Jangan Tergiur Harga Murah, Waspadai 5 Penyakit Suzuki Grand Escudo Seken

JAKARTA - Suzuki Grand Escudo jadi solusi bagi mereka yang ingin mendapatkan kendaraan SUV seken dengan harga terjangkau. Versi pertama Grand Escudo dirilis pada 1994. Lalu, disegarkan di 2001. Sering disebut Grand Vitara XL-7, mobil dengan konsep middle-size Sport Utility Vehicle (SUV) hadir dengan dua varian, yakni varian tipe mesin 1.6 liter dan 2.0 liter.

Kini, usianya sudah terbilang rentan, maka dari itu banyak penyakit yang timbul. Berikut 5 penyakit yang sering terjadi pada Suzuki Grand Escudo:

1. Cenderung Boros Bahan Bakar
Dengan bobot kendaraan yang mencapai sekitar 1,3 ton atau lebih, kedua varian Suzuki Grand Escudo, baik tipe 1.6 liter dan 2.0 liter akan menggunakan bahan bakar minyak sekitar 7 km-9 km/liter untuk perjalanan di dalam kota dan 10km-12 km/liter untuk perjalanan di luar kota.

2. Sokbrekernya Lemah
Sokbreker mobil Suzuki Grand Escudo terbilang lemah, sebab komponen tersebut tak mampu menopang bobot mobil yang berat. Sehingga, saat mobil melewati jalanan yang bergelombang atau berlubang maka akan terasa kasar.

3. Akselerasi Mesin Sedikit Lambat

Sebagian besar penggunanya merasakan bahwa performa akselerasi, yang dimiliki mesin 1.6 Liter dari mobil Suzuki Grand Escudo lebih lambat, dibandingkan mesin 2.0 Liter.

Selain kapasitasnya yang lebih kecil, salah satu faktor yang membuat mesin terasa lebih berat adalah bobot kendaraan yang cenderung besar, mirip mobil 2.0 Liter.

4. Pendingin Ruangan Tidak Berfungsi Maksimal
Pendingin ruangan atau AC pada mobil Suzuki Grand Escudo dirasa tidak berfungsi maksimal. Sebab udara yang dihasilkan kurang dingin. Namun, bisa diatasi dengan mengganti selang, baik itu selang high pressure atau low pressure.

5. Bantingan Setir Keras
Sesuai karakternya, yakni mobil SUV. Suzuki Grand Escudo memiliki bantingan setir yang cukup keras, namun handling mobil ini masih terbilang cukup stabil.



Ada pula masalah-masalah lain, seperti karet tongkat gigi yang terlalu tebal, sehingga settingan gigi suka kembali ke netral, lalu seal-seal dan pompa bensin yang lemah.

Kemudian, komponen crank angle sensor yang suka mati, hal tersebut akan menghalangi sinyal pengapian ke Electronic Control Unit (ECU), sehingga mobil tidakbisamenyala.

MG/Afridha Khalila