang lebih ekonomis, serta teknologi yang lebih canggih.

Ajaibnya, diam-diam mereka justru tersihir oleh cara ALVA agar tetap bisa membirukan langit kota dimana mereka tinggal. Perlombaan mereka menjadi yang paling irit dalam mengonsumsi baterai justru akan berdampak besar pada lingkungan.

"Fitur Trip History ini memang jadi yang paling disukai oleh pengguna motor listrik ALVA karena mereka bisa saling adu jauh dan adu irit konsumsi baterai," ujar Putu Swaditya Yudha, Chief Marketing Officer Ilectra Motor Group (IMG) saat hadir dalam media gathering ALVA dan Media di kawasan Jakarta Pusat pada 1 Agustus 2023 lalu.





Putu Swaditya Yudha mengatakan saat ini masyarakat memang perlu diajak berkontribusi pada lingkungan dengan cara yang interaktif. Nuansa kompetisi yang diberikan lewat fitur Trip History justru membuat para pengguna ALVA Cervo tertarik untuk mencoba. Selanjutnya tanpa disadari mereka justru sudah berkontribusi positif pada lingkungan.

Nyatanya kontribusi tersebut tidak bisa dianggap enteng. Dalam catatan IMG selama setahun belakangan ini populasi motor listrik ALVA mencapai ribuan unit. Seluruh motor listrik itu telah merayap di berbagai jalan di Tanah Air denan jarak tempuh lebih dari satu juta kilometer. “Jarak ini setara dengan 83 kali mengitari Bumi,” tutur Putu Swaditya Yudha.

Dia melanjutkan berdasarkan data yang dihimpun IMG, ada pengguna motor listrik ALVA pernah menempuh 156 kilometer (Jakarta-Bandung) dengan satu kali pengisian. Sementara rata-rata perjalanan durasi penggunaan ALVA 33,48 menit.

“Dengan jumlah yang ada saat ini, motor listrik ALVA yang beredar berhasil memangkas 88,5 ton emisi CO2 yang setara dengan menanam lebih dari 4.000 pohon,” katanya.

Strategi yang dilakukan ALVA diapresiasi oleh Peter Kho, Humas Asosiasi Industri Motor Listrik Indonesia (AISMOLI). Menurutnya produsen motor listrik memang memiliki peran edukasi kepada penggunanya.

Jadi mereka tidak bisa berhenti hanya menjual produk saja tapi juga mengajak pengguna motor listrik untuk ikut aktif mengedukasi agar penggunaanya jadi maksimal.





Kontribusi dalam berkompetisi di motor listrik itu sendiri diharapkan mampu menekan tingginya polusi yang dihasilkan sektor transportasi. Faktanya saat ini emisi karbon sektor transportasi saat ini sudah menyumbang lebih dari 280 juta ton CO2 per tahun.

Jika tidak ada yang berubah, emisi karbon transportasi akan terus bertambah sampai 860 juta ton CO2 per tahun pada tahun 2050. "Tidak ada solusi lain memang selain beralih ke kendaraan listrik," ujar Peter Kho.

Upaya tersebut diharapkan jadi upaya berkelanjutan. Jadi jargon Game Changer yang disuarakan ALVA tidak hanya sebatas jargon semata.

Tentunya itu juga sangat disadari oleh IMG sebagai produsen motor listrik ALVA. Bagi mereka pengurangan emisi memang jadi jihad yang perlu dituntaskan.

"Mengurangi emisi adalah buah refleksi kami dalam memimpin perubahan di Indonesia. Dengan keunggulan kinerja dari produk-produk ALVA dan dukungan pengguna yang luar biasa, ALVA telah menjadi solusi mobilitas berkelanjutan yang mengemuka di negeri ini, berkontribusi dalam menghadirkan perubahan positif bagi lingkungan dan masyarakat," ucap Purbaja Pantja, President Director IMG.