Gunakan Baterai Berjenis LFP, BYD Tidak Butuh Nikel Indonesia

Rabu, 27 Desember 2023 - 12:14 WIB
Perbedaan antara baterai dengan bahan NCM dan LFP yang dipajang di kantor pusat BYD di Shenzen, China. Foto: Sindonews/Danang Arradian
SHENZEN - Indonesia kaya cadangan nikel . Seharusnya, ini bisa berdampak positif terhadap perkembangan industri mobil listrik lokal bahkan dunia. Sayangnya, tidak semua baterai mobil listrik terbaru menggunakan bahan nikel.

Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia disebut memiliki cadangan nikel sebesar 72 juta ton Ni (nikel). Jumlah tersebut merupakan 52% dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 139.419.000 ton.

Karena itu, pemerintah Indonesia berupaya untuk melakukan hilirisasi nikel untuk menciptakan ekosistem kompetitif di rantai nilai baterai lithium dan kendaraan listrik.

Seperti diketahui, nikel menjadi salah satu bahan utama dari baterai jenis NMC (LiNiMnCoO2), salah satu jenis baterai litium-ion yang paling sukses di pasar. Baterai ini kombinasi 3 logam utama dengan komposisi relatif sama: nikel-mangan-kobalt.

Meski demikian, pabrikan mobil listrik asal China BYD tampaknya tidak butuh nikel dari Indonesia.



Sebab, sejumlah model mobil listrik yang bakal dibawa ke Indonesia seperti BYD Seal, BYD Atto 3, dan BYD Dolphin menggunakan baterai berjenis Lithium Iron Phosphate atau LFP.



Baterai Blade milik BYD yang menggunakan bahan Lithium Iron Phosphate atau LFP. Foto: Sindonews/Danang Arradian

”Karena memakai baterai LFP, kami memang tidak butuh nikel,” beber General Manager BYD Asia-Pasific Auto Sales Division Liu Xueliang saat ditemui di kantor pusat BYD di Shengzhen, China.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More