Strategi Ekspansi Global BYD: Mengapa Turki Jadi Pilihan untuk Pabrik Baru?
loading...
A
A
A
TURKI - BYD (Build Your Dreams) memutuskan berinvestasi di Turki dengan membangun pabrik baru. Produsen asal China itu resmi memanamkan modal sebesar USD1 miliar atau setara Rp16,3 triliun.
Melansir Nikkei Asia, ada sejumlah alasan BYD memutuskan membangun pabrik baru dengan investasi besar di Turki. Alasan utama adalah Turki merupakan negara yang memiliki basis otomotif dan teknologi yang cukup kuat dan mapan.
Dengan membangun pabrik di Turki, BYD dapat dengan mudah memproduksi mobil untuk memenuhi pasar domestik dan pasar ekspor. BYD juga dapat dengan mudah memasarkan kendaraannya di Eropa.
"Keunggulan Turki seperti ekosistem teknologi yang berkembang, basis pemasok yang kuat, lokasi luar biasa (strategis), dan tenaga kerja yang terampil, investasi BYD dalam fasilitas produksi baru ini akan semakin mengembangkan kemampuan produksi lokal merek tersebut dan meningkatkan efisiensi logistik," tulis pernyataan BYD seperti dilansir dari Nikkei Asia.
"Kami (BYD) bertujuan untuk menjangkau konsumen di Eropa dengan memenuhi permintaan kendaraan energi baru yang terus meningkat di wilayah tersebut," lanjutnya.
Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki Mehmet Fatih Kacir mengatakan bahwa Turki merupakan produsen mobil terbesar ketiga di Eropa. Alasan ini yang membawa BYD tertarik untuk berinvestasi besar-besaran untuk membangun pabrik dan pusat riset pengembangan di sana.
"Kami melihat transformasi menuju kendaraan listrik generasi baru dan ramah lingkungan sebagai tujuan utama sektor otomotif, yang merupakan sektor unggulan dalam ekspor dengan volume tahunan melebihi USD 35 miliar," ujar Kacir.
Sebagai informasi, Turki memproduksi lebih dari 1,4 juta mobil pada 2023, di mana 70 persen di antaranya merupakan kendaraan penumpang. Turki juga menjadi jembata antara Eropa dan Asia yang memiliki perjanjian serikat pabean dengan Uni Eropa dan perjanjian perdagangan bebas dengan lebih dari 20 negara.
BYD jadi pabrik mobil asing terbaru di Turki setelah sekian lama tak ada merek baru yang mendirikan pabrik di negara ini. Merek mobil asing terakhir adalah Honda pada tahun 1997, tapi akhirnya ditutup pada 2021 setelah memutuskan menarik diri dari produksi mobil Eropasepenuhnya.
Melansir Nikkei Asia, ada sejumlah alasan BYD memutuskan membangun pabrik baru dengan investasi besar di Turki. Alasan utama adalah Turki merupakan negara yang memiliki basis otomotif dan teknologi yang cukup kuat dan mapan.
Dengan membangun pabrik di Turki, BYD dapat dengan mudah memproduksi mobil untuk memenuhi pasar domestik dan pasar ekspor. BYD juga dapat dengan mudah memasarkan kendaraannya di Eropa.
"Keunggulan Turki seperti ekosistem teknologi yang berkembang, basis pemasok yang kuat, lokasi luar biasa (strategis), dan tenaga kerja yang terampil, investasi BYD dalam fasilitas produksi baru ini akan semakin mengembangkan kemampuan produksi lokal merek tersebut dan meningkatkan efisiensi logistik," tulis pernyataan BYD seperti dilansir dari Nikkei Asia.
"Kami (BYD) bertujuan untuk menjangkau konsumen di Eropa dengan memenuhi permintaan kendaraan energi baru yang terus meningkat di wilayah tersebut," lanjutnya.
Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki Mehmet Fatih Kacir mengatakan bahwa Turki merupakan produsen mobil terbesar ketiga di Eropa. Alasan ini yang membawa BYD tertarik untuk berinvestasi besar-besaran untuk membangun pabrik dan pusat riset pengembangan di sana.
"Kami melihat transformasi menuju kendaraan listrik generasi baru dan ramah lingkungan sebagai tujuan utama sektor otomotif, yang merupakan sektor unggulan dalam ekspor dengan volume tahunan melebihi USD 35 miliar," ujar Kacir.
Sebagai informasi, Turki memproduksi lebih dari 1,4 juta mobil pada 2023, di mana 70 persen di antaranya merupakan kendaraan penumpang. Turki juga menjadi jembata antara Eropa dan Asia yang memiliki perjanjian serikat pabean dengan Uni Eropa dan perjanjian perdagangan bebas dengan lebih dari 20 negara.
BYD jadi pabrik mobil asing terbaru di Turki setelah sekian lama tak ada merek baru yang mendirikan pabrik di negara ini. Merek mobil asing terakhir adalah Honda pada tahun 1997, tapi akhirnya ditutup pada 2021 setelah memutuskan menarik diri dari produksi mobil Eropasepenuhnya.
(dan)