Norton Direstui Masuk Pasar Motor Jepang

Senin, 14 Januari 2019 - 13:52 WIB
Norton Direstui Masuk Pasar Motor Jepang
Norton Direstui Masuk Pasar Motor Jepang
A A A
JAKARTA - Perusahaan automotif asal Inggris telah telah mencapai persetujuan perdagangan dengan Jepang untuk memasok 1.000 unit sepeda ke negara selama lima tahun ke depan.

Diumumkan kompilasi Perdana Menteri Jepang, Inggris, akan membantu meringankan beberapa yang terkait Brexit yang saat ini menyapu bisnis automotif Inggris dan menyetujui mendukung 200 pekerjaan di kantor pusat benteng Donington.

Kepala Penjualan Global Norton, Kay Johnson mengatakan: "Norton memiliki perjanjian dengan distributor kami, PCI Limited di Jepang yang akan berjalan selama lima tahun untuk memproduksi lebih dari 1.000 sepeda dan akan mencapai nilai estimasi £ 5 juta," tutur Kay seperti dilansir dari Visordown.

"Kami sangat menantikan untuk mengembangkan tenaga kerja kami untuk mendukung permintaan sepeda motor di wilayah ini dan, dengan demikian, terus membangun bisnis perdagangan yang kuat dengan Jepang"

Federasi Pengendara Motor Inggris melaporkan bahwa Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa-Jepang telah ditandatangani pada bulan Juli lalu, dan akan menghapus tarif bea cukai eksternal Uni Eropa dari impor pabrikan Jepang, dengan penerapan yang akan dilakukan selama lima tahun ke depan.

Berdasarkan perjanjian ini, tarif 6% yang mempengaruhi sepeda motor akan dihapuskan.Artinya motor akan lebih murah untuk pembeli UE. Konsumen Eropa juga akan mendapat manfaat dari standar umum persetujuan jenis pada keamanan produk serta emisi.

Namun, kesepakatan perdagangan bebas ini kemungkinan tidak akan diterapkan ke Inggris karena Brexit. Dan itu berarti produsen berbasis UE akan menikmati akses yang lebih kompetitif ke pasar Jepang, sementara mereka di Inggris akan tertinggal.

Tapi Perdana Menteri Jepang Shinzō Abe baru-baru ini menyatakan bahwa Jepang akan menyambut Inggris dengan "tangan terbuka" untuk 11 negara Trans-Pacific Partnership (TPP), meskipun skala waktu yang satu ini tidak mungkin dalam waktu dekat.

Sementara itu, Chief Executive Society of Motor Manufacturers and Traders, Mike Hawes, mempercayai bahwa Brexit akan berdampak luas bagi industri otomotif di Inggris.

”Berdasarkan aturan WTO, 10 persen tarif akan diberlakukan untuk kendaraan (yang masuk ke Inggris) dan rata-rata 4,5 persen untuk komponen. Biaya produksi kendaraan di Inggris akan bertambah ketimbang para kompetitor. Daya saing Inggris akan tergerus. Biaya kepemilikan mobil uintuk konsumen di Inggris akan naik,” ujar Hawes kepada Financial Times.

Belum bisa disimpulkan, apa bentuk kongkret kerjasama yang dilakukan Jepang dan Inggris soal ini. Yang pasti, kerjasama akan diarahkan agar produksi mobil dan produk kendaraan lokal di Inggris masih bisa bersaing.

Jadi sementara pengendara Uni Eropa melihat untuk mendapatkan keuntungan dari sepeda murah dan persetujuan tipe standar Jepang, orang Inggris akan meringis.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0807 seconds (0.1#10.140)