Ekspor Industri Automotif Bantu Pemerintah Tekan Defisit Perdagangan
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, resmi membuka pameran Gaikindo International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC 2020) di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Kamis (5/3/2020). Pameran kendaraan niaga ini akan berlangsung tanggal 5-8 Maret 2020.
Saat membuka GIICOMVEC 2020, Menperin mengatakan, acara GIICOMVEC 2020 merupakan bentuk komitmen Gaikindo untuk mendukung dan mendorong industri automotif, khususnya industri kendaraan komersial. Sekaligus membantu perkembangan infrastruktur dan pembangunan di Tanah Air.
Dia mengakui, kinerja industri komersial pada 2019 dihadapkan pada tantangan perlambatan perekonomian nasional. Ini diakibatkan dampak ketidakpastian global serta defisit transaksi berjalan yang dialami pemerintah.
Di sisi lain, lanjut Agus, produksi kendaraan jenis bus, truk dan pikap di tahun lalu sebesar 241.000 unit. Angka tersebut terkoreksi sebesar 16,2% dari tahun sebelumnya.
“Penjualan domestik untuk jenis kendaraan komersial pada 2019 tercatat sebesar 232.000 unit atau turun sebesar 10,8%,” kata Agus.
Kendati demikian, menurut Agus, industri automotif nasional memiliki potensi sangat besar untuk berkontribusi dalam menekan defisit neraca perdagangan melalui peningkatan ekspor. Kinerja ekspor kendaraan roda empat atau lebih pada 2019 menujukkan tren sangat posistif.
“Ekspor kendaraan CBU tercatat 332.000 unit atau naik 25,5% dari tahun sebelumnya. Dan ekspor kendaraan CKD sebesar 511.000 set atau naik 523,5% dari 2018,” papar Agus.
Hal ini serupa dengan arahan Presiden Joko Widodo, bahwa ekspor kendaraan CBU dari Indonesia ditargetkan mencapai 1 juta unit pada 2024. “pemerintah berkomitmen untuk terus memperkuat basis industri kendaraan bermotor dalam negeri melalui penguatan struktur industri pada rantai nilai serta perbaikan infrastruktur industri,” imbuhnya.
Saat membuka GIICOMVEC 2020, Menperin mengatakan, acara GIICOMVEC 2020 merupakan bentuk komitmen Gaikindo untuk mendukung dan mendorong industri automotif, khususnya industri kendaraan komersial. Sekaligus membantu perkembangan infrastruktur dan pembangunan di Tanah Air.
Dia mengakui, kinerja industri komersial pada 2019 dihadapkan pada tantangan perlambatan perekonomian nasional. Ini diakibatkan dampak ketidakpastian global serta defisit transaksi berjalan yang dialami pemerintah.
Di sisi lain, lanjut Agus, produksi kendaraan jenis bus, truk dan pikap di tahun lalu sebesar 241.000 unit. Angka tersebut terkoreksi sebesar 16,2% dari tahun sebelumnya.
“Penjualan domestik untuk jenis kendaraan komersial pada 2019 tercatat sebesar 232.000 unit atau turun sebesar 10,8%,” kata Agus.
Kendati demikian, menurut Agus, industri automotif nasional memiliki potensi sangat besar untuk berkontribusi dalam menekan defisit neraca perdagangan melalui peningkatan ekspor. Kinerja ekspor kendaraan roda empat atau lebih pada 2019 menujukkan tren sangat posistif.
“Ekspor kendaraan CBU tercatat 332.000 unit atau naik 25,5% dari tahun sebelumnya. Dan ekspor kendaraan CKD sebesar 511.000 set atau naik 523,5% dari 2018,” papar Agus.
Hal ini serupa dengan arahan Presiden Joko Widodo, bahwa ekspor kendaraan CBU dari Indonesia ditargetkan mencapai 1 juta unit pada 2024. “pemerintah berkomitmen untuk terus memperkuat basis industri kendaraan bermotor dalam negeri melalui penguatan struktur industri pada rantai nilai serta perbaikan infrastruktur industri,” imbuhnya.
(mim)