Ini Jawaban Go-Jek Soal Helm Dijual Bebas
A
A
A
JAKARTA - Helm menjadi sebuah identitas resmi Go-Jek dengan warna hijau mencolok. Namun, beberapa waktu lalu Sindonews sempat melihat helm Go-Jek diperjual belikan secara bebas, bahkan bisa saja menjadi unsur kriminal bagi para pelaku kejahatan. Sebagai perusahaan aplikasi, ini jawaban mereka terhadap fenomena tersebut.
"Ada yang perlu di ingat bahwa kita ini penyedia aplikasi bukan mandor ojek, ini salah satu hal yang perlu di pertimbangkan," ujar CEO dan Co-Founder Go-Jek, Nadiem Makarim, Kamis (22/10/2015). Dia menjelaskan, perusahaan memang selalu menyediakan helm dan jaket sebagai identitas perusahaan, bagi para pengendara (driver).
Meskipun diakuinya, masih banyak pengendara yang belum mendapatkan perlengkapan tersebut. Sementara itu, beberapa waktu lalu penjual helm Go-Jek menyatakan, dari delapan helm yang terjual rata-rata dibeli oleh pengendara Go-Jek dan bukan pengendara motor biasa.
"Kita tidak bisa mengontrol hal tersebut, yang kita bisa nilai hanya dari customer ratting," jawab Nadiem.
Dia berpesan, untuk memastikan pengguna helm itu pengendara resmi atau tidak, bisa dilakukan dari pemesanan melalui aplikasi yang ada. "Kalau kita melihat di jalan, orang menggunakan jaket atau helm Go-Jek belum tentu dia Go-Jek. Jadi, kita meminta customer untuk menjaga disiplin untuk memesan Go-Jek melalui aplikasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan," tutup Nadiem.
Baca:
Helm Go-Jek Dijual Bebas Rawan Disalahgunakan
"Ada yang perlu di ingat bahwa kita ini penyedia aplikasi bukan mandor ojek, ini salah satu hal yang perlu di pertimbangkan," ujar CEO dan Co-Founder Go-Jek, Nadiem Makarim, Kamis (22/10/2015). Dia menjelaskan, perusahaan memang selalu menyediakan helm dan jaket sebagai identitas perusahaan, bagi para pengendara (driver).
Meskipun diakuinya, masih banyak pengendara yang belum mendapatkan perlengkapan tersebut. Sementara itu, beberapa waktu lalu penjual helm Go-Jek menyatakan, dari delapan helm yang terjual rata-rata dibeli oleh pengendara Go-Jek dan bukan pengendara motor biasa.
"Kita tidak bisa mengontrol hal tersebut, yang kita bisa nilai hanya dari customer ratting," jawab Nadiem.
Dia berpesan, untuk memastikan pengguna helm itu pengendara resmi atau tidak, bisa dilakukan dari pemesanan melalui aplikasi yang ada. "Kalau kita melihat di jalan, orang menggunakan jaket atau helm Go-Jek belum tentu dia Go-Jek. Jadi, kita meminta customer untuk menjaga disiplin untuk memesan Go-Jek melalui aplikasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan," tutup Nadiem.
Baca:
Helm Go-Jek Dijual Bebas Rawan Disalahgunakan
(dyt)