Buka GIIAS 2016, JK Minta Mobil Tanpa Polusi Hadir di Indonesia
A
A
A
TANGERANG - Pesatnya pertumbuhan kendaraan bermotor berakibat meningkatnya penggunaan bahan bakar minyak (BBM) di sektor transportasi. Dampaknya, gas buang (emisi) yang terkandung juga meningkat dan mempertinggi kadar pencemaran udara.
Oleh karena itu dibutuhkan standarisasi yang lebih tinggi dalam menekan dampak negatif dari kendaraan bermotor, yakni Euro 4. Dalam hal ini Wakil Presiden Republik Indonesia, Yusuh Kalla (JK), mengatakan Pemerintah akan terus mendorong hal tersebut.
"Pemerintah tentu saja menganggap penting industri automotif dan akan terus memajukannya. Oleh karena itu banyak hal yang jadi pertimgbangan untuk membuat industri ini terus maju," ujar Kalla, di Tangerang, Kamis (11/8/2016).
Lebih lanjut, dirinya menambahkan, " Saya baru saja meminta Menteri Perindustrian untuk segera mengkaji berbagai perkembangan yang ada. Masalah lingkungan juga saat ini menjadi masalah yang sangat penting, oleh karena itu saya harap standarisasi Euro 4 dapat segera dikaji untuk diterapkan di Indonesia dan menjadi bagian dari manufacturing dan bagian terhadap kendaraan eksport di Indonesia,"
Saat ini, Indonesia masih memberlakukan standar emisi kendaraan bermotor Euro 2 sehingga produk-produk mobil buatan dalam negeri sulit menembus pasar ekspor yang lebih luas.
Emisi kendaran bermotor sendiri mengandung gas karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), karbon monoksida (CO), volatile hydro carbon (VHC), dan partikel lain yang berdampak negatif pada manusia ataupun lingkungan.
Oleh karena itu dibutuhkan standarisasi yang lebih tinggi dalam menekan dampak negatif dari kendaraan bermotor, yakni Euro 4. Dalam hal ini Wakil Presiden Republik Indonesia, Yusuh Kalla (JK), mengatakan Pemerintah akan terus mendorong hal tersebut.
"Pemerintah tentu saja menganggap penting industri automotif dan akan terus memajukannya. Oleh karena itu banyak hal yang jadi pertimgbangan untuk membuat industri ini terus maju," ujar Kalla, di Tangerang, Kamis (11/8/2016).
Lebih lanjut, dirinya menambahkan, " Saya baru saja meminta Menteri Perindustrian untuk segera mengkaji berbagai perkembangan yang ada. Masalah lingkungan juga saat ini menjadi masalah yang sangat penting, oleh karena itu saya harap standarisasi Euro 4 dapat segera dikaji untuk diterapkan di Indonesia dan menjadi bagian dari manufacturing dan bagian terhadap kendaraan eksport di Indonesia,"
Saat ini, Indonesia masih memberlakukan standar emisi kendaraan bermotor Euro 2 sehingga produk-produk mobil buatan dalam negeri sulit menembus pasar ekspor yang lebih luas.
Emisi kendaran bermotor sendiri mengandung gas karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), karbon monoksida (CO), volatile hydro carbon (VHC), dan partikel lain yang berdampak negatif pada manusia ataupun lingkungan.
(wbs)