Datangkan Outlander PHEV, Mitsubishi: Kami Bukan Merek yang Suka Menunggu

Kamis, 18 Juli 2019 - 10:31 WIB
Datangkan Outlander...
Datangkan Outlander PHEV, Mitsubishi: Kami Bukan Merek yang Suka Menunggu
A A A
JAKARTA - PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) telah mendatangkan Outlander PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicles) ke pasar automotif nasional. Tercatat sebagai negara ASEAN pertama yang mendapatkan mobil ramah lingkungan tersebut, kedatangan Outlander PHEV juga membuktikan Indonesia adalah pasar penting bagi Mitsubishi.

Namun kehadiran Outlander PHEV harus dibayar mahal oleh MMKSI. Sebab mobil listrik sampai sekarang belum memiliki regulasi yang dapat menurunkan harganya. Sekadar catatan, harga mobil hybrid ini mencapai Rp1,2 miliar per unit.

"Kami bukan brand yang ingin menunggu (Perpres Mobil Listrik), tapi kami adalah perusahaan automotif yang ingin berbuat sesuatu," kata Naoya Nakamura, Presiden Direktur PT MMKSI saat acara Special Interview with Osamu Masuko, Mitsubishi Motors Corporation Chairman di Jakarta, Rabu (18/7/2019) malam..

Soal harganya yang mahal, sebut Naoya, itu dikarenakan pajak dari kendaraan yang tinggi. Didatangkan dari luar, Outlander PHEV dikenakan pajak ritel dan juga pajak barang mewah. "Dikarenakan mobil listrik kami menggunakan 4-wheel drive, jadi kena pajak barang mewah," ucapnya.

Mengenai rencana perakitan di Indonesia, Naoya mengatakan, pembangunannya di dalam negeri bisa dilakukan bila volume penjualan sudah mencapai angka tertentu. "Tentu ada rencana ke sana kalau populasinya di Indonesia sudah mencapai jumlah tertentu," ujarnya.

Sementara itu, Chairman of Mitsubishi Motors Corporation, Osamu Masuko, mengatakan, Indonesia menjadi negara pertama ASEAN yang bisa menikmati kecanggihan Outlander PHEV. "Mitsubishi Motors merilis pertama kali PHEV di Indonesia sebagai negara pertama untuk kawasan Asia Tenggara," kata Osamu Masuko.

PT MMKSI juga telah melakukan uji coba kendaraan bertenaga listrik di Pulau Sumba dengan menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Dia berharap konsumen di Indonesia bisa lebih mengenal mobil ramah lingkungan melalui Outlander PHEV.

"(Tidak mengejar penjualan) Untuk mobil listrik kami, yang dituju saat ini ialah masyarakat tahu dulu teknologi apa yang bisa diberikan PHEV. Nah setelah tahu kemudian bisa suka dan akhirnya suka untuk bisa memakai," ujarnya.

Osamu menegaskan, Outlander PHEV merupakan mobil canggih yang dibangun bukan hanya untuk kendaraan sehari-hari. Teknologi pada mobil ini memungkinkan bisa dijadikan sebagai sumber listrik cadangan. Bahkan bisa menyuplai kebutuhan rumah saat darurat.

"Di Hokaido saat terjadi bencana gempa, ada keluarga yang bisa bertahan hidup hingga 10 hari dengan dibantu pasokan listrik dari Outlander PHEV," tuntasnya.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1274 seconds (0.1#10.140)