Terseret Kasus Vina Cirebon, Inilah Sejarah Geng Motor di Indonesia

Minggu, 19 Mei 2024 - 20:07 WIB
Sejarah Geng Motor di Indonesia. FOTO/ RIDEAPART
CIREBON - Kasus pembunuhan yang diduga dilakukan geng motor Moonraker terhadap Vina Cirebon 2016 lalu memasuki babak baru. Pasalnya hingga kini dari belasan tersangka tinggal 3 orang anggota Moonraker belum tertangkap.



Tiga buronan kasus Vina Cirebon tersebut adalah Andi, Dani, dan Pegi alias Perong alias Egi yang diduga Anggota geng motor Moonraker.



Jika ditilik ke belakang, geng motor ada di Indonesia sejak akhir 1980-an, geng motor bermunculan di kota-kota besar, bahkan kemudian merambah hingga pelosok kampung. Maklum, motor bukan lagi barang mewah. Dengan mudah, karena uang muka dan cicilan murah, kita bisa memilikinya.

Para pemiliknya lalu membentuk klub motor; biasanya berdasarkan kesamaan merek, tak lagi berdasarkan pabrikannya. Mereka membangun solidaritas melalui touring atau kegiatan lainnya.

Sialnya, beberapa dari mereka kemudian jadi geng motor yang suka bikin onar. Geng motor yang eksis, dan tak jarang anarkis, umumnya berada di Jawa Barat. Empat terbesar adalah M2R atau Moonraker, Grab on Road (GBR), Brigade Seven (Brigez), dan Xlat To Coitus (XTC).

Seperti dikutip dari laman resmi Moonraker Indonesia, bahwa Motorfiets Rijders Te Batavia telah berdiri pada zaman Pemerintah Hindia Belanda tepatnya tahun 1915.

Artinya, kelahiran Motorfiets Rijders Te Batavia, terpaut 12 tahun dari pendirian klub motor tertua di dunia yakni Yonkers Motorcycle Club pada 1903 di Kota New York, Amerika Serikat.

Ini membuktikan bahwa Indonesia di masa Pemerintahan Hindia Belanda memiliki peradaban otomotif yang terbilang maju lantaran siklus aktivitasnya tidak berjarak terlampau jauh.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More