Animo Pebisnis Logistik Tinggi Gunakan Mimamori Isuzu
A
A
A
JAKARTA - Tumbuhnya permintaan jasa pengiriman mendorong meningkatnya bisnis angkutan logistik seiring ketersediaan infrastruktur jalan sehingga mendongkrak penggunaan Mimamori Isuzu. Fitur digital, Mimamori-Fleet Manajemen System, yang khusus disematkan pada truk Isuzu bermesin commonrail itu ternyata sangat membantu mereduksi penggunaan bahan bakar, menekan kerusakan suku cadang, dan meningkatkan keamanan.
“Animonya sangat tinggi, sebab fitur ini terbukti bermanfaat bagi pelaku usaha. Ini semacam black box untuktruk yang bisa dibaca secara cepat oleh pelaku usaha terkait segala hal di kendaraannya,” ujar Sales Support Department Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Istadi di Jakarta, kemarin.
Dia menjelaskan, sejak pertama kali masuk Indonesia pada 2015, fitur Mimamori ternyata mendapat sambutan hangat bagi pelaku usaha di Tanah Air. Tahun pertama, sebanyak 200 perusahaan langsung menyematkan fitur ini di kendaraan mereka. Kini belum genap lima tahun, pengguna Mimamori sudah mencapai sekitar 500 perusahaan dengan jumlah kendaraan sekitar 2.000 unit. Sebagian besar adalah perusahaan angkutan logistik. “Fitur ini membuktikan bahwa Isuzu menjadi yang terdepan dalam penerapan teknologi 4.0,” ungkapnya.
Istadi menjelaskan, dalam industri transportasi, teknologi 4.0 diperlukan untuk memonitori cara pengoperasian kendaraan yang aman dan efisien sehingga terhindar dari kecelakaan, breakdown, dan hal tidak diinginkan lainnya.
Mimamori, kata dia, dirancang membantu memudahkan konsumen sehingga memastikan pengoperasian truknya secara aman dan efisien. Sistem ini bisa diaplikasikan di truk Isuzu Giga yang mengusung mesin commonrail serta sudah dilengkapi Electronic Control Unit (ECU) dan Data Record Module (DRM).
Mimamori merekam data pengoperasian kendaraan, kemudian mengirim secara berkala ke server di Jepang. Seluruh data itu bisa diakses pengguna melalui laman lewat PC, laptop, atau telepon pintar. Isuzu juga melengkapi Mimamori dengan fitur GPS sehingga pelanggan dapat memantau lokasi kendaraan secara real time. Konsumen pemilik armada truk Isuzu bisa melihat histori perjalanan armada truknya melalui fitur GPS tersebut.
Selain itu, Mimamori juga terkoneksi dengan Google Map sehingga dapat bermanfaat untuk melihat kepadatan lalu lintas dan pemilihan rute perjalanan yang efisien. Isuzu juga melengkapi Mimamori dengan Geofence untuk memagari lokasi sebagai tujuan atau sebagai lokasi yang tidak boleh dimasuki.
Keunggulan fitur itu diakui Presiden Direktur PT Nissho Solution Indonesia (NSI) Satoru Kimura. Perusahaan angkutan logistik suku cadang otomotif asal Jepang yang beroperasi di Sunter, Jakarta, ini sudah menggunakan fitur Mimamori di seluruh truk Isuzu Giga yang menjadi kendaraan operasional mereka. Saat ini PT NSI memiliki 40 unit kendaraan Isuzu, 30 unit di antaranya truk Giga. Sebagian kendaraan tidak menggunakan Mimamori karena hanya digunakan di sekitar gudang.
Kimura menambahkan, di Jepang, sejak puluhan tahun lalu, perusahaan logistik mengenal fitur tancograph yang mencatat rekam jejak kendaraan. “Di Jepang, analisis driver harus ada. Tidak ada data, tidak ada analisis, truk itu tidak boleh jalan,” katanya.
Menurut dia, teknologi fitur pencatatan “habit driver” dalam membawa kendaraannya juga terus berkembang. Di pasaran, banyak dijual fitur itu. Namun, tidak selengkap Mimamori yang memiliki item pencatatan lengkap mulai dari penggunaan rem, perpindahan transmisi, pergerakan rpm (putaran mesin per menit), penggunaan BBM, dan lainnya. “Semuanya teranalisis otomatis secara komputerisasi,” kata Kimura.
Berdasarkan catatan, dengan menggunakan Mimamori, PT NSI bisa menghemat penggunaan BBM 10–20%. Saat ini komponen BBM menyumbang 30% dari biaya operasional. Penghematan belum dihitung dari awetnya suku cadang sehingga tidak perlu sering diganti dan minimnya kerusakan kendaraan akibat kecelakaan.
Karena itu, pihaknya rela mengeluarkan kocek lebih dalam untuk menyematkan fitur itu di armadanya. Biaya yang harus dikeluarkan sekitar Rp1,5 juta per unit per tahun.
Beberapa waktu lalu Wakil Presiden Direktur Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Keiji Takeda mengatakan, truk Isuzu Giga menjadi pilihan konsumen karena tangguh, hemat BBM, dan bisa menggunakan bahan bakar diesel jenis apa saja. Truk ini juga unggul dalam penggunaan mesin commonrail untuk memenuhi standar emisi gas buang Euro 4 yang akan diwajibkan pemerintah mulai 2021. “Giga sudah menggunakan mesin itu sejak 2010,” katanya.
Selain itu, kata Keiji, truk Giga juga cerdas karena dilengkapi ECU dan DRM sehingga bisa disematkan fitur Mimamori. Saat ini pangsa pasar truk Isuzu secara nasional sebesar 13%. Ia optimistis hingga akhir tahun pangsa pasar bisa meningkat sebesar 15%. (Hatim Varabi)
“Animonya sangat tinggi, sebab fitur ini terbukti bermanfaat bagi pelaku usaha. Ini semacam black box untuktruk yang bisa dibaca secara cepat oleh pelaku usaha terkait segala hal di kendaraannya,” ujar Sales Support Department Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Istadi di Jakarta, kemarin.
Dia menjelaskan, sejak pertama kali masuk Indonesia pada 2015, fitur Mimamori ternyata mendapat sambutan hangat bagi pelaku usaha di Tanah Air. Tahun pertama, sebanyak 200 perusahaan langsung menyematkan fitur ini di kendaraan mereka. Kini belum genap lima tahun, pengguna Mimamori sudah mencapai sekitar 500 perusahaan dengan jumlah kendaraan sekitar 2.000 unit. Sebagian besar adalah perusahaan angkutan logistik. “Fitur ini membuktikan bahwa Isuzu menjadi yang terdepan dalam penerapan teknologi 4.0,” ungkapnya.
Istadi menjelaskan, dalam industri transportasi, teknologi 4.0 diperlukan untuk memonitori cara pengoperasian kendaraan yang aman dan efisien sehingga terhindar dari kecelakaan, breakdown, dan hal tidak diinginkan lainnya.
Mimamori, kata dia, dirancang membantu memudahkan konsumen sehingga memastikan pengoperasian truknya secara aman dan efisien. Sistem ini bisa diaplikasikan di truk Isuzu Giga yang mengusung mesin commonrail serta sudah dilengkapi Electronic Control Unit (ECU) dan Data Record Module (DRM).
Mimamori merekam data pengoperasian kendaraan, kemudian mengirim secara berkala ke server di Jepang. Seluruh data itu bisa diakses pengguna melalui laman lewat PC, laptop, atau telepon pintar. Isuzu juga melengkapi Mimamori dengan fitur GPS sehingga pelanggan dapat memantau lokasi kendaraan secara real time. Konsumen pemilik armada truk Isuzu bisa melihat histori perjalanan armada truknya melalui fitur GPS tersebut.
Selain itu, Mimamori juga terkoneksi dengan Google Map sehingga dapat bermanfaat untuk melihat kepadatan lalu lintas dan pemilihan rute perjalanan yang efisien. Isuzu juga melengkapi Mimamori dengan Geofence untuk memagari lokasi sebagai tujuan atau sebagai lokasi yang tidak boleh dimasuki.
Keunggulan fitur itu diakui Presiden Direktur PT Nissho Solution Indonesia (NSI) Satoru Kimura. Perusahaan angkutan logistik suku cadang otomotif asal Jepang yang beroperasi di Sunter, Jakarta, ini sudah menggunakan fitur Mimamori di seluruh truk Isuzu Giga yang menjadi kendaraan operasional mereka. Saat ini PT NSI memiliki 40 unit kendaraan Isuzu, 30 unit di antaranya truk Giga. Sebagian kendaraan tidak menggunakan Mimamori karena hanya digunakan di sekitar gudang.
Kimura menambahkan, di Jepang, sejak puluhan tahun lalu, perusahaan logistik mengenal fitur tancograph yang mencatat rekam jejak kendaraan. “Di Jepang, analisis driver harus ada. Tidak ada data, tidak ada analisis, truk itu tidak boleh jalan,” katanya.
Menurut dia, teknologi fitur pencatatan “habit driver” dalam membawa kendaraannya juga terus berkembang. Di pasaran, banyak dijual fitur itu. Namun, tidak selengkap Mimamori yang memiliki item pencatatan lengkap mulai dari penggunaan rem, perpindahan transmisi, pergerakan rpm (putaran mesin per menit), penggunaan BBM, dan lainnya. “Semuanya teranalisis otomatis secara komputerisasi,” kata Kimura.
Berdasarkan catatan, dengan menggunakan Mimamori, PT NSI bisa menghemat penggunaan BBM 10–20%. Saat ini komponen BBM menyumbang 30% dari biaya operasional. Penghematan belum dihitung dari awetnya suku cadang sehingga tidak perlu sering diganti dan minimnya kerusakan kendaraan akibat kecelakaan.
Karena itu, pihaknya rela mengeluarkan kocek lebih dalam untuk menyematkan fitur itu di armadanya. Biaya yang harus dikeluarkan sekitar Rp1,5 juta per unit per tahun.
Beberapa waktu lalu Wakil Presiden Direktur Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Keiji Takeda mengatakan, truk Isuzu Giga menjadi pilihan konsumen karena tangguh, hemat BBM, dan bisa menggunakan bahan bakar diesel jenis apa saja. Truk ini juga unggul dalam penggunaan mesin commonrail untuk memenuhi standar emisi gas buang Euro 4 yang akan diwajibkan pemerintah mulai 2021. “Giga sudah menggunakan mesin itu sejak 2010,” katanya.
Selain itu, kata Keiji, truk Giga juga cerdas karena dilengkapi ECU dan DRM sehingga bisa disematkan fitur Mimamori. Saat ini pangsa pasar truk Isuzu secara nasional sebesar 13%. Ia optimistis hingga akhir tahun pangsa pasar bisa meningkat sebesar 15%. (Hatim Varabi)
(nfl)