Kenapa setelah Ganti Kampas Rem Jadi Tidak Pakem?
loading...

Jika setelah beberapa waktu performa rem tidak kunjung membaik, segera periksakan ke bengkel untuk diperiksa lebih lanjut. Foto: Sindonews/Danang Arradian
A
A
A
JAKARTA - Alasan mengapa kampas rem setelah diganti justru tidak pakem penting dipahami. Pada dasarnya, kampas rem adalah komponen penting dalam sistem pengereman kendaraan (mobil dan motor).
Fungsi utamanya adalah untuk menciptakan gesekan dengan piringan cakram (disc brake) atau tromol (drum brake) sehingga memperlambat atau menghentikan putaran roda.
Secara umum, kampas rem perlu diganti setiap 20.000 - 60.000 km untuk mobil dan 10.000 - 30.000 km untuk motor.
Tanda-tanda kampas rem harus diganti, antara lain bunyi berdecit atau bergesekan saat pengereman. Atau, pedal rem terasa lebih dalam atau kurang responsif. Begitupun jika ada getaran saat pengereman.
Nah, bagaimana jika setelah ganti kampas rem, rem justru tidak pakem? Ada beberapa alasan mengapa rem mungkin terasa tidak pakem setelah penggantian kampas rem.
1. Kampas Rem Baru Belum "Menyesuaikan Diri": Kampas rem baru memiliki permukaan yang belum sepenuhnya rata dengan piringan cakram (disc brake) atau tromol. Proses "menyesuaikan diri" ini membutuhkan waktu dan penggunaan. Biasanya, setelah beberapa kali pengereman, performa rem akan meningkat.
2. Permukaan Piringan Cakram atau Tromol Kotor/Berkarat: Jika piringan cakram atau tromol kotor, berkarat, atau tidak rata, kampas rem baru tidak dapat bekerja dengan efektif. Permukaan ini perlu dibersihkan atau diratakan (disc skimming) untuk mendapatkan performa pengereman yang optimal.
3. Pemasangan yang Tidak Tepat: Jika kampas rem tidak dipasang dengan benar, misalnya tidak terpasang dengan pas pada kaliper atau ada bagian yang tidak terpasang, performa rem akan terganggu.
4. Masalah pada Kaliper (Disc Brake): Kaliper yang macet atau piston kaliper yang tidak bergerak dengan bebas dapat menyebabkan rem tidak pakem.
5. Masalah pada Silinder Roda (Tromol): Silinder roda yang bocor atau macet pada sistem rem tromol juga dapat menyebabkan pengereman tidak efektif.
Fungsi utamanya adalah untuk menciptakan gesekan dengan piringan cakram (disc brake) atau tromol (drum brake) sehingga memperlambat atau menghentikan putaran roda.
Secara umum, kampas rem perlu diganti setiap 20.000 - 60.000 km untuk mobil dan 10.000 - 30.000 km untuk motor.
Tanda-tanda kampas rem harus diganti, antara lain bunyi berdecit atau bergesekan saat pengereman. Atau, pedal rem terasa lebih dalam atau kurang responsif. Begitupun jika ada getaran saat pengereman.
Nah, bagaimana jika setelah ganti kampas rem, rem justru tidak pakem? Ada beberapa alasan mengapa rem mungkin terasa tidak pakem setelah penggantian kampas rem.
1. Kampas Rem Baru Belum "Menyesuaikan Diri": Kampas rem baru memiliki permukaan yang belum sepenuhnya rata dengan piringan cakram (disc brake) atau tromol. Proses "menyesuaikan diri" ini membutuhkan waktu dan penggunaan. Biasanya, setelah beberapa kali pengereman, performa rem akan meningkat.
2. Permukaan Piringan Cakram atau Tromol Kotor/Berkarat: Jika piringan cakram atau tromol kotor, berkarat, atau tidak rata, kampas rem baru tidak dapat bekerja dengan efektif. Permukaan ini perlu dibersihkan atau diratakan (disc skimming) untuk mendapatkan performa pengereman yang optimal.
3. Pemasangan yang Tidak Tepat: Jika kampas rem tidak dipasang dengan benar, misalnya tidak terpasang dengan pas pada kaliper atau ada bagian yang tidak terpasang, performa rem akan terganggu.
4. Masalah pada Kaliper (Disc Brake): Kaliper yang macet atau piston kaliper yang tidak bergerak dengan bebas dapat menyebabkan rem tidak pakem.
5. Masalah pada Silinder Roda (Tromol): Silinder roda yang bocor atau macet pada sistem rem tromol juga dapat menyebabkan pengereman tidak efektif.
Lihat Juga :