Produksi Massal Motor Listrik Gesits Mulai Maret
A
A
A
JAKARTA - Sepeda motor listrik Gesits ditargetkan siap diproduksi massal pada Maret mendatang. Pemerintah menargetkan dalam setahun bisa memproduksi 60.000 unit sepeda motor listrik produksi anak bangsa ini.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek-Dikti) Mohammad Nasir mengatakan, Maret nanti direncanakan motor listrik Gesits sudah bisa diproduksi sebanyak 300 unit. Jumlah ini baru ditargetkan untuk produk si awal. Selanjutnya, jumlah produksi akan terus ditingkatkan secara bertahap.
Nasir menekankan, bulan berikutnya motor tersebut akan bisa diproduksi sampai 1.700 unit. Lalu pada Juni akan ditingkatkan menjadi 5.000 unit. “Sekarang dalam tahap moulding untuk memproduksi bodinya. Mudah-mudahan 28 Februari nanti selesai dan Maret sudah terpasang. Maret, kami targetkan produksi pertamanya 300 (unit),” katanya di kantor Kemenristek-Dikti, Jakarta, kemarin.
Mantan rektor Universitas Diponegoro ini menjelaskan, dalam setahun ditargetkan pab rikan bisa memproduksi hingga 60.000 unit. Pemerintah optimistis motor listrik ini bisa menjadi produk kebanggaan bangsa, sebab pasar sampai saat ini juga sudah merespons positif. Dia mengungkapkan, salah satu startup unicorn Indonesia yang bergerak di bidang daring marketplace pun mau membeli motor ini sebanyak 1.000 unit.
Selain itu, ujar Menristek- Dikti, nanti motor listrik juga akan dipasang di e-catalog sehingga motor listrik ini bisa di - beli oleh seluruh perguruan tinggi negeri di Indonesia.
Selain itu, pemerintah daerah pun bisa turut membeli motor ini untuk kegiatan dinas dan lainnya. “Kita sangat opti mistis ini bisa menjadi produk dalam negeri yang membanggakan. Tidak hanya PTN, namun juga pemerintah daerah juga bisa membelinya,” jelasnya.
Mengenai harganya, menurut Nasir akan dipatok secara kompetitif. Harga yang akan ditetapkan nantinya akan di bawah harga sepeda motor listrik yang diproduksi pabrikan besar seperti dari Jepang, Taiwan, ataupun China.
Menristek-Dikti menambahkan, pemerintah melalui Kemenristek-Dikti memang mendorong perguruan tinggi dan perusahaan untuk berfokus pada penelitian berbasis inovasi yang dapat menghasilkan produk berdaya saing. Beberapa di antara inovasi tersebut mencakup motor listrik. Motor listrik Gesits akan di produksi oleh PT Wijaya Manufakturing (WIMA), perusahaan konsorsium PT Gesits Technologies Indo (GTI) dengan anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi.
Selama pengembangannya, Gesits yang dirancang oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Pusat Unggulan Iptek Sistem Kontrol Otomotif ITS dan mendapat bimbingan dari Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristek-Dikti.
Pengamat pendidikan tinggi Edy Suandi Hamid berpendapat, sebaiknya masyarakat menunggu realisasi produksi massal Gesits. Dia mengapresiasi Gesits sebagai inovasi dari perguruan tinggi sekaligus jawaban atas persoalan nasional yang masih sangat bergantung pada impor.
Oleh karena itu, dia terus mendorong semua perguruan tinggi untuk menghasilkan produk yang efisien, bermutu, dan berdaya saing. Namun di sisi lain, dia juga mempertanyakan apakah nantinya Gesits bisa bersaing dengan produk sepeda motor yang sudah ada. “Diperlukan biaya produksi yang efisien, motor berkualitas baik, dan juga layanan purnajual yang baik sehingga motor ini bisa laku di pasaran,” katanya. (Neneng Zubaidah)
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek-Dikti) Mohammad Nasir mengatakan, Maret nanti direncanakan motor listrik Gesits sudah bisa diproduksi sebanyak 300 unit. Jumlah ini baru ditargetkan untuk produk si awal. Selanjutnya, jumlah produksi akan terus ditingkatkan secara bertahap.
Nasir menekankan, bulan berikutnya motor tersebut akan bisa diproduksi sampai 1.700 unit. Lalu pada Juni akan ditingkatkan menjadi 5.000 unit. “Sekarang dalam tahap moulding untuk memproduksi bodinya. Mudah-mudahan 28 Februari nanti selesai dan Maret sudah terpasang. Maret, kami targetkan produksi pertamanya 300 (unit),” katanya di kantor Kemenristek-Dikti, Jakarta, kemarin.
Mantan rektor Universitas Diponegoro ini menjelaskan, dalam setahun ditargetkan pab rikan bisa memproduksi hingga 60.000 unit. Pemerintah optimistis motor listrik ini bisa menjadi produk kebanggaan bangsa, sebab pasar sampai saat ini juga sudah merespons positif. Dia mengungkapkan, salah satu startup unicorn Indonesia yang bergerak di bidang daring marketplace pun mau membeli motor ini sebanyak 1.000 unit.
Selain itu, ujar Menristek- Dikti, nanti motor listrik juga akan dipasang di e-catalog sehingga motor listrik ini bisa di - beli oleh seluruh perguruan tinggi negeri di Indonesia.
Selain itu, pemerintah daerah pun bisa turut membeli motor ini untuk kegiatan dinas dan lainnya. “Kita sangat opti mistis ini bisa menjadi produk dalam negeri yang membanggakan. Tidak hanya PTN, namun juga pemerintah daerah juga bisa membelinya,” jelasnya.
Mengenai harganya, menurut Nasir akan dipatok secara kompetitif. Harga yang akan ditetapkan nantinya akan di bawah harga sepeda motor listrik yang diproduksi pabrikan besar seperti dari Jepang, Taiwan, ataupun China.
Menristek-Dikti menambahkan, pemerintah melalui Kemenristek-Dikti memang mendorong perguruan tinggi dan perusahaan untuk berfokus pada penelitian berbasis inovasi yang dapat menghasilkan produk berdaya saing. Beberapa di antara inovasi tersebut mencakup motor listrik. Motor listrik Gesits akan di produksi oleh PT Wijaya Manufakturing (WIMA), perusahaan konsorsium PT Gesits Technologies Indo (GTI) dengan anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi.
Selama pengembangannya, Gesits yang dirancang oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Pusat Unggulan Iptek Sistem Kontrol Otomotif ITS dan mendapat bimbingan dari Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristek-Dikti.
Pengamat pendidikan tinggi Edy Suandi Hamid berpendapat, sebaiknya masyarakat menunggu realisasi produksi massal Gesits. Dia mengapresiasi Gesits sebagai inovasi dari perguruan tinggi sekaligus jawaban atas persoalan nasional yang masih sangat bergantung pada impor.
Oleh karena itu, dia terus mendorong semua perguruan tinggi untuk menghasilkan produk yang efisien, bermutu, dan berdaya saing. Namun di sisi lain, dia juga mempertanyakan apakah nantinya Gesits bisa bersaing dengan produk sepeda motor yang sudah ada. “Diperlukan biaya produksi yang efisien, motor berkualitas baik, dan juga layanan purnajual yang baik sehingga motor ini bisa laku di pasaran,” katanya. (Neneng Zubaidah)
(nfl)