Singapura Gunakan Taksi untuk Tes Mobil Otonom
A
A
A
SINGAPURA - Singapura tertarik menggunakan mobil otonom (self-driving) dan untuk masa percobaan (tes) digunakan taksi.
Dilansir dari Engadget, Rabu (24/12/2014), tes ini dilakukan untuk mengeksplorasi seberapa baik konsep yang ada dalam prakteknya. Kota (dengan bantuan MIT) membuka salah satu lingkungan penggunaan mobil otonom.
Rencananya, lokasi ini akan efektif di tahun depan. Pemerintah Singapura ingin melihat bagaimana dampak mobil otonom dengan menghilangkan kemacetan lalu lintas.
Idealnya, kendaraan driverless akan digunakan untuk jarak pendek, seperti taksi atau mobil Uber. Nantinya pengguna akan diantar ke bandara atau stasiun kereta api.
Diharapkan keberadaan mobil driveless ini akan membantu di Singapura. Singapura mengalami kepadatan penduduk yang ekstrim (19.725 orang per mil persegi), sehingga menyebabkan insentif pemerintah banyak digunakan untuk transportasi massal.
Sebelum terealisasi baik, memang masih banyak rintangan untuk mengoperasikan mobil tak berawak, meskipun hanya untuk berwisata lintas kota. MIT ingin tahu bagaimana sepeda dan pejalan kaki bisa mempengaruhi perilaku mobil, dan mobil akan membutuhkan peta akurat untuk memastikan tidak masuk ke tepi jalan atau berhenti di tempat yang salah.
Dilansir dari Engadget, Rabu (24/12/2014), tes ini dilakukan untuk mengeksplorasi seberapa baik konsep yang ada dalam prakteknya. Kota (dengan bantuan MIT) membuka salah satu lingkungan penggunaan mobil otonom.
Rencananya, lokasi ini akan efektif di tahun depan. Pemerintah Singapura ingin melihat bagaimana dampak mobil otonom dengan menghilangkan kemacetan lalu lintas.
Idealnya, kendaraan driverless akan digunakan untuk jarak pendek, seperti taksi atau mobil Uber. Nantinya pengguna akan diantar ke bandara atau stasiun kereta api.
Diharapkan keberadaan mobil driveless ini akan membantu di Singapura. Singapura mengalami kepadatan penduduk yang ekstrim (19.725 orang per mil persegi), sehingga menyebabkan insentif pemerintah banyak digunakan untuk transportasi massal.
Sebelum terealisasi baik, memang masih banyak rintangan untuk mengoperasikan mobil tak berawak, meskipun hanya untuk berwisata lintas kota. MIT ingin tahu bagaimana sepeda dan pejalan kaki bisa mempengaruhi perilaku mobil, dan mobil akan membutuhkan peta akurat untuk memastikan tidak masuk ke tepi jalan atau berhenti di tempat yang salah.
(dyt)