Ini Cara XL Axiata Bekali Siswa SMA Hadapi Revolusi Industri 4.0
A
A
A
JAKARTA - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) bekerja sama dengan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Indonesia kembali menyelenggarakan program pengembangan kepemimpinan dan karakter “XL Axiata Youth Leadership Camp (XYLC) 2019”.
Sebanyak total 600 siswa setingkat SMA/SMK akan mengikuti program tahunan yang akan berlangsung di enam kota ini. Acara pertama akan berlangsung di Bogor sepanjang akhir pekan ini, 9-10 Agustus 2019, dengan peserta dari wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat.
Kegiatan ini diresmikan langsung oleh Group Head People Services XL Axiata, M Hira Kurnia bersama Direktur Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Purwadi Sutanto, Jumat (9/8/2019).
“Upaya untuk ikut serta memajukan dunia pendidikan di Indonesia terus kami kembangkan. Karena itu, tahun ini kami memutuskan untuk melanjutkan program XYLC ini dengan kembali menggandeng Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai institusi yang paling berkompeten di bidang ini,” kata Hira.
Pihaknya juga masih akan menerapkan kurikulum yang dapat membantu para pelajar SMA/SMK menghadapi revolusi industri 4.0, khususnya yang berkaitan dengan pengembangan soft skill yang belum banyak diajarkan di sekolah formal.
Hira Kurnia mengutarakan, soft skill atau yang dikenal dengan transversal skill merupakan kualitas yang dibutuhkan di semua bidang kerja. Kemampuan ini mencakup kreativitas, imaginasi, intuisi, emosi, dan etik yang sangat bermanfaat dalam membangun interaksi sosial.
“Program ini telah mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia,” paparnya.
Guna menghadapi Revolusi Industri 4.0 yang saat ini telah berlangsung, ada beberapa kompentensi dasar yang sudah harus dipersiapkan generasi muda Indonesia. Selain berupa hard skills yang sudah banyak diajarkan di sekolah, mereka juga memerlukan soft skills yang akan membantu proses interaksi sosial di semua keahlian.
Hal ini sesuai dengan rumusan World Economic Forum mengenai kemampuan atau soft skills yang perlu dimiliki oleh semua orang saat ini. Antara lain, kemampuan menyelesaikan permasalahan, berpikir kritis, kolaborasi dan koordinasi, komunikasi, serta kemampuan kognitif yang baik.
Tujuan utama diadakannya XYLC ini adalah untuk menciptakan generasi muda dengan kualitas daya saing tinggi yang adaptif terhadap perubahan yang sesuai dengan tuntutan era revolusi industri 4.0. Untuk itu, XL Axiata telah menyiapkan serangkaian topik pelatihan yang sesuai, yaitu Berpikir Kristis dan Kreatif, Public Speaking, Digital Collaboration, Media Sosial yang Menginspirasi, Pemecahan Masalah, Emotional Intelligence, dan Kepemimpinan.
Secara teknis, kata Kurnia, para peserta pun akan langsung dibimbing oleh pembicara yang merupakan karyawan XL Axiata dengan expertise yang sudah teruji. Mendapatkan mentoring berkelanjutan dari para mahasiswa peserta XL Future Leaders, dan tentunya akan mendapatkan e-sertifikat dari XL Axiata.
Selain itu, para peserta juga dibekali pemahaman tentang program “Bela Negara” yang mengangkat tema ‘Menyingkapi Revolusi Industri 4.0 Dalam Konteks Bela Negara’. Pembicara dari Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) secara langsung memberikan pemaparan materi kepada seluruh peserta melalui metode forum diskusi dua arah.
Pembekalan materi Bela Negara kepada peserta XL Axiata Youth Leadership Camp 2019 ini merupakan komitmen XL Axiata mendukung pemerintah yang telah diwujudkan melalui kerja sama antara XL Axiata dengan Wantannas berdasarkan MoU pada akhir Maret lalu.
Setelah Jakarta, program XYLC akan diselenggarakan di lima kota lainnya di periode Agustus-September. Yaitu berturut-turut Semarang, Medan, Makassar, Surabaya, dan terakhir Yogyakarta. Calon peserta masih bisa mendaftar untuk mengikuti program yang berlangsung di lima kota tersebut. XYLC juga terbuka untuk sekolah-sekolah dari kota atau kabupaten terdekat dengan lokasi XYLC.
Karena kuota peserta yang terbatas hanya 100 peserta per lokasi, maka panitia memprioritaskan peserta yang menjadi pengurus organisasi siswa di sekolah (OSIS, MPK, Pramuka, dll). Diharapkan program ini terus mendapat dukungan dari sekolah yang pernah menerima manfaat.
Sebanyak total 600 siswa setingkat SMA/SMK akan mengikuti program tahunan yang akan berlangsung di enam kota ini. Acara pertama akan berlangsung di Bogor sepanjang akhir pekan ini, 9-10 Agustus 2019, dengan peserta dari wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat.
Kegiatan ini diresmikan langsung oleh Group Head People Services XL Axiata, M Hira Kurnia bersama Direktur Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Purwadi Sutanto, Jumat (9/8/2019).
“Upaya untuk ikut serta memajukan dunia pendidikan di Indonesia terus kami kembangkan. Karena itu, tahun ini kami memutuskan untuk melanjutkan program XYLC ini dengan kembali menggandeng Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai institusi yang paling berkompeten di bidang ini,” kata Hira.
Pihaknya juga masih akan menerapkan kurikulum yang dapat membantu para pelajar SMA/SMK menghadapi revolusi industri 4.0, khususnya yang berkaitan dengan pengembangan soft skill yang belum banyak diajarkan di sekolah formal.
Hira Kurnia mengutarakan, soft skill atau yang dikenal dengan transversal skill merupakan kualitas yang dibutuhkan di semua bidang kerja. Kemampuan ini mencakup kreativitas, imaginasi, intuisi, emosi, dan etik yang sangat bermanfaat dalam membangun interaksi sosial.
“Program ini telah mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia,” paparnya.
Guna menghadapi Revolusi Industri 4.0 yang saat ini telah berlangsung, ada beberapa kompentensi dasar yang sudah harus dipersiapkan generasi muda Indonesia. Selain berupa hard skills yang sudah banyak diajarkan di sekolah, mereka juga memerlukan soft skills yang akan membantu proses interaksi sosial di semua keahlian.
Hal ini sesuai dengan rumusan World Economic Forum mengenai kemampuan atau soft skills yang perlu dimiliki oleh semua orang saat ini. Antara lain, kemampuan menyelesaikan permasalahan, berpikir kritis, kolaborasi dan koordinasi, komunikasi, serta kemampuan kognitif yang baik.
Tujuan utama diadakannya XYLC ini adalah untuk menciptakan generasi muda dengan kualitas daya saing tinggi yang adaptif terhadap perubahan yang sesuai dengan tuntutan era revolusi industri 4.0. Untuk itu, XL Axiata telah menyiapkan serangkaian topik pelatihan yang sesuai, yaitu Berpikir Kristis dan Kreatif, Public Speaking, Digital Collaboration, Media Sosial yang Menginspirasi, Pemecahan Masalah, Emotional Intelligence, dan Kepemimpinan.
Secara teknis, kata Kurnia, para peserta pun akan langsung dibimbing oleh pembicara yang merupakan karyawan XL Axiata dengan expertise yang sudah teruji. Mendapatkan mentoring berkelanjutan dari para mahasiswa peserta XL Future Leaders, dan tentunya akan mendapatkan e-sertifikat dari XL Axiata.
Selain itu, para peserta juga dibekali pemahaman tentang program “Bela Negara” yang mengangkat tema ‘Menyingkapi Revolusi Industri 4.0 Dalam Konteks Bela Negara’. Pembicara dari Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) secara langsung memberikan pemaparan materi kepada seluruh peserta melalui metode forum diskusi dua arah.
Pembekalan materi Bela Negara kepada peserta XL Axiata Youth Leadership Camp 2019 ini merupakan komitmen XL Axiata mendukung pemerintah yang telah diwujudkan melalui kerja sama antara XL Axiata dengan Wantannas berdasarkan MoU pada akhir Maret lalu.
Setelah Jakarta, program XYLC akan diselenggarakan di lima kota lainnya di periode Agustus-September. Yaitu berturut-turut Semarang, Medan, Makassar, Surabaya, dan terakhir Yogyakarta. Calon peserta masih bisa mendaftar untuk mengikuti program yang berlangsung di lima kota tersebut. XYLC juga terbuka untuk sekolah-sekolah dari kota atau kabupaten terdekat dengan lokasi XYLC.
Karena kuota peserta yang terbatas hanya 100 peserta per lokasi, maka panitia memprioritaskan peserta yang menjadi pengurus organisasi siswa di sekolah (OSIS, MPK, Pramuka, dll). Diharapkan program ini terus mendapat dukungan dari sekolah yang pernah menerima manfaat.
(mim)