Pabrik Baterai Mobil Listrik GM Terbakar, Butuh Dua Lusin Truk Damkar Padamkan Api
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pabrik baterai mobil listrik GM Factory Zero di Detroit, Michigan, Amerika Serikat, terbakar pada pertengahan Desember 2023. Perusahaan mengungkapkan butuh 100 petugas pemadam kebakaran dan dua lusin truk pemadam untuk memadamkan api.
Melansir Carscoosps, Sabtu (3/2/2024) pabrik baterai mobil listrik GM diduga terbakar akibat kendaraan forklift melubangi wadah material baterai. Diketahui, bahan baku baterai berbasis nikel, mangan, dan cobalt, mudah terbakar.
Laporan menyebutkan bahwa atas insiden tersebut, seorang petugas pemadam kebakaran terluka saat keluar dari pabrik. Semua petugas juga terpapar gas lithium-ion yang berbahaya bagi tubuh. Detroit Business melaporkan bahwa petugas pemadam kebakaran setempat berada di pabrik selama lebih dari tujuh jam. Sekitar lima palet baterai terbakar di dekat dermaga pemuatan ketika mereka tiba di lokasi.
Baterai yang hancur akibat kebakaran tersebut diperkirakan membuat GM rugi sekitar 1 juta dolar AS atau setara Rp15,7 miliar. Sementara kerusakan properti senilai 300.000 dolar AS.
Kepala Pencegahan Kebakaran di Departemen Pemadam Kebakaran Detroit, Dennis Hunter, mengatakan departemen pemadam kebakaran harus menanggapi delapan atau lebih insiden di pabrik tersebut antara musim panas dan Desember tahun lalu.
“Baterai kendaraan listrik adalah bahaya baru yang kita hadapi sebagai sebuah negara saat ini. Kami bekerja sama dengan Factory Zero untuk rencana respons yang lebih baik. Kami bekerja sama dengan mereka untuk meningkatkan cara menangani baterai EV yang terkena limpasan panas atau terbakar,” ujar Hunter seperti dikutip dari Carscoops.
Kerja sama itu memungkinkan pabrik baterai GM dapat mengatasi kebakaran yang terjadi sehingga tidak meluas. Menurut Hunter, perlu setidaknya empat mobil pemadam kebakaran untuk mengatasi kebakaran awal pada pabrik tersebut.
Juru bicara GM Tara Kuhnen mengatakan perusahaannya menghubungi pemadam kebakaran setempat terlepas dari tingkat keparahan insiden. Disebutkan bahwa tidak semua insiden baru-baru ini terkait dengan baterai atau kebakaran.
“Keselamatan karyawan kami adalah prioritas kami. Kami menghubungi pemadam kebakaran setempat untuk memastikan kami mendapatkan bantuan segera jika terjadi insiden, terlepas dari tingkat keparahannya. Beberapa insiden bersifat kecil dan dapat diatasi dengan cepat, sementara insiden lainnya memerlukan bantuan dari pemadam kebakaran,” ujar Kuhnen.
Mengingat bahaya yang ditimbulkan, itu sebabnya sejumlah produsen mulai memproduksi baterai LFP (Lithium Iron Phosphate). Selain tak mudah terbakar, biaya produksi juga jauh lebih murah karena tak membutuhkan nikel, cobalt, dan mangan (NCM).
Lihat Juga: Kredit Pajak Dihapus, Mobil Listrik Terpukul: Industri EV Hadapi Masa Sulit di Bawah Trump?
Melansir Carscoosps, Sabtu (3/2/2024) pabrik baterai mobil listrik GM diduga terbakar akibat kendaraan forklift melubangi wadah material baterai. Diketahui, bahan baku baterai berbasis nikel, mangan, dan cobalt, mudah terbakar.
Laporan menyebutkan bahwa atas insiden tersebut, seorang petugas pemadam kebakaran terluka saat keluar dari pabrik. Semua petugas juga terpapar gas lithium-ion yang berbahaya bagi tubuh. Detroit Business melaporkan bahwa petugas pemadam kebakaran setempat berada di pabrik selama lebih dari tujuh jam. Sekitar lima palet baterai terbakar di dekat dermaga pemuatan ketika mereka tiba di lokasi.
Baterai yang hancur akibat kebakaran tersebut diperkirakan membuat GM rugi sekitar 1 juta dolar AS atau setara Rp15,7 miliar. Sementara kerusakan properti senilai 300.000 dolar AS.
Kepala Pencegahan Kebakaran di Departemen Pemadam Kebakaran Detroit, Dennis Hunter, mengatakan departemen pemadam kebakaran harus menanggapi delapan atau lebih insiden di pabrik tersebut antara musim panas dan Desember tahun lalu.
“Baterai kendaraan listrik adalah bahaya baru yang kita hadapi sebagai sebuah negara saat ini. Kami bekerja sama dengan Factory Zero untuk rencana respons yang lebih baik. Kami bekerja sama dengan mereka untuk meningkatkan cara menangani baterai EV yang terkena limpasan panas atau terbakar,” ujar Hunter seperti dikutip dari Carscoops.
Kerja sama itu memungkinkan pabrik baterai GM dapat mengatasi kebakaran yang terjadi sehingga tidak meluas. Menurut Hunter, perlu setidaknya empat mobil pemadam kebakaran untuk mengatasi kebakaran awal pada pabrik tersebut.
Juru bicara GM Tara Kuhnen mengatakan perusahaannya menghubungi pemadam kebakaran setempat terlepas dari tingkat keparahan insiden. Disebutkan bahwa tidak semua insiden baru-baru ini terkait dengan baterai atau kebakaran.
“Keselamatan karyawan kami adalah prioritas kami. Kami menghubungi pemadam kebakaran setempat untuk memastikan kami mendapatkan bantuan segera jika terjadi insiden, terlepas dari tingkat keparahannya. Beberapa insiden bersifat kecil dan dapat diatasi dengan cepat, sementara insiden lainnya memerlukan bantuan dari pemadam kebakaran,” ujar Kuhnen.
Mengingat bahaya yang ditimbulkan, itu sebabnya sejumlah produsen mulai memproduksi baterai LFP (Lithium Iron Phosphate). Selain tak mudah terbakar, biaya produksi juga jauh lebih murah karena tak membutuhkan nikel, cobalt, dan mangan (NCM).
Lihat Juga: Kredit Pajak Dihapus, Mobil Listrik Terpukul: Industri EV Hadapi Masa Sulit di Bawah Trump?
(msf)