Astra Honda Motor Hadirkan Motor Gede Pendongkrak Citra
A
A
A
PRODUSEN Motor di Indonesia getol menjual motor sport dengan mesin bersilinder besar. Padahal, segmen pasar motor ini terbilang kecil dibandingkan total pasar motor nasional.
Apa yang membuat mereka tetap nekat memasarkan motor berbadan besar itu? PT Astra Honda Motor (AHM) punya pekerjaan istimewa akhir pekan lalu di Bandung, Jawa Barat. Selain membawa juara MotoGP 2018, Marc Marquez, dan memperkenalkan full line up Astra Honda Racing Team (AHRT), mereka juga menghadirkan lima motor Honda big bike anyar.
Kelimanya adalah Honda CB650R Neo Spot Cafe, Honda CB500X, Honda CB500F, Honda CBR500R, dan Honda CMX500 Rebel. President Director AHM Toshiyuki Inuma menyampaikan, berbagai inovasi desain, teknologi, dan fitur terus dilakukan untuk menjadikan jajaran big bike Honda sebagai motor impian tertinggi dari seluruh pencinta sepeda motor.
“Melalui jajaran terbaru big bike Honda ini, kami ingin mengajak Anda semua merasakan kesenangan hidup terbaik dengan perpaduan sempurna dari kegembiraan, adrenalin, kesenangan, dan kepuasan berkendara yang dirasakan secara bersamaan saat berkendara,” ujar Inuma.
Sementara itu, Executive Vice President Director AHM Johannes Loman mengatakan, selain menyuguhkan performa produk yang mumpuni, pencinta big bike Honda juga dimanjakan dengan perasaan bangga terhadap produk dan layanan yang didesain khusus bagi mereka.
“Kami pun secara konsisten terus memberikan layanan yang didesain secara premium khusus bagi pengguna big bike Honda melalui jaringan dealer Big Wing. Kami berharap kehadiran big bike Honda yang didukung kuatnya layanan purnajual di jaringan Honda dapat semakin menguatkan kecintaan masyarakat terhadap jajaran produk big bike Honda,” ujar Loman.
Konsistensi AHM dalam memasarkan motor besar Honda memang perlu diapresiasi. Pasalnya, dari capaian penjualan Honda sebanyak 4,75 juta unit pada tahun lalu, motormotor besar Honda hanya menyumbangkan penjualan sebanyak 500 unit. Dari total 500 unit itu, Honda CMX500 Rebel menyumbang penjualan 60-70%.
Setelah itu, ada CB500X dengan kontribusi penjualan 13-15% dan sisanya diikuti model lain. “Untuk pasar big bike masih di kota besar, 90% penjualan kami masih konsentrasi di Jawa dan Bali,” kata Loman. Inilah mengapa AHM mengaku tidak memiliki target khusus dalam mema - sar kan motor-motor besar itu.
General Manager Sales Division AHM Ignatius Didi Kwok menjelaskan, target utamanya memang bukan angka penjualan, melainkan lebih ke kepuasan konsumen untuk bisa memiliki motor idamannya.
“Kami yakin dengan memenuhi keinginan konsumen, image big bike Honda di Indonesia akan menjadi semakin baik,” kata Didi. Sebelumnya Michael Chandra Tanadhi, Head of Sales and Promotion Department PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI), juga sedikit menyuara kan nada yang sama.
Dia mengatakan bahwa penjualan motor gede semakin kurang menjanjikan karena adanya pembatasan impor motor dengan mesin silinder besar. Michael menceritakan, sekarang sangat sulit mendapatkan izin impor. Sebelum ada kebijakan baru, dalam kurun waktu satu bulan sudah keluar, tetapi saat ini bisa lebih dari itu sehingga untuk motor completely built up (CBU) semakin sulit.
Tidak mengherankan jika Kawasaki tidak mengandalkan motor besar sebagai tulang punggung penjualan mereka. “Untungnya hanya 3% pasar big bike kami, yang besar itu motor CKD lain, seperti tulang punggung penjualan kami dari KLX, W175, dan Ninja 250,” ucap Michael. Meski demikian, Michael berjanji tahun ini akan ada produk baru motor besar Kawasaki. Jelas tujuannya memang untuk memper tahankan citra Kawasaki yang saat ini identik sebagai produsen motor besar.
Apa yang membuat mereka tetap nekat memasarkan motor berbadan besar itu? PT Astra Honda Motor (AHM) punya pekerjaan istimewa akhir pekan lalu di Bandung, Jawa Barat. Selain membawa juara MotoGP 2018, Marc Marquez, dan memperkenalkan full line up Astra Honda Racing Team (AHRT), mereka juga menghadirkan lima motor Honda big bike anyar.
Kelimanya adalah Honda CB650R Neo Spot Cafe, Honda CB500X, Honda CB500F, Honda CBR500R, dan Honda CMX500 Rebel. President Director AHM Toshiyuki Inuma menyampaikan, berbagai inovasi desain, teknologi, dan fitur terus dilakukan untuk menjadikan jajaran big bike Honda sebagai motor impian tertinggi dari seluruh pencinta sepeda motor.
“Melalui jajaran terbaru big bike Honda ini, kami ingin mengajak Anda semua merasakan kesenangan hidup terbaik dengan perpaduan sempurna dari kegembiraan, adrenalin, kesenangan, dan kepuasan berkendara yang dirasakan secara bersamaan saat berkendara,” ujar Inuma.
Sementara itu, Executive Vice President Director AHM Johannes Loman mengatakan, selain menyuguhkan performa produk yang mumpuni, pencinta big bike Honda juga dimanjakan dengan perasaan bangga terhadap produk dan layanan yang didesain khusus bagi mereka.
“Kami pun secara konsisten terus memberikan layanan yang didesain secara premium khusus bagi pengguna big bike Honda melalui jaringan dealer Big Wing. Kami berharap kehadiran big bike Honda yang didukung kuatnya layanan purnajual di jaringan Honda dapat semakin menguatkan kecintaan masyarakat terhadap jajaran produk big bike Honda,” ujar Loman.
Konsistensi AHM dalam memasarkan motor besar Honda memang perlu diapresiasi. Pasalnya, dari capaian penjualan Honda sebanyak 4,75 juta unit pada tahun lalu, motormotor besar Honda hanya menyumbangkan penjualan sebanyak 500 unit. Dari total 500 unit itu, Honda CMX500 Rebel menyumbang penjualan 60-70%.
Setelah itu, ada CB500X dengan kontribusi penjualan 13-15% dan sisanya diikuti model lain. “Untuk pasar big bike masih di kota besar, 90% penjualan kami masih konsentrasi di Jawa dan Bali,” kata Loman. Inilah mengapa AHM mengaku tidak memiliki target khusus dalam mema - sar kan motor-motor besar itu.
General Manager Sales Division AHM Ignatius Didi Kwok menjelaskan, target utamanya memang bukan angka penjualan, melainkan lebih ke kepuasan konsumen untuk bisa memiliki motor idamannya.
“Kami yakin dengan memenuhi keinginan konsumen, image big bike Honda di Indonesia akan menjadi semakin baik,” kata Didi. Sebelumnya Michael Chandra Tanadhi, Head of Sales and Promotion Department PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI), juga sedikit menyuara kan nada yang sama.
Dia mengatakan bahwa penjualan motor gede semakin kurang menjanjikan karena adanya pembatasan impor motor dengan mesin silinder besar. Michael menceritakan, sekarang sangat sulit mendapatkan izin impor. Sebelum ada kebijakan baru, dalam kurun waktu satu bulan sudah keluar, tetapi saat ini bisa lebih dari itu sehingga untuk motor completely built up (CBU) semakin sulit.
Tidak mengherankan jika Kawasaki tidak mengandalkan motor besar sebagai tulang punggung penjualan mereka. “Untungnya hanya 3% pasar big bike kami, yang besar itu motor CKD lain, seperti tulang punggung penjualan kami dari KLX, W175, dan Ninja 250,” ucap Michael. Meski demikian, Michael berjanji tahun ini akan ada produk baru motor besar Kawasaki. Jelas tujuannya memang untuk memper tahankan citra Kawasaki yang saat ini identik sebagai produsen motor besar.
(don)