Ambil Cuti Panjang, Bos Uber Malah Disuruh Hengkang
A
A
A
NEW YORK - Travis Kalanick, CEO dan pendiri Uber, belakangan ramai menjadi perbincangan. Pasalnya telah beredar sebuah memo, sebuah memo yang berisi panduan hubungan intim untuk karyawan.
Akibat beberapa masalah yang menerpa perusahaan, Kalanick memtuskan unutk mengambil cuti panjang. Dalam hal ini dirinya pun berjanji untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
Keputusan yang diambil orang nomor satu Uber ini rupanya mendapat tanggapan pesimistis dari Richard Branson, pendiri dari Virgin Group Amerika Serikat. Menurutnya, Kalanick seharusnya angkat kaki dari Uber bukan malah mengambil cuti panjang.
“Saya pikir, ia harus hengkang. Dan malah, ia seharusnya resign dari Uber bertahun-tahun yang lalu,” ucap Branson, dikutip dari Business Insider, Senin (18/6/2017).
Lebih lanjut, Ia menambahkan, Kalanick memang memiliki ide dan inovasi brilian dalam berbisnis. Meski begitu, seorang entrepreneur bukan berarti bisa memimpin sebuah perusahaan besar.
Sebagai informasi, keputusan cuti panjang Kalanick sebenarnya merupakan rujukan dari dewan direksi perusahaan. Mereka menilai, Kalanick menjadi salah satu pemicu kemelut yang terjadi di perusahaan. Sosoknya yang temperamental, dan kelewat bebas, dianggap harus diperbaiki selama masa cuti.
Akibat beberapa masalah yang menerpa perusahaan, Kalanick memtuskan unutk mengambil cuti panjang. Dalam hal ini dirinya pun berjanji untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
Keputusan yang diambil orang nomor satu Uber ini rupanya mendapat tanggapan pesimistis dari Richard Branson, pendiri dari Virgin Group Amerika Serikat. Menurutnya, Kalanick seharusnya angkat kaki dari Uber bukan malah mengambil cuti panjang.
“Saya pikir, ia harus hengkang. Dan malah, ia seharusnya resign dari Uber bertahun-tahun yang lalu,” ucap Branson, dikutip dari Business Insider, Senin (18/6/2017).
Lebih lanjut, Ia menambahkan, Kalanick memang memiliki ide dan inovasi brilian dalam berbisnis. Meski begitu, seorang entrepreneur bukan berarti bisa memimpin sebuah perusahaan besar.
Sebagai informasi, keputusan cuti panjang Kalanick sebenarnya merupakan rujukan dari dewan direksi perusahaan. Mereka menilai, Kalanick menjadi salah satu pemicu kemelut yang terjadi di perusahaan. Sosoknya yang temperamental, dan kelewat bebas, dianggap harus diperbaiki selama masa cuti.
(wbs)