Isuzu MU-X Manfaatkan Pasar Kelas SUV High
A
A
A
JAKARTA - Mobil sport utility vehicle (SUV) high andalan Isuzu, MU-X, terus berupaya mengisi ceruk pasar kelas SUV high nasional.
Mayoritas pembeli MU-X adalah pemilik fanatik Isuzu yang lama akrab dengan mobil diesel legendaris Panther yang bandel dan tangguh di berbagai medan.
“Histori pengalaman dari Panther itulah yang menjadi alasan banyak konsumen membeli MU-X,” ujar Branch Manager Astrido Isuzu Pacenongan Sugaji dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Ia mencontohkan Pondok Pesantren Ma'had Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat membeli secara tunai 19 mobil MU-X untuk kendaraan operasional antarjemput dosen dan guru mereka.
“Karena kebutuhan mobilitas yang tinggi untuk antar atau jemput dosen dan guru-guru pengajar yang kadang harus menempuh jarak yang jauh, seperti Banten, Bandung, Solo, dan kota-kota lain di Pulau Jawa yang membuat Al-Zaytun membeli sejumlah 19 unit MU-X, pembelian sekaligus sebanyak itu jarang sekali terjadi selain pemerintahan,” tutur dia.
Dia mengakui, pembelian itu akan mendongkrak angka penjualan MU-X, termasuk penjualan Isuzu secara keseluruhan. Penjualan Isuzu memang terus meningkat. Sepanjang 2018, penjualan ritel Isuzu mencapai 25.286 unit atau naik 26,9 % dari tahun sebelumnya yang sebesar 20.502 unit. Penjualan Isuzu MU-X juga melonjak dari 712 unit pada 2017 menjadi 737 unit di 2018.
Sugaji menambahkan, saat menawarkan MU-X, dia tidak mempromosikan soal tampilan eksterior dan interior sebab kebanyakan konsumen langsung membandingkan dengan merek pesaing.
“Tetapi saya langsung bicara soal kendaraan yang enak dibawa dan kenyamanan kabin. Karena memang itu yang menjadi keunggulan Isuzu MU-X. Ternyata benar, MU-X diterima dengan baik,” kata dia.
Hal itu diakui P Gumilang, pimpinan Al-Zaytun. Menurut dia, karena sudah pernah menggunakan Isuzu, maka pihaknya memilih MU-X. “Saya tidak ingin membanding-bandingkan dengan merek lain. Kami beli ini karena memang dulu sudah pakai Panther dan juga Grand Touring. Sekarang MU-X, ternyata lumayan, antenglah dipakai ke Surabaya,” ujar Gumilang.
Dia menjelaskan, pusat pendidikan Al-Zaytun memiliki dosen sebanyak 50 orang, guru 300 orang, dan staf kampus sekitar 400 orang. Mereka membina sekitar 10.000 santri yang menimba ilmu di sana, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi Strata 1. Mobil MU-X itu dipakai untuk antarjemput dosen dan guru dari berbagai daerah. Paling jauh dari Surabaya.(Hatim Varabi)
Mayoritas pembeli MU-X adalah pemilik fanatik Isuzu yang lama akrab dengan mobil diesel legendaris Panther yang bandel dan tangguh di berbagai medan.
“Histori pengalaman dari Panther itulah yang menjadi alasan banyak konsumen membeli MU-X,” ujar Branch Manager Astrido Isuzu Pacenongan Sugaji dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Ia mencontohkan Pondok Pesantren Ma'had Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat membeli secara tunai 19 mobil MU-X untuk kendaraan operasional antarjemput dosen dan guru mereka.
“Karena kebutuhan mobilitas yang tinggi untuk antar atau jemput dosen dan guru-guru pengajar yang kadang harus menempuh jarak yang jauh, seperti Banten, Bandung, Solo, dan kota-kota lain di Pulau Jawa yang membuat Al-Zaytun membeli sejumlah 19 unit MU-X, pembelian sekaligus sebanyak itu jarang sekali terjadi selain pemerintahan,” tutur dia.
Dia mengakui, pembelian itu akan mendongkrak angka penjualan MU-X, termasuk penjualan Isuzu secara keseluruhan. Penjualan Isuzu memang terus meningkat. Sepanjang 2018, penjualan ritel Isuzu mencapai 25.286 unit atau naik 26,9 % dari tahun sebelumnya yang sebesar 20.502 unit. Penjualan Isuzu MU-X juga melonjak dari 712 unit pada 2017 menjadi 737 unit di 2018.
Sugaji menambahkan, saat menawarkan MU-X, dia tidak mempromosikan soal tampilan eksterior dan interior sebab kebanyakan konsumen langsung membandingkan dengan merek pesaing.
“Tetapi saya langsung bicara soal kendaraan yang enak dibawa dan kenyamanan kabin. Karena memang itu yang menjadi keunggulan Isuzu MU-X. Ternyata benar, MU-X diterima dengan baik,” kata dia.
Hal itu diakui P Gumilang, pimpinan Al-Zaytun. Menurut dia, karena sudah pernah menggunakan Isuzu, maka pihaknya memilih MU-X. “Saya tidak ingin membanding-bandingkan dengan merek lain. Kami beli ini karena memang dulu sudah pakai Panther dan juga Grand Touring. Sekarang MU-X, ternyata lumayan, antenglah dipakai ke Surabaya,” ujar Gumilang.
Dia menjelaskan, pusat pendidikan Al-Zaytun memiliki dosen sebanyak 50 orang, guru 300 orang, dan staf kampus sekitar 400 orang. Mereka membina sekitar 10.000 santri yang menimba ilmu di sana, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi Strata 1. Mobil MU-X itu dipakai untuk antarjemput dosen dan guru dari berbagai daerah. Paling jauh dari Surabaya.(Hatim Varabi)
(nfl)