Ngeri, Adu Kencang Bus AKAP di Tol Cipali Makin Memprihatinkan

Jum'at, 27 November 2020 - 12:00 WIB
loading...
Ngeri, Adu Kencang Bus AKAP di Tol Cipali Makin Memprihatinkan
Kondisi jalan tol yang mulus dan panjang kerap disalahgunakan oleh pengemudi bus. Mereka kerap mengemudikan bus melebihi batas kecepatan maksimal dan sering adu kencang dengan bus lainnya. Foto / Wahyu Sibarani
A A A
CIPALI - Adu kebut bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) semakin sering terjadi di Tol Cikopo-Palimanan (Cipali). Adu cepat bus itu terjadi karena saat ini armada bus antar kota sudah semakin moderen, nyaman dan berperforma tinggi.

"Selain itu adu kebut itu terjadi karena adanya provokasi dari penumpang sendiri kepada pengemudi bus," ucap Agung Prasetyo, Direktur Operasi ASTRA Tol Cipali. (Baca juga : Tesla Cybertruck Jadi-jadian dari Selandia Baru Terjual Rp13,9 Juta )

Dalam data yang dipaparkan oleh ASTRA Tol Cipali diketahui kecepatan rata-rata bus yang melintas di Tol Cipali mencapai 84 kilometer per jam. Kecepatan tertinggi diketahui bisa mencapai 115 kilometer per jam sedangkan keceatan terendah hanyalah 66 kilometer per jam. Dari situ diketahui rata-rata bus yang melintas di Tol Cipali memang sangat mampu berlari dalam kecepatan tinggi.

"Sayangnya itu banyak disalahgunakan untuk adu cepat. Bahkan sempat direkam untuk dibagi melalui sosial media," keluh Agung Prasetyo. (Baca juga : Bukan Bangkrut, Harley-Davidson Sewakan Pabrik Untuk Jualan Listrik )

Untuk mencegah adu kencang antar bus terjadi, pihak ASTRA Tol Cipali diketahui kerap bekerja sama dengan Polda Jawa Barat melakukan pengintaian kecepatan dengan menggunakan Speed Gun. Pengintaian dengan Speed Gun dilakukan dua bulan sekali guna memberikan efek jera. Selain itu pengintaian diharapkan mampu mengedukasi pengguna jalan tol Cipali mematuhi batas keepatan minimal 60 kilometer per jam dan maksimal 100 kilometer per jam.

"Dari data yang kami lakukan banyak kecelakaan terjadi karena pengguna jalan tol mengendarai mobil mereka melebihi kecepatan batas maksimal sementara di sisi lain ada pengguna jalan tol yang jalannya terlalu pelan. Kondisi ini membuat pengemudi memiliki respons yang lambat dalam menghindar dari kecelakaan. Kebanyakan kecelakaan yang terjadi justru karena tabrak belakang," ucap Agung Prasetyo.
(wsb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1387 seconds (0.1#10.140)