Luhut Ajak Anak Bangsa Kembangkan Baterai Mobil Listrik
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah sedang fokus dalam pengembangan teknologi baterai untuk mobil listrik. Saat ini Indonesia menjadi salah satu eksportir bahan pembuat batu baterai untuk mobil listrik.
Guna memenuhi kebutuhan baterai untuk mobil listrik di dalam negeri, Luhut mengungkapkan bahwa pemerintah akan melakukan pengembangan teknologinya bersama putra-putri Indonesia.
"Kami sedang kembangkan soal teknologi baterai untuk mobil listrik. Karena itu, bisa digunakan untuk pasokan mobil listrik kita. Makannya kami kumpulkan anak-anak Indonesia untuk bekerja sama, nanti dimasukkan ke timnya BPPT dan ITB," kata dia di Jakarta, Selasa (17/10/2017).
Nantinya, tim ini bakal terdiri dari kalangan pelajar hingga tim ahli. Tak lupa juga akan ada transfer teknologi yang dilakukan dengan Korea Selatan dan China.
"Memang, selama ini kan teknologi yang sudah ada di kita meskipun itu bahan baku, itu banyak dan diekspor. Sekarang kita enggak mau ekspor lagi. Biar kita produksi sendiri tanpa harus di ekspor," ujarnya.
Pengembangan teknologi ini menjadi kunci dari kemajuan teknologi Indonesia ke depan soal pengadaan mobil listrik. Dia berharap suatu saat Indonesia bisa menjadi tuan rumah bukan lagi menjadi pasar.
"Seperti di China. Sekarang dia sudah mengembangkan teknologi 5G, kita ingin seperti mereka. Teknologi 5G enggak lagi dikontrol sama AS, kita mau jadi tuan rumah, bukan sekadar market high technology dari luar," terang Luhut.
Guna memenuhi kebutuhan baterai untuk mobil listrik di dalam negeri, Luhut mengungkapkan bahwa pemerintah akan melakukan pengembangan teknologinya bersama putra-putri Indonesia.
"Kami sedang kembangkan soal teknologi baterai untuk mobil listrik. Karena itu, bisa digunakan untuk pasokan mobil listrik kita. Makannya kami kumpulkan anak-anak Indonesia untuk bekerja sama, nanti dimasukkan ke timnya BPPT dan ITB," kata dia di Jakarta, Selasa (17/10/2017).
Nantinya, tim ini bakal terdiri dari kalangan pelajar hingga tim ahli. Tak lupa juga akan ada transfer teknologi yang dilakukan dengan Korea Selatan dan China.
"Memang, selama ini kan teknologi yang sudah ada di kita meskipun itu bahan baku, itu banyak dan diekspor. Sekarang kita enggak mau ekspor lagi. Biar kita produksi sendiri tanpa harus di ekspor," ujarnya.
Pengembangan teknologi ini menjadi kunci dari kemajuan teknologi Indonesia ke depan soal pengadaan mobil listrik. Dia berharap suatu saat Indonesia bisa menjadi tuan rumah bukan lagi menjadi pasar.
"Seperti di China. Sekarang dia sudah mengembangkan teknologi 5G, kita ingin seperti mereka. Teknologi 5G enggak lagi dikontrol sama AS, kita mau jadi tuan rumah, bukan sekadar market high technology dari luar," terang Luhut.
(izz)