Gaikindo Desak Standar Kendaraan Ditingkatkan Jadi Euro 4
A
A
A
JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mendorong pemerintah agar membuat kebijakan untuk meningkatkan standar Euro 2 menjadi Euro 4. Hal diperlukan guna menggenjot ekspor kendaraan.
Saat ini, di Indonesia masih diberlakukan standar emisi kendaraan bermotor Euro 2 sehingga produk-produk mobil buatan dalam negeri sulit menembus pasar ekspor yang lebih luas.
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan, saat ini di Asia hanya Indonesia, Myanmar, dan Laos yang masih menggunakan Euro 2. ”Kita sangat tertinggal sehingga kami menjadi tidak efisien karena untuk produksi harus membuat dua macam, yaitu Euro 2 untuk lokal dan Euro 4 untuk ekspor,” ungkapnya di Jakarta.
Selain menjadikan biaya produksi lebih mahal, lanjut Yohannes, dari sisi lingkungan juga tidak baik karena menyebabkan polusi. ”Kami memohon kepada kebijaksanaan pemerintah supaya cepat meninjau lagi. Dengan Euro 4 diharapkan polusi bisa turun banyak, efisiensi dari industri automotif jadi lebih baik, dan dampaknya bisa mengekspor lebih banyak lagi,” terangnya, baru-baru ini.
Menurut Yohanes, dari sisi industri sudah sangat siap untuk standar Euro 4. Untuk meningkatkan ekspor juga dibutuhkan dukungan dari pemerintah seperti perpajakan yang lebih memihak kepada industri.
”Kami juga meminta dukungan dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) karena yang namanya ekspor harus didukung. Contohnya dalam perpajakan,” paparnya.
Saat ini, di Indonesia masih diberlakukan standar emisi kendaraan bermotor Euro 2 sehingga produk-produk mobil buatan dalam negeri sulit menembus pasar ekspor yang lebih luas.
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan, saat ini di Asia hanya Indonesia, Myanmar, dan Laos yang masih menggunakan Euro 2. ”Kita sangat tertinggal sehingga kami menjadi tidak efisien karena untuk produksi harus membuat dua macam, yaitu Euro 2 untuk lokal dan Euro 4 untuk ekspor,” ungkapnya di Jakarta.
Selain menjadikan biaya produksi lebih mahal, lanjut Yohannes, dari sisi lingkungan juga tidak baik karena menyebabkan polusi. ”Kami memohon kepada kebijaksanaan pemerintah supaya cepat meninjau lagi. Dengan Euro 4 diharapkan polusi bisa turun banyak, efisiensi dari industri automotif jadi lebih baik, dan dampaknya bisa mengekspor lebih banyak lagi,” terangnya, baru-baru ini.
Menurut Yohanes, dari sisi industri sudah sangat siap untuk standar Euro 4. Untuk meningkatkan ekspor juga dibutuhkan dukungan dari pemerintah seperti perpajakan yang lebih memihak kepada industri.
”Kami juga meminta dukungan dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) karena yang namanya ekspor harus didukung. Contohnya dalam perpajakan,” paparnya.
(dmd)