Bisnis Automotif Menggeliat, Daihatsu Edukasi Konsumen
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah akan menggenjot belanja negara pada semester II 2020 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional agar Indonesia terhindar dari resesi. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, belanja pemerintah dianggarkan Rp2.739 triliun dan dana penanganan Covid-19 sebesar Rp 697 triliun. Dana ini diharapkan mampu memulihkan daya beli masyarakat.
Di saat yang sama pemerintah juga menyiapkan insentif untuk dunia usaha. Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, pemerintah menyiapkan penjaminan kredit modal kerja dengan plafon Rp10 miliar hingga Rp1 triliun. Diharapkan hingga tahun 2021, total dana yang tersalurkan sebanyak Rp100 triliun.
Hal ini disambut positif pelaku usaha, termasuk sektor automotif yang mulai bergerak. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan mobil menunjukkan peningkatan seiring dengan dilonggarkannya aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Gaikindo menyebutkan penjualan wholesale pada Juni-Juli 2020 meningkat 20% menjadi 25.000 unit atau bertambah dua kali lipat di banding bulan sebelumnya. Sedangkan, penjualan ritel naik 20% dari 30.000 menjadi 36.000 unit. (Baca: Daihatsu Kurang Waktu Produksi Demi Hindari Virus Corona)
After Sales Service Division Head PT Astra International- Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) Lili Herman mengatakan, pascapelonggaran PSBB, Daihatsu mengedukasi konsumen agar melakukan servis rutin mobilnya ke bengkel Daihatsu. Salah satunya dengan memberikan insentif menarik dan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Menurut dia, langkah yang ditempuh itu memberi dampak positif. Di mana pengunjung bengkel Astra Daihatsu mulai membaik. Lili menyebutkan, animo konsumen membawa mobilnya diservis di bengkel kembali meningkat setelah ada pelonggaran PSBB. Hal ini terlihat dari jumlah pengunjung bengkel Astra Daihatsu dan dealer Daihatsu yang terus naik. Jika pada Mei 2020 pengunjung bengkel Astra Daihatsu dan diler Daihatsu tercatat sebanyak 52.695 unit maka pada Juni 2020 telah meningkat menjadi 82.633 unit atau naik 56,8%. Sedangkan, pada Juli 2020 tercatat 87.172 unit atau bertambah 5,5% dari Juni 2020.
“Jadi, memang ada kenaikan pengunjung bengkel dari rata-rata 2.000 unit per hari menjadi 2.300 unit per hari. Padahal, saat ini jam operasional bengkel masih dibatasi tidak seperti sebelum pandemi Covid-19 yang beroperasi secara penuh,” papar dia kemarin.
Lili mengatakan, untuk mendorong konsumen datang ke bengkel atau memanfaatkan Daihatsu Mobile Service (DMS), pada bulan Agustus ini, seluruh bengkel Astra Daihatsu dan diler Daihatsu memberikan program diskon khusus dalam rangka peringatan hari kemerdekaan RI. Dalam program khusus ini, konsumen mendapatkan diskon Rp 100.000 untuk pekerjaan tune up atau cek rem. Sedangkan, konsumen yang melakukan perawatan berkala bisa mendapatkan diskon jasa 17%, diskon suku cadang 8%, dan diskon oli genuine oil 20%.
Selain itu, setiap mobil yang telah selesai diservis mendapatkan pelayanan healthy delivery yakni pemberian cairan disinfektan pada beberapa area yang sering disentuh saat servis seperti streering wheel, tombol lampu, handle pintu, switch power window, switch ac, rem tangan, dan laci. “ Penyemprotan kami lakukan di depan konsumen agar terbangun kepercayaan,” tandasnya. (Baca juga: Jadi Lumbung Cukai, Kemenperin: Industri Rokok Perlu Diselamatkan)
Lili berharap konsumen Daihatsu bisa memanfaatkan program potongan harga ini untuk menservis mobil agar selalu dalam kondisi prima dan siap digunakan setiap saat. “Jangan sampai karena situasi pandemi ini konsumen terlena untuk tidak menservis mobilnya, sehingga kinerja mobil terganggu. Ujung-ujungnya konsumen juga yang rugi karena aktivitas mereka jadi terganggu jika mobilnya bermasalah,” paparnya. Lili menambahkan, inilah cara Daihatsu memberi edukasi ke konsumen dalam merawat kendaraan yang dimilikinya.
Sementara itu, pengamat automotif Bebin Djuana menilai, dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini, apa pun yang bisa meningkatkan pendapatan harus dilakukan agar perusahaan bisa bertahan. Apalagi, penjualan automotif secara nasional masih redup, sehingga perlu strategi baru mencari peluang agar bisa terus berkompetisi.“Mungkin saja dari sektor servis bisa menutupi biaya operasional perusahaan,” tutur dia.
Sejumlah ATPM menyebutkan, kontribusi pendapatan layanan servis bisa menyumbang 20 sampai 30% dari target pendapatan tahunan. Dari unit yang masuk di diler untuk layanan purna jual itu, kontribusi terbesar pendapatan datang dari penjualan suku cadang yakni 65 %, sisanya dari layanan servis sebesar 35 %. (Lihat videonya: Meneguk Sejarah Panjang Indonesiadalam Secangkir Kopi)
Di sisi lain, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, tren indek manajer pembelian (PMI) manufaktur Indonesia mulai membaik Jika Maret angka PMI berada di level 27,5 maka pada Juli sudah naik menjadi 46,9. Penjualan kendaraan bermotor dan mobil juga menunjukkan tren meningkat. Jika pada Mei berada di level -82,3 % maka pada Juni sudah meningkat menjadi -54,6 %. Indeks Keyakinan Konsumen juga yang naik dari 77,8 pada Mei menjadi 83,8 pada Juni.
Tren positif ini harus menjadi momentum bagi pelaku usaha, khususnya industri otomotif untuk menggenjot pertumbuhan. Salah satunya melalui edukasi kepada konsumen agar memanfaatkan insentif yang disediakan guna menjaga performa kendaraannya tetap prima. (Hatim Varabi)
Di saat yang sama pemerintah juga menyiapkan insentif untuk dunia usaha. Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, pemerintah menyiapkan penjaminan kredit modal kerja dengan plafon Rp10 miliar hingga Rp1 triliun. Diharapkan hingga tahun 2021, total dana yang tersalurkan sebanyak Rp100 triliun.
Hal ini disambut positif pelaku usaha, termasuk sektor automotif yang mulai bergerak. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan mobil menunjukkan peningkatan seiring dengan dilonggarkannya aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Gaikindo menyebutkan penjualan wholesale pada Juni-Juli 2020 meningkat 20% menjadi 25.000 unit atau bertambah dua kali lipat di banding bulan sebelumnya. Sedangkan, penjualan ritel naik 20% dari 30.000 menjadi 36.000 unit. (Baca: Daihatsu Kurang Waktu Produksi Demi Hindari Virus Corona)
After Sales Service Division Head PT Astra International- Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) Lili Herman mengatakan, pascapelonggaran PSBB, Daihatsu mengedukasi konsumen agar melakukan servis rutin mobilnya ke bengkel Daihatsu. Salah satunya dengan memberikan insentif menarik dan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Menurut dia, langkah yang ditempuh itu memberi dampak positif. Di mana pengunjung bengkel Astra Daihatsu mulai membaik. Lili menyebutkan, animo konsumen membawa mobilnya diservis di bengkel kembali meningkat setelah ada pelonggaran PSBB. Hal ini terlihat dari jumlah pengunjung bengkel Astra Daihatsu dan dealer Daihatsu yang terus naik. Jika pada Mei 2020 pengunjung bengkel Astra Daihatsu dan diler Daihatsu tercatat sebanyak 52.695 unit maka pada Juni 2020 telah meningkat menjadi 82.633 unit atau naik 56,8%. Sedangkan, pada Juli 2020 tercatat 87.172 unit atau bertambah 5,5% dari Juni 2020.
“Jadi, memang ada kenaikan pengunjung bengkel dari rata-rata 2.000 unit per hari menjadi 2.300 unit per hari. Padahal, saat ini jam operasional bengkel masih dibatasi tidak seperti sebelum pandemi Covid-19 yang beroperasi secara penuh,” papar dia kemarin.
Lili mengatakan, untuk mendorong konsumen datang ke bengkel atau memanfaatkan Daihatsu Mobile Service (DMS), pada bulan Agustus ini, seluruh bengkel Astra Daihatsu dan diler Daihatsu memberikan program diskon khusus dalam rangka peringatan hari kemerdekaan RI. Dalam program khusus ini, konsumen mendapatkan diskon Rp 100.000 untuk pekerjaan tune up atau cek rem. Sedangkan, konsumen yang melakukan perawatan berkala bisa mendapatkan diskon jasa 17%, diskon suku cadang 8%, dan diskon oli genuine oil 20%.
Selain itu, setiap mobil yang telah selesai diservis mendapatkan pelayanan healthy delivery yakni pemberian cairan disinfektan pada beberapa area yang sering disentuh saat servis seperti streering wheel, tombol lampu, handle pintu, switch power window, switch ac, rem tangan, dan laci. “ Penyemprotan kami lakukan di depan konsumen agar terbangun kepercayaan,” tandasnya. (Baca juga: Jadi Lumbung Cukai, Kemenperin: Industri Rokok Perlu Diselamatkan)
Lili berharap konsumen Daihatsu bisa memanfaatkan program potongan harga ini untuk menservis mobil agar selalu dalam kondisi prima dan siap digunakan setiap saat. “Jangan sampai karena situasi pandemi ini konsumen terlena untuk tidak menservis mobilnya, sehingga kinerja mobil terganggu. Ujung-ujungnya konsumen juga yang rugi karena aktivitas mereka jadi terganggu jika mobilnya bermasalah,” paparnya. Lili menambahkan, inilah cara Daihatsu memberi edukasi ke konsumen dalam merawat kendaraan yang dimilikinya.
Sementara itu, pengamat automotif Bebin Djuana menilai, dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini, apa pun yang bisa meningkatkan pendapatan harus dilakukan agar perusahaan bisa bertahan. Apalagi, penjualan automotif secara nasional masih redup, sehingga perlu strategi baru mencari peluang agar bisa terus berkompetisi.“Mungkin saja dari sektor servis bisa menutupi biaya operasional perusahaan,” tutur dia.
Sejumlah ATPM menyebutkan, kontribusi pendapatan layanan servis bisa menyumbang 20 sampai 30% dari target pendapatan tahunan. Dari unit yang masuk di diler untuk layanan purna jual itu, kontribusi terbesar pendapatan datang dari penjualan suku cadang yakni 65 %, sisanya dari layanan servis sebesar 35 %. (Lihat videonya: Meneguk Sejarah Panjang Indonesiadalam Secangkir Kopi)
Di sisi lain, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, tren indek manajer pembelian (PMI) manufaktur Indonesia mulai membaik Jika Maret angka PMI berada di level 27,5 maka pada Juli sudah naik menjadi 46,9. Penjualan kendaraan bermotor dan mobil juga menunjukkan tren meningkat. Jika pada Mei berada di level -82,3 % maka pada Juni sudah meningkat menjadi -54,6 %. Indeks Keyakinan Konsumen juga yang naik dari 77,8 pada Mei menjadi 83,8 pada Juni.
Tren positif ini harus menjadi momentum bagi pelaku usaha, khususnya industri otomotif untuk menggenjot pertumbuhan. Salah satunya melalui edukasi kepada konsumen agar memanfaatkan insentif yang disediakan guna menjaga performa kendaraannya tetap prima. (Hatim Varabi)
(ysw)