Dalam 20 Tahun Toyota Sudah Menjual 11 Juta Mobil Listrik
A
A
A
TOKYO - Toyota Motor Corp. (TMC) mendukung upaya pemerintah di berbagai negara untuk pengembangan mobil ramah lingkungan, termasuk electric vehicle (EV). Executive Vice President TMC Didier Leroy mengatakan, Toyota sudah memiliki DNA mobil EV yang dikembangkan sejak 20 tahun silam dan diadopsi di mobil hybrid Toyota.
TMC melibatkan 200 engineer agar mobil listrik Toyota bisa dijual pada 2020. "Prius merupakan cikal bakal EV yang menggunakan dua mesin, yakni pembakaran dan motor listrik. Kami menilai kesuksesan mobil listrik akan ditentukan oleh teknologi baterai," ungkap Leroy di Tokyo Motor Show 2017, Tokyo Big Sight, Jepang, baru-baru ini.
TMC melihat, EV akan mengubah sistem transportasi menjadi lebih baik karena mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan akibat penggunaan energi fosil. Toyota sendiri memulai pengembangan EV melalui Prius sejak 20 tahun lalu.
Saat ini, Toyota menjual 47 mobil bertenaga listrik di 90 negara dengan penjualan 1,5 juta unit per tahun. Pangsa pasar Toyota mencapai 43%.
Dalam 20 tahun, Toyota menjual sekitar 11 juta unit mobil bertenaga listrik dengan teknologi hybrid. Toyota pun sudah mengembangkan komponen mobil listrik, termasuk motor, inverter, electronic control, dan baterai yang berpusat di Yokohama.
"Pengalaman ini membuat kami paling siap untuk memproduksi pure EV dalam waktu dekat. Kami juga menyesuaikan dengan regulasi dari pemerintah di banyak negara," ujar Leroy.
Sementara Presdir PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Warih Andang Tjahjono kepada SINDOnews mengatakan, tantangan dalam mobil EV yakni mengedukasi konsumen agar terbiasa dengan mobil listrik.
Selain itu, masalah regulasi dari penerintah. "Harapan kami segera ada kepastian (regulasi), kapan itu diimplementasikan. Sehingga industri di Indonesia bisa segera melakukan evaluasi untuk kemudian disampaikan ke pihak prinsipal," harap Warih.
Seperti diketahui, Kementerian Perindustrian mendorong industri automotif nasional agar mengembangkan mobil listrik. Pengembangan mobil listrik sebagai salah satu komitmen pemerintah Indonesia dalam upaya menurunkan emisi. "Secara teknologi EV sudah ada, tinggal skala ekonomi," klaimnya.
Direktur TMMIN Bob Azam menambahkan, sumber energi untuk menghasilkan energi listrik bagi mobil EV di Indonesia cukup besar. "Energi kita banyak bisa dikonversi menjadi energi listrik," ujarnya.
Pengembangan mobil listrik,lanjut Bob, sebaiknya dilakukan dengan mengembangkan infrastruktur dan produknya secara bersamaan. "Butuh kerja sama antara swasta, pemerintah dan akademisi. Jadi ada konsensus untuk menjalankan transformasi ke arah itu (mobil EV)," pungkasnya.
TMC melibatkan 200 engineer agar mobil listrik Toyota bisa dijual pada 2020. "Prius merupakan cikal bakal EV yang menggunakan dua mesin, yakni pembakaran dan motor listrik. Kami menilai kesuksesan mobil listrik akan ditentukan oleh teknologi baterai," ungkap Leroy di Tokyo Motor Show 2017, Tokyo Big Sight, Jepang, baru-baru ini.
TMC melihat, EV akan mengubah sistem transportasi menjadi lebih baik karena mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan akibat penggunaan energi fosil. Toyota sendiri memulai pengembangan EV melalui Prius sejak 20 tahun lalu.
Saat ini, Toyota menjual 47 mobil bertenaga listrik di 90 negara dengan penjualan 1,5 juta unit per tahun. Pangsa pasar Toyota mencapai 43%.
Dalam 20 tahun, Toyota menjual sekitar 11 juta unit mobil bertenaga listrik dengan teknologi hybrid. Toyota pun sudah mengembangkan komponen mobil listrik, termasuk motor, inverter, electronic control, dan baterai yang berpusat di Yokohama.
"Pengalaman ini membuat kami paling siap untuk memproduksi pure EV dalam waktu dekat. Kami juga menyesuaikan dengan regulasi dari pemerintah di banyak negara," ujar Leroy.
Sementara Presdir PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Warih Andang Tjahjono kepada SINDOnews mengatakan, tantangan dalam mobil EV yakni mengedukasi konsumen agar terbiasa dengan mobil listrik.
Selain itu, masalah regulasi dari penerintah. "Harapan kami segera ada kepastian (regulasi), kapan itu diimplementasikan. Sehingga industri di Indonesia bisa segera melakukan evaluasi untuk kemudian disampaikan ke pihak prinsipal," harap Warih.
Seperti diketahui, Kementerian Perindustrian mendorong industri automotif nasional agar mengembangkan mobil listrik. Pengembangan mobil listrik sebagai salah satu komitmen pemerintah Indonesia dalam upaya menurunkan emisi. "Secara teknologi EV sudah ada, tinggal skala ekonomi," klaimnya.
Direktur TMMIN Bob Azam menambahkan, sumber energi untuk menghasilkan energi listrik bagi mobil EV di Indonesia cukup besar. "Energi kita banyak bisa dikonversi menjadi energi listrik," ujarnya.
Pengembangan mobil listrik,lanjut Bob, sebaiknya dilakukan dengan mengembangkan infrastruktur dan produknya secara bersamaan. "Butuh kerja sama antara swasta, pemerintah dan akademisi. Jadi ada konsensus untuk menjalankan transformasi ke arah itu (mobil EV)," pungkasnya.
(mim)