Teknologi Baru Huawei Bisa Isi Daya Smartphone 50% dalam 5 Menit
A
A
A
BEIJING - Baterai tetap menjadi masalah terbesar dalam teknologi smartphone, terutama dalam pengisian baterai yang lebih cepat. Huawei merilis sebuah teknologi baru yang dapat mengisi daya 50% cukup 5 menit.
Dilansir dari BGR, Sabtu (14/11/2015), teknologi ini sudah bisa digunakan dalam produk komersial. Huawei mengungkapkan teknologi baru itu dalam sebuah Simposium Baterai di Jepang.
Teknologi pengisi daya cepat ini dikembangkan Watt Lab, sebuah divisi dari Central Research Institute di Huawei. Menurut perusahaan, teknologi baru tersebut mampu mengisi baterai yang kompatibel hingga 10 kali lebih cepat dari baterai lithium-ion normal.
Teknologi ini melibatkan pengisi daya khusus, ditambah dengan baterai lithium-ion baru dengan kepadatan energi di atas 620 Wh/L. Untuk lebih meyakinkan Huawei merilis dua video demo yang memamerkan teknologi terbaru itu.
Dalam video pertama, peneliti menggunakan baterai smartphone 600 mAh ke dalam pengisian cradle khusus. Hanya dalam waktu dua menit, baterai terisi hingga 68% dari kondisi yang hampir kosong.
Video kedua menunjukkan, skenario yang sama namun menggunakan baterai lebih besar yakni baterai 3.000 mAh. Hanya dalam waktu lima menit, baterai terisi 48% dari kondisi yang hampir kosong pula.
Sebagai perbandingan, iPhone 6s menggunakan baterai 1.715 mAh, yang secara teoritis dapat terisi penuh dalam waktu kurang dari tujuh menit menggunakan teknologi baru ini.
"Menurut Huawei, perusahaan mengikat heteroatom ke molekul grafit di anoda, yang bisa menjadi katalis untuk menangkap dan transmisi lithium melalui ikatan karbon," kata perusahaan dalam sebuah siaran pers.
Huawei menyatakan, bahwa heteroatom meningkatkan kecepatan pengisian baterai tanpa mengurangi kepadatan energi atau daya tahan baterai. Perusahaan yakin, terobosan ini menyebabkan revolusi baru dalam perangkat elektronik, khususnya berkaitan dengan ponsel, kendaraan listrik, perangkat wearable, dan pasokan listrik mobile.
Sayangnya, tidak ada kabar dari Huawei pada kapan tepatnya teknologi baru ini siap untuk dijajakan ke konsumen.
Dilansir dari BGR, Sabtu (14/11/2015), teknologi ini sudah bisa digunakan dalam produk komersial. Huawei mengungkapkan teknologi baru itu dalam sebuah Simposium Baterai di Jepang.
Teknologi pengisi daya cepat ini dikembangkan Watt Lab, sebuah divisi dari Central Research Institute di Huawei. Menurut perusahaan, teknologi baru tersebut mampu mengisi baterai yang kompatibel hingga 10 kali lebih cepat dari baterai lithium-ion normal.
Teknologi ini melibatkan pengisi daya khusus, ditambah dengan baterai lithium-ion baru dengan kepadatan energi di atas 620 Wh/L. Untuk lebih meyakinkan Huawei merilis dua video demo yang memamerkan teknologi terbaru itu.
Dalam video pertama, peneliti menggunakan baterai smartphone 600 mAh ke dalam pengisian cradle khusus. Hanya dalam waktu dua menit, baterai terisi hingga 68% dari kondisi yang hampir kosong.
Video kedua menunjukkan, skenario yang sama namun menggunakan baterai lebih besar yakni baterai 3.000 mAh. Hanya dalam waktu lima menit, baterai terisi 48% dari kondisi yang hampir kosong pula.
Sebagai perbandingan, iPhone 6s menggunakan baterai 1.715 mAh, yang secara teoritis dapat terisi penuh dalam waktu kurang dari tujuh menit menggunakan teknologi baru ini.
"Menurut Huawei, perusahaan mengikat heteroatom ke molekul grafit di anoda, yang bisa menjadi katalis untuk menangkap dan transmisi lithium melalui ikatan karbon," kata perusahaan dalam sebuah siaran pers.
Huawei menyatakan, bahwa heteroatom meningkatkan kecepatan pengisian baterai tanpa mengurangi kepadatan energi atau daya tahan baterai. Perusahaan yakin, terobosan ini menyebabkan revolusi baru dalam perangkat elektronik, khususnya berkaitan dengan ponsel, kendaraan listrik, perangkat wearable, dan pasokan listrik mobile.
Sayangnya, tidak ada kabar dari Huawei pada kapan tepatnya teknologi baru ini siap untuk dijajakan ke konsumen.
(dyt)