Produsen Otomotif Jepang Pilih Nonaktifkan Airbag

Senin, 30 Juni 2014 - 13:04 WIB
Produsen Otomotif Jepang Pilih Nonaktifkan Airbag
Produsen Otomotif Jepang Pilih Nonaktifkan Airbag
A A A
TOKYO - Penarikan besar-besaran airbag yang dibuat oleh Takata Corp menyebabkan kegagalan sistem global. Jutaan mobil membutuhkan inflators airbag baru yang memakan waktu berbulan-bulan untuk memperbaiki semua penggantian.

Dilansir dari Autonews, Senin (30/6/2014), kini banyaknya recall terkait kerusakaan airbag, membuat para produsen merasa lebih aman tidak membekali mobil dengan airbag daripada memilikinya tapi rawan cacat.

Di Jepang misalnya, meski tidak ada korban jiwa terkait kerusakan airbag. Namun para produsen merasa, lebih aman tidak membekali mobil dengan airbag daripada memilikinya tapi rawan cacat.

Toyota Motor Corp menginstruksikan dealer untuk mematikan airbag di sisi penumpang dan menganjurkan penumpang duduk di kursi belakang. Hal yang sama juga dilakukan Honda Motor Co, Nissan Motor Corp dan Mazda Motor Corp.

"Airbag melengkapi fungsi sabuk pengaman, jadi jika penumpang mengikatkan sabuk pengaman dengan tepat, hal itu akan memberi tingkat keamanan. Karenanya, kami tidak menilai ini menjadi masalah keamanan," kata juru bicara Mazda, Keiko Yano.

Toyota menarik 650.000 kendaraan di Jepang dan 1,62 juta di luar negeri bulan ini untuk memperbaiki kemungkinan inflators airbag cacat yang dibuat oleh Takata. Honda, Nissan dan Mazda mengikuti dengan penarikan serupa, menargetkan hampir 3 juta unit.

Sementara itu, Toyota mengatakan pihaknya membutuhkan 1 bulan untuk menyelesaikan perbaikan. Sedangkan Honda sedikit kesulitan mengganti suku cadang, lantaran publik Jepang sangat akut dan berekasi sangat cepat terhadap penarikan.

"Pelanggan Jepang merupakan yang tertinggi ketika datang ke dealer untuk penggantian. Asumsi kami kemungkinan bahwa suku cadang tidak bisa mengejar ketinggalan dengan kecepatan pelanggan masuk. Itulah sebabnya kami menonaktifkan airbag sementara sampai suku cadang siap," kata juru bicara Honda, Yuka Abe.

Di sisi lain, di Amerika Serikat, manufaktur Jepang tetap menjaga airbag tetap berfungsi dan tidak menonaktifkan airbag bermasalah. Regulator badan keselamatan, mengatakan penggantian akan memakan waktu tapi airbag harus dipasang.

"Menonaktifkan airbag dilarang oleh hukum," kata juru bicara Nissan, Chris Keeffe. Sementara badan keselamatan lalu-lintas AS, mengatakan, "Kami tidak mengarahkan untuk mengambil tindakan itu."
(dyt)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8275 seconds (0.1#10.140)