Gaikindo Akui Indonesia Sulit Wujudkan Kendaraan Berstandar Euro 4
A
A
A
JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) terus mendorong pemerintah agar membuat kebijakan untuk meningkatkan standar Euro 2 menjadi Euro 4. Hal ini dilakukan agar industri kendaran bermotor di Indonesia tidak semakin jauh tertinggal dengan negara lain yang sudah menggunakan standar Euro 4 bahkan Euro 5.
Meski telah menjadi pergunjingan sejak lama, hal ini nampaknya masih sulit untuk terwujud. Pasalnya Sekertaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara mengungkapkan ada beberapa persoalan yang saat ini masih belum dapat diselesaikan terutama untuk masalah bahan bakar.
"Kenyataannya bahan bakar yang ada saat ini sebenarnya tidak sepenuhnya complay dengan persyaratan Euro 2. Hanya saja mesin Euro 2 masih relatif toleron," ujar Kukuh, di Jakarta, Kamis (26/1/2017).
Lebih lanjut, Kukuh menjelaskan, Euro 4 mesin nya semakin sensitif. Kalau bahan bakar yang digunakan tidak sesuai maka mobil akan mogok. Dan bila dipaksakan masuk tentu tidak bisa.
Indonesia sendiri saat ini masih menjadi tiga negara di Asia bersama Laos dan Myanmar yang menggunakan standart Euro 2. Hal ini tentu menjadi kendala tersendiri bagi para pelaku industri dalam urusan produksi. Pasalnya produksi yang dilakukan jadi tidak efisien karena untuk produksi harus membuat dua macam, yaitu Euro 2 untuk lokal dan Euro 4 untuk ekspor.
Ditanyai bagaimana kesiapan para pelaku industri kendaraan bermotor dalam menghadapi standart Euro 4. "Kita sudah siap, mungkin hanya butuh waktu 2 tahun untuk mobil baru dalam mempersiapkan hal tersebut dan 4 tahun untuk model lama," tandasnya.
Meski telah menjadi pergunjingan sejak lama, hal ini nampaknya masih sulit untuk terwujud. Pasalnya Sekertaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara mengungkapkan ada beberapa persoalan yang saat ini masih belum dapat diselesaikan terutama untuk masalah bahan bakar.
"Kenyataannya bahan bakar yang ada saat ini sebenarnya tidak sepenuhnya complay dengan persyaratan Euro 2. Hanya saja mesin Euro 2 masih relatif toleron," ujar Kukuh, di Jakarta, Kamis (26/1/2017).
Lebih lanjut, Kukuh menjelaskan, Euro 4 mesin nya semakin sensitif. Kalau bahan bakar yang digunakan tidak sesuai maka mobil akan mogok. Dan bila dipaksakan masuk tentu tidak bisa.
Indonesia sendiri saat ini masih menjadi tiga negara di Asia bersama Laos dan Myanmar yang menggunakan standart Euro 2. Hal ini tentu menjadi kendala tersendiri bagi para pelaku industri dalam urusan produksi. Pasalnya produksi yang dilakukan jadi tidak efisien karena untuk produksi harus membuat dua macam, yaitu Euro 2 untuk lokal dan Euro 4 untuk ekspor.
Ditanyai bagaimana kesiapan para pelaku industri kendaraan bermotor dalam menghadapi standart Euro 4. "Kita sudah siap, mungkin hanya butuh waktu 2 tahun untuk mobil baru dalam mempersiapkan hal tersebut dan 4 tahun untuk model lama," tandasnya.
(wbs)