Daya Beli Menurun, Penjualan Kendaraan Bermotor Naik Tipis

JAKARTA - Anggapan mengenai daya beli masyarakat rendah masih bergulir meski pertumbuhan ekonomi Indonesia di semester II tercatat 5,01%. Angka ini dianggap masih di bawah ekspektasi yang sebesar 5,1% lantaran pertumbuhan semua sektor belum pulih benar.

Meski demikian, Ketua I Gabungan Pengusaha Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D Sugiarto mengungkapkan, untuk penjualan kendaraan bermotor hingga Juni 2017 mengalami kenaikan meski tak besar yakni 0,3% untuk perdagangan besarnya (wholesale). Sementara, penjualan ritel mengalami penurunan sebesar 4%.

Kemudian, lanjut dia, produksi kendaraan bermotor tercatat sebesar 597.000 atau mengalami penurunan sebesar 0,7% dan untuk ekspor kendaraan bermotor naik 20%.

"Hingga Juni 2017 dibanding angka 2016, ada pertumbuhan yang tipis yakni 0,3% itu secara perdagangan besar, ritel turun 4%. Jadi dari yang langsung ke konsumen turun 4%, produksi turun 0,7%, tetapi ekspor tumbuh 20%," kata dia di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (14/8/2017).

Secara keseluruhan, Jongkie menegaskan bahwa untuk pertumbuhan industri automotif mengalami pertumbuhan positif. Hal ini dapat dilihat dari investasi dua produsen automotif dengan nilai lebih dari Rp20 triliun dengan total kapasitas produksi industri automotif di Indonesia mencapai 2,2 juta unit per tahun.

Untuk per Juni 2017, penjualan kendaraan bermotor ada di angka 535.000, yang didominasi oleh kendaraan Multi Purpose Vehicle (MPV) sebesar 55%. Sedangkan sisanya didukung oleh penjualan mobil low cost green car (LCGC) 22% dan sisanya jenis mobil lain.

"Untuk dominasi kendaraan mobil penumpang 4x2 atau MPV masih menguasai pasar 55% di angka 294.000. Kemudian untuk penjualan LCGC sudah mencapai 120.000 sampai Juni itu pangsa pasarnya mencapai 22%. Akhir tahun total penjualan 1,1 juta target Gaikindo semoga bisa tercapai," pungkas Jongkie.