Perempuan Lebih Rentan Jadi Korban Kejahatan Cyber
A
A
A
JAKARTA - Semakin tinggi penggunaan perangkat mobile, semakin tinggi pula tingkat kejahatan cyber yang dilakukan orang-orang tidak bertanggung jawab. Dalam hal ini, perempuan lebih rentan terkena serangan cyber pada perangkat mereka.
Berdasarkan survei yang dilakukan Kaspersky Lab, sebanyak 53% perempuan menganggap perangkatnya sangat penting dibandingkan pria yang hanya 39%. Namun, masih banyak perempuan yang belum menerapkan langkah-langkah aman pada perangkat mobile mereka walau paling mendasar sekalipun.
Sebagai contoh, sebanyak 48% perempuan sering berbagi foto sendiri dan 43% ke orang lain. Dari sanalah keamanan foto dan video milik mereka tidak dapat dikendalikan ketika penjahat cyber mendapatkan akses ke perangkat.
"Tidak mengherankan bila perempuan berbeda dari laki-laki dalam hal menggunakan dan menilai informasi yang tersimpan di perangkat mereka. Perempuan merasa khawatir tentang dampak emosional yang terjadi kepada orang lain ketika perangkat mereka dicuri atau diretas," ujar Principal Security Researcher di Kaspersky Lab, David Emm, dalam keterangan tertulisnya kepada Sindonews, Selasa (8/3/2016).
"Satu-satunya cara untuk mencegah hal ini terjadi adalah dengan mengambil tindak pencegahan keamanan yang mendasar untuk menjaga apa yang berharga tetap aman," lanjutnya.
David menerangkan, untuk mencegah penjahat cyber bisa mengakses foto, video dan data berharga, file yang tersimpan pada perangkat digital harus dilindungi kata sandi dan enkripsi. File juga harus secara teratur dicadangkan sehingga jika perangkat dicuri atau rusak, data-data tersebut tidak hilang selamanya. Bila data ini dibagi atau disalin, harus dienkripsi, sehingga apabila jatuh ke tangan yang salah, data-data tersebut akan tetap terlindungi.
Berdasarkan survei yang dilakukan Kaspersky Lab, sebanyak 53% perempuan menganggap perangkatnya sangat penting dibandingkan pria yang hanya 39%. Namun, masih banyak perempuan yang belum menerapkan langkah-langkah aman pada perangkat mobile mereka walau paling mendasar sekalipun.
Sebagai contoh, sebanyak 48% perempuan sering berbagi foto sendiri dan 43% ke orang lain. Dari sanalah keamanan foto dan video milik mereka tidak dapat dikendalikan ketika penjahat cyber mendapatkan akses ke perangkat.
"Tidak mengherankan bila perempuan berbeda dari laki-laki dalam hal menggunakan dan menilai informasi yang tersimpan di perangkat mereka. Perempuan merasa khawatir tentang dampak emosional yang terjadi kepada orang lain ketika perangkat mereka dicuri atau diretas," ujar Principal Security Researcher di Kaspersky Lab, David Emm, dalam keterangan tertulisnya kepada Sindonews, Selasa (8/3/2016).
"Satu-satunya cara untuk mencegah hal ini terjadi adalah dengan mengambil tindak pencegahan keamanan yang mendasar untuk menjaga apa yang berharga tetap aman," lanjutnya.
David menerangkan, untuk mencegah penjahat cyber bisa mengakses foto, video dan data berharga, file yang tersimpan pada perangkat digital harus dilindungi kata sandi dan enkripsi. File juga harus secara teratur dicadangkan sehingga jika perangkat dicuri atau rusak, data-data tersebut tidak hilang selamanya. Bila data ini dibagi atau disalin, harus dienkripsi, sehingga apabila jatuh ke tangan yang salah, data-data tersebut akan tetap terlindungi.
(dmd)