Penipuan Catut Nama M-Kios Banyak Kelucuan
Minggu, 08 Mei 2016 - 16:41 WIB

Penipuan Catut Nama M-Kios Banyak Kelucuan
A
A
A
JAKARTA - Hingga saat ini penipuan melalui sms masih terus berlangsung, dan yang menjadi tanda tanya dari mana mereka mendapat nomer para pelanggan Telkomsel? Atau bisa juga para penipu mengirim secara acak.
Biasanya modus yang sering dilakukan para penipu dengan mengirim SMS ucapan selamat. Dan supaya lebih meyakinkan mereka akan memberikan pin dan meminta calon korban mengecek nomor itu di website mereka. Jika diamati lebih seksama banyak sekali kejanggalan dan kelucuan di website mereka. Jadi tampak jelas ini adalah penipuan. Apalagi bahasa Indonesia yg digunakan banyak ejaan yang tak baku ditambah penulisan yang seharusnya diawali huruf kecil ditulis dengan huruf besar.

Penipuan yang mengatasnamakan M-Kios ini menggunakan domain gratis seperti blogspot. Misalnya: www.inforesmi-mkios.blogspot.co.id, www.ptmkios-666.blogspot.com, www.pttelkomsel.blogspot.com atau www.pt-m-tronik.edisi2014.blogspot.com.
Dari alamat website saja sudah jelas ini adalah penipuan, perusahaan sekelas Telkomsel tidak menggunakan domain dot.com. Dan penipu yang mengatasnamakan sebagai PT M Kios menggunakan alamat Jl Gunung Sahari III No.1B Jakarta sebagai alamat kantornya.
Setelah ditelusuri, ternyata alamat tersebut adalah palsu. Ternyata kantor tersebut hanyalah gudang penyimpanan gulungan kain bahan kemeja milik PT Anugrah Sakti, yang sudah beroperasi kurang lebih 15 tahun.
Mungkin sudah tak terhitung penipuan ini sudah menimpa banyak orang, hingga ujungnya mereka melakukan laporan kepihak yang berwajib. Namun dengan kecanggihan teknologi seharusnya penipuan ini sangat mudah dilacak oleh pihak yang tekait terutama Menkominfo dan stakeholder lainnya.
Biasanya modus yang sering dilakukan para penipu dengan mengirim SMS ucapan selamat. Dan supaya lebih meyakinkan mereka akan memberikan pin dan meminta calon korban mengecek nomor itu di website mereka. Jika diamati lebih seksama banyak sekali kejanggalan dan kelucuan di website mereka. Jadi tampak jelas ini adalah penipuan. Apalagi bahasa Indonesia yg digunakan banyak ejaan yang tak baku ditambah penulisan yang seharusnya diawali huruf kecil ditulis dengan huruf besar.




Mungkin sudah tak terhitung penipuan ini sudah menimpa banyak orang, hingga ujungnya mereka melakukan laporan kepihak yang berwajib. Namun dengan kecanggihan teknologi seharusnya penipuan ini sangat mudah dilacak oleh pihak yang tekait terutama Menkominfo dan stakeholder lainnya.
(dol)