Alasan BMW Belum Mau Bawa Mobil Hybrid Baru ke Indonesia

Minggu, 31 Maret 2024 - 13:04 WIB
Mobil BMW. FOTO/ DAILY
JAKARTA - Pasar mobil hybrid terus berkembang di Indonesia yang membuat sejumlah produsen menghadirkan model terbaru di segmen tersebut. Tapi, berbeda dengan BMW yang tak kunjung menambah lini model mobil hybrid dalam jajarannya.



Sekadar informasi, saat ini pemerintah sedang menggodok wacana pemberian insentif untuk mobil hybrid. Mengingat mobil jenis tersebut terbukti menurunkan emisi hingga lebih dari 50 persen.



Arifin Makarim, Director of Sales BMW Group Indonesia menyampaikan bahwa pihaknya masih menunggu kepastian insentif mobil hybrid dari pemerintah. Mengingat hal tersebut akan membuat harga produk yang dipasarkan jauh lebih terjangkau.

“Sejauh ini kita lihat insentif dan benefit utama lebih untuk BEV (Battery Electric Vehicle), sementara belum ada (insentif) untuk mobil hybrid,” kata Arifin di Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

BMW Indonesia sebenarnya sudah memasarkan mobil hybrid, yakni X7, dengan harga Rp2,4 miliar off the road. Teknologi yang digunakan adalah mild hybrid yang tertanam di gearbox dalam bentuk generator starter yang dapat memberikan tenaga 12 hp.

Director of Communication BMW Group Indonesia Jodie O’tania mengatakan sangat memungkinkan membawa mobil hybrid terbaru ke Indonesia. Ia menuturkan secara global, BMW memiliki strategi untuk menghadirkan model dengan beragam jenis powertain.

“BMW Global itu memiliki strategi untuk menyediakan kendaraan dengan beragam jenis powertrain. Kita punya ICE, BEV, dan PHEV. Jadi mobil hybrid baru untuk pasar Indonesia, sebenarnya cukup memungkinkan,” ujarnya.

“Kita lihat lagi seperti apa insentif atau penerimaan seperti apa. Tapi pastinya kalau hanya membawa sangat mudah untuk BMW,” sambung Jodie.

Arifin mengungkapkan bagi masyarakat Indonesia sangat mudah untuk menggunakan mobil hybrid ketimbang beralih langsung ke mobil listrik berbasis baterai. Pasalnya, mobil jenis ini masih mengandalkan bahan bakar minyak sebagai sumber daya utama.

“Untuk melakukan peralihan dari ICE ke PHEV lebih gampang. Kalau BEV butuh waktu lebih banyak untuk melakukan studi tersebut. Keuntungan (bebas) ganjil genap kan BEV yang dapet kalau hybrid kita belom tahu seperti apa,” ucap Arifin.
(wbs)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More