Pose Kim Jong-un di Peti Mati Kalahkan Joget Pembawa Jenazah
Selasa, 28 April 2020 - 21:38 WIB
PYONGYANG - Viral sekelompok pria dengan pakaian keren berjoget sambil menggotong peti mati kini sudah terkalahkan dengan foto pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang terbaring di peti mati.
Mayoritas pengguna media sosial mungkin sudah tak asing dengan penampakan ini. Belakangan, kehadiran mereka muncul dalam berbagai format seiring dengan penyebaran pandemi COVID-19.
Namun semenjak Sebuah gambar yang dibagikan di media sosial tampak menunjukkan sang diktator berbaring di bawah selimut merah dengan mata terpejam, dan kepalanya diletakkan di atas bantal mengalahkan viralnya pembawa peti kematian Ghana. BACA JUGA: Kwangmyong Bikin Desas-Desus Kematian Kim Jong-un Mustahil Ditembus
Foto Kim sendiri memiliki kemiripan dengan foto ayahnya Kim Jong-il, diambil saat pemakamannya pada tahun 2011, dan tampaknya telah banyak diedit.
Gambar, yang dibagikan secara luas di media sosial, telah ditayangkan ke jaringan televisi Jepang, JNN News. Bahkan Banyak posting mengklaim itu berasal dari jaringan Televisi Satelit Hong Kong.
Sebenenarnya ini bukan foto rekayasa Photoshop Kim Jong-un bukan yang pertama pasalnya di Google sendiri banyak berseliweran foto-foto editan hasil keganasan netizen. BACA JUGA: Foto di Dalam Peti Mati, Bukti Kim Jong-un adalah King Photoshop
Sebelumnya Kelompok penyedia jasa pengiringan jenazah di Ghana. Menawarkan tarian dan koreografi yang ciamik, mereka menjamin perjalanan jenazah dipenuhi keceriaan dan kemeriahan sampai ke liang lahat.
Pemakaman di Ghana telah lama menampilkan tarian. Ketika seseorang meninggal secara wajar di usia tua, bukan hal yang aneh bagi orang-orang terdekatnya untuk merencanakan acara selama berhari-hari dengan berbagai kemeriahan. Namun, hal ini tidak berlaku untuk segala jenis kematian. Tidak semua orang mengadakan pesta mewah untuk anggota keluarga yang meninggal di usia muda.
Sejarawan Ghana Wilhelmina Donkoh mengatakan bahwa anggota keluarga mendiang membawa sendiri peti mati sebelum industri pemakaman berkembang pada 1990-an "Lama-kelamaan, para pengusung peti mati ingin tampil berbeda dengan menyuguhkan pertunjukan yang kreatif," kata Donkoh kepada Washington Post.
Mayoritas pengguna media sosial mungkin sudah tak asing dengan penampakan ini. Belakangan, kehadiran mereka muncul dalam berbagai format seiring dengan penyebaran pandemi COVID-19.
Namun semenjak Sebuah gambar yang dibagikan di media sosial tampak menunjukkan sang diktator berbaring di bawah selimut merah dengan mata terpejam, dan kepalanya diletakkan di atas bantal mengalahkan viralnya pembawa peti kematian Ghana. BACA JUGA: Kwangmyong Bikin Desas-Desus Kematian Kim Jong-un Mustahil Ditembus
Foto Kim sendiri memiliki kemiripan dengan foto ayahnya Kim Jong-il, diambil saat pemakamannya pada tahun 2011, dan tampaknya telah banyak diedit.
Gambar, yang dibagikan secara luas di media sosial, telah ditayangkan ke jaringan televisi Jepang, JNN News. Bahkan Banyak posting mengklaim itu berasal dari jaringan Televisi Satelit Hong Kong.
Sebenenarnya ini bukan foto rekayasa Photoshop Kim Jong-un bukan yang pertama pasalnya di Google sendiri banyak berseliweran foto-foto editan hasil keganasan netizen. BACA JUGA: Foto di Dalam Peti Mati, Bukti Kim Jong-un adalah King Photoshop
Sebelumnya Kelompok penyedia jasa pengiringan jenazah di Ghana. Menawarkan tarian dan koreografi yang ciamik, mereka menjamin perjalanan jenazah dipenuhi keceriaan dan kemeriahan sampai ke liang lahat.
Pemakaman di Ghana telah lama menampilkan tarian. Ketika seseorang meninggal secara wajar di usia tua, bukan hal yang aneh bagi orang-orang terdekatnya untuk merencanakan acara selama berhari-hari dengan berbagai kemeriahan. Namun, hal ini tidak berlaku untuk segala jenis kematian. Tidak semua orang mengadakan pesta mewah untuk anggota keluarga yang meninggal di usia muda.
Sejarawan Ghana Wilhelmina Donkoh mengatakan bahwa anggota keluarga mendiang membawa sendiri peti mati sebelum industri pemakaman berkembang pada 1990-an "Lama-kelamaan, para pengusung peti mati ingin tampil berbeda dengan menyuguhkan pertunjukan yang kreatif," kata Donkoh kepada Washington Post.
tulis komentar anda