Suzuki Beri Kode Bakal Luncurkan Mobil Hybrid Baru
Minggu, 31 Maret 2024 - 17:30 WIB
JAKARTA - Suzuki Indonesia semakin nyaman bermain di segmen mobil hybrid dengan permintaan yang terus meningkat. Memiliki Ertiga, XL7, dan Grand Vitara dalam jajaran model hybrid, produsen asal Jepang itu berencana menghadirkan model baru.
Joshi Prasetya, Dept. Head Strategic Planning PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), memberikan kode model baru yang akan meluncur menggunakan teknologi hybrid. Namun, ia tidak bisa menjelaskan secara gamblang soal peluncuran model baru.
“Saat ini kita produksi kendaraan hybrid, berasa sangat mungkin untuk produk selanjutnya mengadopsi teknologi hybrid. Kalau mengenai launching produk mungkin harus konfirmasi dari bagian sales,” kata Yoshi di Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, penggunaan teknologi keberlanjutan sangat didukung oleh pemerintah untuk menekan emisi gas buang. Terlebih, konsumen Indonesia lebih tertarik dengan mobil hybrid ketimbang mobil listrik.
“Kalau lihat data ke belakang, minat masyarakat terhadap Suzuki hybrid itu alami peningkatan cukup signifikan. Memang sekarang itu sesuai keinginan bersama tujuan Suzuki global terhadap lingkungan cukup kuat, ditambah dari target pemerintah arah lingkungan juga kuat,” ujar Yoshi.
Yoshi juga tidak menutup kemungkinan Suzuki memproduksi mobil hybrid secara lokal demi menekan harga jual. Terutama pada model yang memang sangat diminati oleh konsumen Indonesia.
“Secara global sebenernya mempunyai teknologi full hybrid. Jadi secara teknologi Suzuki ada. Masih bisa (produksi lokal), semua ada pengaturannya,” ucapnya.
General Manager Strategic Planning Department PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Ei Mochizuki mengatakan mobil hybrid jadi kekuatan utama saat ini. Diyakini, hal tersebut dapat membawa Indonesia terlepas dari one million trap alias jebakan satu juta unit penjualan per tahun.
“Kita juga percaya kok pemerintah sekarang ini punya satu kekuatan baru, kekuatan yang ada di daerah, di saat itu sudah terbentuk terbangun roda bisnis mulai berputar, di situ ekonomi mulai bergerak,” tuturnya.
“Thats why hybrid. Kita masih mikir hybrid itu yang terbaik dan itu masih kita jual. Kalau kuantitasnya sedikit kan itu belum populer, populer itukan kalau kuantitasnya banyak dan tersebar,” lanjutnya.
Joshi Prasetya, Dept. Head Strategic Planning PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), memberikan kode model baru yang akan meluncur menggunakan teknologi hybrid. Namun, ia tidak bisa menjelaskan secara gamblang soal peluncuran model baru.
“Saat ini kita produksi kendaraan hybrid, berasa sangat mungkin untuk produk selanjutnya mengadopsi teknologi hybrid. Kalau mengenai launching produk mungkin harus konfirmasi dari bagian sales,” kata Yoshi di Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, penggunaan teknologi keberlanjutan sangat didukung oleh pemerintah untuk menekan emisi gas buang. Terlebih, konsumen Indonesia lebih tertarik dengan mobil hybrid ketimbang mobil listrik.
“Kalau lihat data ke belakang, minat masyarakat terhadap Suzuki hybrid itu alami peningkatan cukup signifikan. Memang sekarang itu sesuai keinginan bersama tujuan Suzuki global terhadap lingkungan cukup kuat, ditambah dari target pemerintah arah lingkungan juga kuat,” ujar Yoshi.
Yoshi juga tidak menutup kemungkinan Suzuki memproduksi mobil hybrid secara lokal demi menekan harga jual. Terutama pada model yang memang sangat diminati oleh konsumen Indonesia.
“Secara global sebenernya mempunyai teknologi full hybrid. Jadi secara teknologi Suzuki ada. Masih bisa (produksi lokal), semua ada pengaturannya,” ucapnya.
General Manager Strategic Planning Department PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Ei Mochizuki mengatakan mobil hybrid jadi kekuatan utama saat ini. Diyakini, hal tersebut dapat membawa Indonesia terlepas dari one million trap alias jebakan satu juta unit penjualan per tahun.
“Kita juga percaya kok pemerintah sekarang ini punya satu kekuatan baru, kekuatan yang ada di daerah, di saat itu sudah terbentuk terbangun roda bisnis mulai berputar, di situ ekonomi mulai bergerak,” tuturnya.
“Thats why hybrid. Kita masih mikir hybrid itu yang terbaik dan itu masih kita jual. Kalau kuantitasnya sedikit kan itu belum populer, populer itukan kalau kuantitasnya banyak dan tersebar,” lanjutnya.
(wbs)
tulis komentar anda