Honda Klaim Takata Manipulasi Hasil Tes Inflator Airbag
A
A
A
NEW YORK - Masih ingat dengan kasus recall yang dilakukan Honda akibat inflator airbag produksi Takata. Kasus ini hingga sekarang masih berlanjut bahkan Takata dilaporkan telah terlibat dalam manipulasi tes inflator airbag.
Pelaporan ini dilakukan pihak Honda Motor Co berdasarkan hasil auditnya. Honda mengatakan melakukan audit semua inflators buatan Takata dimulai pada Oktober 2015. Disebutkan Takata salah mengartikan dan memanipulasi data uji untuk inflators airbag yang telah pecah dengan kekuatan berlebihan, menyebabkan logam dan plastik pecahan menyemprot ke dalam kompartemen kendaraan.
Seperti dilansir dari Reuters, Rabu (20/7/2016), audit dipimpin oleh Brian O'Neill, mantan pimpinan dari Institut Asuransi untuk Keselamatan Jalan Raya, pengujian automotif AS. O'Neill menyatakan dalam hasil auditnya bahwa insinyur Takata menghapus beberapa hasil tes untuk mengurangi variabilitas dalam kinerja inflator.
"Meskipun banyak contoh manipulasi data, tim audit tidak mengidentifikasi risiko keselamatan dalam laporan pengujian," kata juru bicara Honda Amerika Serikat Chris Martin kepada Reuters.
Dalam hal ini pihak Takata menegaskan penyesalan mendalam atas isu-isu yang berkaitan dengan integritas pengujian dan pelaporan hasil tes untuk pelanggan.
Sekitar 100 juta inflator telah diklarifikasikan dianggap cacat karena kemungkinan airbag bisa mengembang dengan dasyat setelah kontak dengan suhu panas terlalu lama. Inflator airbag yang cacat ini dikaitkan dengan 13 kasus kematian di seluruh dunia.
Jika benar ditemukan adanya manipulasi, Takata harus bertanggung jawab untuk kesalahan ini. Maka perusahaan ini akan menghadapi tagihan lebih dari USD10 miliar, berdasarkan perhitungan kasar yang biaya masing-masing kit pengganti sekitar USD 100.
Honda, yang paling banyak terkena dampak masalah ini (recall airbag), mengatakan akan berhenti menggunakan Takata inflators di model-model baru.
Pelaporan ini dilakukan pihak Honda Motor Co berdasarkan hasil auditnya. Honda mengatakan melakukan audit semua inflators buatan Takata dimulai pada Oktober 2015. Disebutkan Takata salah mengartikan dan memanipulasi data uji untuk inflators airbag yang telah pecah dengan kekuatan berlebihan, menyebabkan logam dan plastik pecahan menyemprot ke dalam kompartemen kendaraan.
Seperti dilansir dari Reuters, Rabu (20/7/2016), audit dipimpin oleh Brian O'Neill, mantan pimpinan dari Institut Asuransi untuk Keselamatan Jalan Raya, pengujian automotif AS. O'Neill menyatakan dalam hasil auditnya bahwa insinyur Takata menghapus beberapa hasil tes untuk mengurangi variabilitas dalam kinerja inflator.
"Meskipun banyak contoh manipulasi data, tim audit tidak mengidentifikasi risiko keselamatan dalam laporan pengujian," kata juru bicara Honda Amerika Serikat Chris Martin kepada Reuters.
Dalam hal ini pihak Takata menegaskan penyesalan mendalam atas isu-isu yang berkaitan dengan integritas pengujian dan pelaporan hasil tes untuk pelanggan.
Sekitar 100 juta inflator telah diklarifikasikan dianggap cacat karena kemungkinan airbag bisa mengembang dengan dasyat setelah kontak dengan suhu panas terlalu lama. Inflator airbag yang cacat ini dikaitkan dengan 13 kasus kematian di seluruh dunia.
Jika benar ditemukan adanya manipulasi, Takata harus bertanggung jawab untuk kesalahan ini. Maka perusahaan ini akan menghadapi tagihan lebih dari USD10 miliar, berdasarkan perhitungan kasar yang biaya masing-masing kit pengganti sekitar USD 100.
Honda, yang paling banyak terkena dampak masalah ini (recall airbag), mengatakan akan berhenti menggunakan Takata inflators di model-model baru.
(dol)