Sering Mati Lampu Pendapatan Bengkel Kawasaki Menurun
A
A
A
PALEMBANG - Pemadaman listrik yang terjadi empat hari terakhir di Palembang memberi pengaruh besar bagi pendapatan bengkel resmi produk Kawasaki. Tercatat, bengkel Kawasaki Motorave yang berlokasi di Jalan Basuki Rahmat mengalami kerugian sebesar 5%.
Manajer Bisnis PT Karya Semesta Investama selaku pusat penjualan dan pelayanan konsumen, Taufik Saputra mengatakan, berkurangnya pendapatan bengkel ini diketahui dari semakin sedikitnya pelayanan kepada konsumen.
Sebab, untuk mengoperasionalkan alat bengkel memerlukan tenaga listrik, seperti kompresor angin ataupun bike lift yang biasa digunakan mekanik agar lebih mudah dalam service motor.
“Biasanya setiap konsumen mendapat full service. Tapi saat ini hanya bisa dilayani penggantian oli saja. Akibatnya, pendapatan bengkel berkurang meski hanya 5%,”jelas Taufik di ruang kerjanya, kemarin.
Omset bengkel perhari rata-rata lebih dari Rp1juta untuk layanan service, begitu juga untuk penggantian spare part. Dia menilai, layanan spare part kepada konsumen masih stabil karena hanya menyangkut penjualan dan pengadaan. Namun, kendala terjadi pada pendataan barang yang akhirnya menggunakan sistem manual dengan dicatat.
“Kami memilih tidak menggunakan genset. Begitu juga untuk showroom tidak terlalu membutuhkan energi alternatif itu. Meski memang mengganggu kenyamanan konsumen yang datang,”tuturnya.
Terkait penjualan di showroom, Taufik menyebutkan, pihaknya sudah menaikkan harga motor setiap tipe per 1 Oktober 2014 lalu, yakni sebesar Rp500.000 - Rp1juta.
Hal ini diakuinya cukup berdampak pada penurunan penjualan hingga 30%. Namun begitu, pihaknya tidak terlalu khawatir karena program promo digelar cukup menarik minat calon konsumen. “Kami tetap percaya diri karena pasarnya tetap ada, terutama motor sport,” tukas dia.
Manajer Bisnis PT Karya Semesta Investama selaku pusat penjualan dan pelayanan konsumen, Taufik Saputra mengatakan, berkurangnya pendapatan bengkel ini diketahui dari semakin sedikitnya pelayanan kepada konsumen.
Sebab, untuk mengoperasionalkan alat bengkel memerlukan tenaga listrik, seperti kompresor angin ataupun bike lift yang biasa digunakan mekanik agar lebih mudah dalam service motor.
“Biasanya setiap konsumen mendapat full service. Tapi saat ini hanya bisa dilayani penggantian oli saja. Akibatnya, pendapatan bengkel berkurang meski hanya 5%,”jelas Taufik di ruang kerjanya, kemarin.
Omset bengkel perhari rata-rata lebih dari Rp1juta untuk layanan service, begitu juga untuk penggantian spare part. Dia menilai, layanan spare part kepada konsumen masih stabil karena hanya menyangkut penjualan dan pengadaan. Namun, kendala terjadi pada pendataan barang yang akhirnya menggunakan sistem manual dengan dicatat.
“Kami memilih tidak menggunakan genset. Begitu juga untuk showroom tidak terlalu membutuhkan energi alternatif itu. Meski memang mengganggu kenyamanan konsumen yang datang,”tuturnya.
Terkait penjualan di showroom, Taufik menyebutkan, pihaknya sudah menaikkan harga motor setiap tipe per 1 Oktober 2014 lalu, yakni sebesar Rp500.000 - Rp1juta.
Hal ini diakuinya cukup berdampak pada penurunan penjualan hingga 30%. Namun begitu, pihaknya tidak terlalu khawatir karena program promo digelar cukup menarik minat calon konsumen. “Kami tetap percaya diri karena pasarnya tetap ada, terutama motor sport,” tukas dia.
(dol)