Koenigsegg Lanjutkan Proyek Mobil Berbahan Bakar Energi Gunung Berapi
loading...
Koenigsegg Gemera merupakan mobil pertama Koenigsegg yang menggunakan penggabungan metanol dari energi gunung berapi dan motor listrik. Foto/Netcarshow.
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan mobil sport asal Swedia, Koenigsegg masih melanjutkan proyek mobil sport berbahan bakar energi yang dibuat dari gunung berapi. Dalam wawancaranya dengan Bloomberg, pendiri dan CEO Koenigsegg, Christian von Koenigsegg mengaku masih percaya bahwa mobil listrik tidak cocok dengan mobil sport.
Dari situlah mereka percaya teknologi hybrid merupakan inovasi yang sangat ideal buat mobil sport. Itulah mengapa mereka masih melanjutkan proyek mobil hibrid yang berupa gabungan antara tiga motor listrik dengan bahan bakar metanol yang dibuat dari energi gunung berapi.
"Jika kita ingin membuat mobil sport listrik murni, maka mobil itu akan memiliki bobot yang sangat berat. Pasalnya untuk mendapatkan jarak tempuh yang ideal baterai yang digunakan akan sangat besar, hal itu akan sangat berlawanan dari sifat alami mobil sport," ujar Christian von Koenigsegg.
Meski demikian menurutnya bukan berarti hal itu membuat Koenigsegg sama sekali tidak perduli dengan lingkungan. Hanya saja mereka melihat kepedulian pada lingkungan dengan cara yang berbeda. Dia mengatakan Koenigsegg berupaya memadupadankan semua teknologi yang ada guna mendapatkan mobil sport ideal yang dibutuhkan oleh masyarakat.
![Koenigsegg Lanjutkan Proyek Mobil Berbahan Bakar Energi Gunung Berapi]()
Dari situlah Koenigsegg berupaya memadupadankan energi listrik dengan sistem pembakaran konvensional. Bedanya sistem pembakaran konvensional yang diadopsi oleh Koenigsegg menggunakan bahan bakar yang sangat unik yakni metanol yang dibuat dari energi gunung berapi.
"Kami menggunakan teknologi yang ditemukan di Islandia. Di sana mereka berhasil mengubah energi yang dihasilkan dari gunung berapi menjadi metanol," ujar Christian von Koenigsegg.
![Koenigsegg Lanjutkan Proyek Mobil Berbahan Bakar Energi Gunung Berapi]()
Teknologi ini sendiri sudah diaplikasikan oleh Koenigsegg di mobil Koenigsegg Gemera. Diketahui Koenigsegg Gemera memiliki tenaga maksimal sebesare 1.700 daya kuda yang dihasilkan dari tiga motor listrik dan mesin pembakaran internal tiga silinder yang menggunakan bahan bakar metanol dari gunung berapi.
Setelah sukses dengan Koenigsegg Gemera, Christian von Koenigsegg berencana mengadopsi teknologi itu di mobil super Koenigsegg lainnya.
Dari situlah mereka percaya teknologi hybrid merupakan inovasi yang sangat ideal buat mobil sport. Itulah mengapa mereka masih melanjutkan proyek mobil hibrid yang berupa gabungan antara tiga motor listrik dengan bahan bakar metanol yang dibuat dari energi gunung berapi.
"Jika kita ingin membuat mobil sport listrik murni, maka mobil itu akan memiliki bobot yang sangat berat. Pasalnya untuk mendapatkan jarak tempuh yang ideal baterai yang digunakan akan sangat besar, hal itu akan sangat berlawanan dari sifat alami mobil sport," ujar Christian von Koenigsegg.
Meski demikian menurutnya bukan berarti hal itu membuat Koenigsegg sama sekali tidak perduli dengan lingkungan. Hanya saja mereka melihat kepedulian pada lingkungan dengan cara yang berbeda. Dia mengatakan Koenigsegg berupaya memadupadankan semua teknologi yang ada guna mendapatkan mobil sport ideal yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Dari situlah Koenigsegg berupaya memadupadankan energi listrik dengan sistem pembakaran konvensional. Bedanya sistem pembakaran konvensional yang diadopsi oleh Koenigsegg menggunakan bahan bakar yang sangat unik yakni metanol yang dibuat dari energi gunung berapi.
"Kami menggunakan teknologi yang ditemukan di Islandia. Di sana mereka berhasil mengubah energi yang dihasilkan dari gunung berapi menjadi metanol," ujar Christian von Koenigsegg.
Teknologi ini sendiri sudah diaplikasikan oleh Koenigsegg di mobil Koenigsegg Gemera. Diketahui Koenigsegg Gemera memiliki tenaga maksimal sebesare 1.700 daya kuda yang dihasilkan dari tiga motor listrik dan mesin pembakaran internal tiga silinder yang menggunakan bahan bakar metanol dari gunung berapi.
Setelah sukses dengan Koenigsegg Gemera, Christian von Koenigsegg berencana mengadopsi teknologi itu di mobil super Koenigsegg lainnya.
(wsb)
Lihat Juga :
